Liburan Natal

231 72 5
                                    

Massive Conscience

Disclaim : M. Kishimoto

Sepanjang perjalanan udara, Hinata mampu terjaga berkat kegembiraan menggoda suaminya. Tapi sesampainya di Hokkaido, dia jatuh lelap dalam mobil tak lama semenjak pergi dari bandara. Sekalipun kemewahan kabin kelas satu berhasil membuat dia merasa hidup, perasaan letih dari perjalanan jauh tetap menghinggapi tubuhnya.

Untuk keperluan bisnis sesekali waktu, Naruto tentu punya tempat tinggal di wilayah paling utara tersebut. Salah satunya di Central, di barat pegunungan nan asri dengan ketebalan salju yang nyaris dua puluh senti di musim dingin. Pria yang hampir-hampir menggilai keheningan itu, menempati rumah di pemukiman sepi. Dengan bangunannya yang relatif sederhana dari ukuran dan dekorasi, yang bahkan tidak terdapat garasi—memaksa dia membersihkan salju sendiri pada mobilnya ketika hendak pergi di kemudian hari.

Naruto menyadari istrinya bangun sejak beberapa menit yang lalu, barangkali diam saja karena masih mengumpulkan kesadaran. "Tunggu sebentar," katanya sebelum turun dan memasuki rumah. Dia baru meninggalkan tempat ini sebulan yang lalu, mestinya tidak perlu sampai memakan waktu untuk membersihkan dan merapikan ini itu.

Tapi ia tahu bahwa seorang Hinata tidak gampang menuruti perintah semacam itu, yang seketika saja sudah mengekor di belakangnya. Naruto mempersilakan si istri masuk dan membawanya duduk di sofa ruang tamu, dekat perapian yang sedang padam. Tidak butuh semenit untuk mengambil selimut beludru dari kamar dan membungkuskan itu ke tubuh Hinata.

"Hangatkan dirimu," di telinga Hinata suara itu teramat menenangkan—serta mengundang. Dia mengerjapkan matanya saat si suami membungkuk dan memakaikan selimut tebal nan harum ke tubuhnya. Pipi serta hidungnya sudah merah berkat suhu dingin yang sudah jelas di bawah nol. Kini kian memanas berkat tangan Naruto yang mengusap-usapnya dengan pelan dan gemas. Ia menjadi bak bayi di hadapan si suami.

Hinata ingin membantu ketika tahu Naruto mengambili kayu bakar untuk diletakkan di pengapian. Tapi beberapa bagian tubuhnya sudah mati rasa karena dingin—lagi pula pria itu tak bakal mengizinkannya ambil peran mengurusi rumah. "Apa kegiatan kita besok?" Tanyanya sekedar menghilangkan jenuh.

"Main salju," Naruto menjawab sambil menyulutkan api. "Atau melihat danau beku." Perlahan kehangatan dari nyala perapian merambat memenuhi ruangan. "Atau apa saja terserah."

Membayangkannya saja, Hinata yang belum sembuh dari suhu dingin luar rumah kini makin gemetar. Tapi ia merapatkan kaki dan bahu erat-erat supaya tidak kelihatan. "Atau di sini saja," ia menyarankan tanpa sadar. Padahal, angan soal bersenang-senang di tengah hamparan salju yang luas bersama Naruto kelewat dominan.

"Itu juga bagus." Selama itu dengan istrinya, si bos muda akan gembira. "Apa kau lapar?" Naruto bertanya sambil mengusap kedua telapak tangannya—ia pun merasa nyaman dengan suhu hangat yang merekah dari perapian.

"Tidak juga." Kini sudah tengah malam. Sekalipun bukan tidur, Hinata ingin mereka berdua sama-sama istirahat. Berharap esok pagi letihnya lenyap diganti perasaan antusias untuk menjejak salju tebal dengan kakinya yang dibungkus sepatu bot.

Sejujurnya, Naruto ingin menelan sesuatu yang hangat, terutama kopi. Buruknya, tidak ada cokelat atau susu di sini untuk disajikan bersama itu—untuk istrinya. Tapi bukan berarti ia tidak bisa memikirkan sesuatu untuk dibuat di dapur guna sandingan malam mereka berdua menjelang tidur. Karena tidak punya niatan membuat gadis itu menunggu lama, dia hanya membuat kopi dan teh madu, segera menyajikannya ke ruang tamu sementara membiarkan kompor menyala untuk merebus kastanye.

Naruto mengulum senyum geli melihat penampakan istrinya—serupa gumpalan bulu yang meringkuk di sofa sambil terpejam. Dia sendiri tak begitu merasakan dampak dari penurunan suhu, justru hawa panas yang merekah dari pendiangan lama-kelamaan membuatnya gerah. Jadi ia melepas baju luarnya dan menyampirkan di bahu sofa sebelum mendudukkan diri.

Massive ConscienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang