XVII Bangkitnya 11 Dungeon Iblis

36 4 0
                                    

Almiro menatap kearah Denon, Arkia, dan Azuna membuat mereka tertegun dan dalam pandangan mereka melihat masa depan dimana mereka melihat sosok Almiro Matthias duduk di singgasana raja iblis dengan naga Hitam dibelakang singgsana Almiro dan seluruh iblis Zorn bersimpuh di depan Almiro.

Arkia, Denon, dan Azuna tersadar, tubuh mereka merinding setelah apa yang baru saja mereka lihat, Denon menatap ke para siswa yang berada di tribun penonton, Denon bisa melihat para siswa sangat tegang dan kebingungan melihat kejadian yang terjadi antara Almiro dan Sebastian.

"Sepertinya duel ini tidak bisa dilanjutkan lagi, Nero lebih baik kau umumkan kemenangan Sebastian, karena bagaimanapun Almiro tidak bisa bertarung lagi" pinta Denon, mendengar itu Nero menutup matanya dan mengangkat tangan kanannya keatas.

"Dengan ini kuumumkan bahwa Sebastian memenan..." Ucapan Nero terhenti ketika secara tiba-tiba terdapat sayatan di dada Nero membuat semua iblis yang menyaksikan itu terkejut.

Nero tumbang seketika, membuat Arkia, Denon, Azuna, dan Sebastian dalam posisi siaga, mereka terkejut melihat tangan kanan Almiro berwarna hitam pekat dengan kuku tajam yang dipenuhi oleh darah Nero yang menetes, kuku itu diselimuti aura sihir berwarna hitam pekat. 

Posisi Almiro tidak berubah sama sekali, Denon berpikir secepat apa serangan Almiro sehingga dirinya tidak bisa menyadari hal itu, Almiro mengangkat tangan kanannya di depan wajahnya dan aura sihir di kuku tajam Almiro semakin pekat.

"Sepertinya kita harus mengamankan para siswa, keselamatan mereka terancam karena Almiro sudah mulai menyerang" bisik Azuna, mendengar itu Arkia menganggukkan kepalanya.

Arkia mengangkat tangannya mengaktifkan sihir teleportasi untuk menyelamatkan para siswa yang ada di tribun penonton. Lingkaran sihir tercipta di bawah para siswa membuat para siswa terkejut, disaat para siswa akan berteleport, kejadian tidak terduga terjadi, tangan Arkia terpotong dan bekas potongan tangan Arkia diselumuti oleh aura sihir hitam pekat yang bisa membuat Arkia tidak bisa menyembuhkan tangannya dengan sihir regenerasi.

Azuna segera menghampiri Arkia dan berusaha menyembuhkan tangan Arkia namun gagal, aura sihir itu membuat sihir penyembuhan Azuna tidak bekerja, Denon menghampiri Sebastian yang sedari tadi terdiam terpaku menyaksikan kejadian yang terjadi.

"Sebastian lebih baik kau segera mundur dari sini, keadaan disini benar-benar berbahaya, sepertinya Almiro mengincarmu karena tidak menerima kekalahannya dalam duel kali ini" gumam Denon.

"Tidak tuan Denon, aku tidak akan pergi dari sini, jika memang aku harus bertarung dengan Almiro aku tidak akan mundur" tolak Sebastian dengan tegas.

"Aku paham itu, tapi untuk saat ini kondisinya sedang tidak baik, seseorang sedang mengendalikan tubuh Almiro dan kekuatan Almiro saat ini lebih kuat dibandingkan dirimu, keabadianmu akan terancam jika kau bertarung dengan Almiro saat ini" jelas Denon berusaha untuk membuat Sebastian paham.

"Maafkan aku tuan Denon, tapi aku tidak akan menyerah walaupun sekuat apa Almiro saat ini" ujar Sebastian dengan tekad yang kuat, mendengar itu Denon menghela nafas.

Denon menoleh kearah Arkia yang sedang diobati oleh Azuna untuk memastikan bahwa luka Arkia dapat disembuhkan, Denon menatap kearah Almiro dan betapa terkejutnya Denon ketika ia tidak melihat Almiro di tempatnya.

Denon menoleh kebelakang dan melihat Almiro berdiri di belakang Sebastian dan bersiap untuk menyerangnya, dengan sigap Denon melindungi Sebastian yang tidak menyadari kehadiran Almiro.

Denon terdorong mundur beberapa meter ketika ia berusaha untuk menghentikan serangan Almiro yang kuat, Almiro mengarahkan pandangannya kearah Denon dan dengan kecepatan kilat Amiro menyerang Denon dengan cakarnya, Denon menangkis semua serangan Almiro dan mengimbangi kecepatan serangan Almiro.

The AthasilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang