Empat Belas

6.1K 502 15
                                    

"Gimana Rafan? Ada kabar terbaru dari rumah sakit?" Tanya Gilang pada Rafan di sela sela makan malam keluarga mereka.

"Belum pah. Rafan juga udah minta tolong kak Adrian buat minta bantuan ke temen temen kak Adrian di rs besar. Tapi katanya belum ada donor paru yang cocok"

"Pantau terus ya nak.. Semoga saja kita cepet dapet pendonor yang cocok dengan Daffin"

"Iyah mah, pasti."

"Daffin gatau kan kalo paru parunya 50% udah rusak?" Tanya Rafin

"Jangan sampe tau! Nanti dia malah drop" Ketus Rafan.

Makan malam itu dipenuhi suasana yang menyedihkan.

"Rafan bakal usahain terus cari kerumah sakit manapun. Walaupun harus ke LN" Tegas Rafan.

"Kamu juga harus tetep jaga kesehatan ya Rafan" Dina mengingatkan.

Rafan mengangguk mengerti.

★★★★★★★

Daffin membereskan barangnya karena ia baru saja selesai mandi. Untungnya di penginapan ada air hangat. Jadi Daffin bisa mandi air hangat.

Kantor hanya memesan 2 kamar. Untuk para perempuan dan laki laki. Tapi karena Dio yang tiba tiba ikut tanpa persiapan kamar, terpaksa mereka harus sekamar bertiga.

Padahal kamar itu hanya ada 2 single bed. Tapi akhirnya mereka memesan satu kasur tambahan untuk dikamar.

"Gue aja yang di kasur bawah Daf." Ucap Reno yang baru saja selesai mandi dan melihat Daffin sudah merebahkan diri di kasur bawah.

"Gapapa elah" Balas Daffin tak bergerak.

Reno pun mengambil hp nya dan ingin langsung rebahan juga.

Dio baru saja masuk ke kamar. Ia melihat Daffin sudah merebabkan tubuhnya dengan santai di kasur bawah.

"Kenapa dibawah? Lo tidur diatas!"

"Enakan dibawah bang. Ga langsung kena ac, ketutupan dipan kasur"

Benar kata Daffin. Posisi Ac ada di atas pas kasur Daffin. Jadi Daffin tidak akan terkena sorot ac nya.

Reno tercengang. Sejak kapan mereka seakrab itu.

Dio pun tak membalas lagi, lalu duduk di kasur sebelah Daffin

"Eh pak saya disitu"

"Saya mau disini" Balas Dio dingin.

Reno mengalah dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya di kasur dekat pintu. Padahal dia mau dekat Daffin biar bisa ngobrol.

★★★★★★★

Daffin terbangun, ia tak sadar kalau ketiduran. Lampu kamar pun sudah dimatikan. Hanya tersisa lampu tidur di sudut ruangan. Daffin melihat Reno sudah tertidur pulas dengan mulut menganga. Sedangkan Dio tidur samping menghadap Daffin.

Daffin membuka hp nya.

23.47

[Kak Rafan : Jangan lupa minum obat]
[Kak Rafan : Daffin]
[Kak Rafan : minum obat]

3 pesan dari Rafan setiap satu jam mengingatkan.

Dengan penerangan hp nya, Daffin merogoh tas nya dan mengambil obatnya.

Lalu mengambil satu butir kapsul obat dan menelannya.

"Maaf, karna gatau lo punya asma, gue jadi maksa lo ikut kesini"

Daffin menengok kaget. Perasaan Dio udah tidur. Daffin mengambil botol minum nya dan menenggak air itu untuk membantunya menelan obat.

"Rafin ga pernah cerita kalo lo punya asma"

Seperti KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang