Kini seluruh siswa berkumpul di aula academy, hari yang mereka tunggu-tunggu pun akhirnya tiba, kini saatnya pengumuman 6 calon kandidat raja iblis, seluruh siswa merasa cemas dan gelisah menunggu hasil ujian tertulis mereka.
Para siswa duduk menunggu para guru dan kepala sekolah memasuki ruang aula, terlihat Almiro, Almira, Nuzan, dan Athanasia duduk di kursi yang terpisah dengan jarak cukup jauh dari murid lainnya, tentu saja karena mereka bukanlah iblis yang memiliki status sosial yang setara dengan siswa lainnya, namun hal itu tidak dihiraukan oleh Almiro, Almira, Nuzan, dan Athanasia, saat ini mereka hanya fokus untuk mengetahui apakah salah satu dari mereka akan menjadi calon kandidat raja iblis.
Nuzan menatap kearah Almiro yang terlihat biasa saja, ekspresinya tidak memperlihatkan kegelisahan hanya ekspresi wajah datar, namun terlihat Almiro memainkan jarinya membuat Nuzan tahu bahwa sebenarnya Almiro juga gelisah.
"Apa kau baik-baik saja Almiro?" Tanya Nuzan.
"Tentu saja, apa kau pikir aku gelisah?" Ujar Almiro dengan nada cueknya.
"Aku hanya bertanya tidak usah sensi gitu dong" ujar Nuzan dengan nada kesalnya.
"Kau sendiri bagaimana? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Almiro.
"Tentu saja, kau tahu sendiri aku tidak ada niat untuk menjadi raja iblis" jawab Nuzan menatap kearah Almiro dengan ekspresi tersenyum.
Melihat senyuman Nuzan, Almiro ikut tersenyum, Almiro mencubit pelan hidung Nuzan membuat Nuzan kesal.
"Almiro apa yang kau lakukan?" Tanya Nuzan dengan raut wajah kesal, melihat ekspresi kesal Nuzan membuat Almiro tertawa kecil.
"Dasar tikus kecil" ujar Almiro sembari tersenyum.
"Dasar kucing jelek" balas Nuzan membuang mukanya, namun sesaat pandangan Nuzan terfokus pada seseorang, Nuzan menatap kearah sosok itu seketika Nuzan menutup matanya sejenak dan sosok itu hilang berubah menjadi abu, melihat sosok itu menghilang Nuzan tersenyum sejenak.
"Nuzan apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Almiro, seketika Nuzan kembali ke posisi awal.
"Tidak apa-apa" jawab Nuzan singkat, melihat tingkah Nuzan, Almiro merasa bingung.
Tak lama Almiro menyentil pelan dahi Nuzan membuat Nuzan lagi-lagi merasa kesal dengan Almiro.
"Almiro, apa yang kau lakukan? Dahiku sakit karenamu" kesal Nuzan sembari mengelus dahinya yang kena sentil Almiro, melihat ekspresi Nuzan yang sangat imut bagi Almiro membuatnya kembali tertawa kecil.
"Itu salahmu sendiri tikus kecil, karena kau sudah mulai berbohong kepadaku" jelas Almiro sembari tersenyum kearah Nuzan.
"Aku? Berbohong? Apa maksudmu? Sejak kapan aku berbohong padamu?" Tanya Nuzan dengan raut wajah heran.
"Dasar tikus kecil, tadi aku bertanya apa kau baik-baik saja namun kau malah berbohong padaku, apa kau pikir aku tidak tahu kalau tadi tingkahmu sangat aneh" ujar Almiro dengan ekspresi datar.
"Aku serius baik-baik saja Almiro, aku tadi melihat pemuda tampan saja maka dari itu aku terpesona sesaat melihatnya, itu saja" jelas Nuzan sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap lurus kedepan.
Mendengar itu terlihat raut wajah tak suka di wajah Almiro ketika mendengar ucapan Nuzan, pandangan Almiro mengedar mencari pemuda yang Nuzan maksud namun Almiro tidak menemukan pria yang menurutnya cocok menjadi pemuda tampan bagi Nuzan.
"Apa kau menipuku? Aku tidak melihat pemuda tampan yang kau maksud" ujar Almiro.
"Kau tahu apa, memangnya kau tahu siapa pemuda yang kumaksud?" Tanya Nuzan, mendengar pertanyaan Nuzan terlihat Almiro salah tingkah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Athasila
FantasyDi dunia bawah yang dipenuhi kekacauan akibat kosongnya tahta raja iblis karena kematian raja iblis di peperangan 3 ras yaitu ras iblis, Manusia, dan juga ras dewa, tak lama di tengah-tengah kekacauan sebuah ramalan menyebar di seluruh dunia bawah b...