Dua Puluh Enam

2.5K 257 8
                                    

Daffin berlari ke kamar Rafan Rafin dengan antusias.

"Kak!!" Panggil Daffin langsung masuk ke kamar kakak nya itu.

Rafan sedang duduk di kasur Rafin. Sedangkan Rafin terlihat sangat pucat bersandar di kasurnya.

"Kenapa Daf?"

Ekspresi semangat nya tadi seketika hilang melihat wajah pucat Rafin.

"Kak Rafin sakit lagi?" Khawatir Daffin.

"Kemaren belum sembuh total. Ini cuma kecapean aja kok" Ucap Rafin.

Rafan berdiri lalu merapihkan kotak obat nya.

"Kenapa Daffin? Semangat banget" Tanya Rafan masih sibuk merapihkan obat.

"Besok kan tanggal merah, tadinya mau ajak jalan jalan. Tapi kapan kapan aja deh. Kak Rafin kan lagi sakit."

"Maaf ya Daf, gue juga besok ada janji sama pasien."

"Santai kak!"

"Nanti kalau kakak udah sembuh yaa" Balas Rafin.

Daffin mengangguk lalu keluar begitu saja dari kamar kakak nya itu.

Ia kembali ke kamarnya.

Membuka sketchbook nya.

Terlihat ada 10 gambar wishlist yang Daffin buat selesai sehat.

Ia mengeluarkan 3 tiket pesawat ke luar kota yang sudah ia beli.

Daffin pun mencoret wishlist pertamanya yang bertuliskan

×Naik pesawat pertama kali sama kak Rafan dan kak Rafin×

Daffin menutup sketchbook nya. Berdiri dengan cepat karena sudah mengantuk.

Rumah yang sepi kini terasa jelas. Perlahan Gilang dan Dina pun mulai kembali sibuk mengurus perusahaan.

Semua kembali pada kesibukannya masing masing. Kamar besar ini terasa sangat dingin.

Ia melihat obat yang selalu ada di nakas samping kasurnya.

Obat yang tetap selalu ia minum setiap hari tanpa terputus.

Ia membuka botol obat itu dan mengeluarkan satu kapsul dan meminumnya dengan cepat.

Lalu Daffin mengambil botol obat satu nya dan mengeluarkan satu pil.

Deg deg

Deg deg

Obat ditangannya terjatuh. Jantungnya berdebar kencang hingga terasa sakit.

Daffin meremas dadanya.

Ia mengenyirtkan dahi menahan sakit.

Daffin menyandarkan tubuhnya, bernafas perlahan mengatur ritme jantungnya.

Hingga perlahan mulai kembali normal.

Daffin meluruhkan tubuhnya. Memejamkan mata dan mulai terlelap karena merasa sangat lelah dan mengantuk.

★★★★★★★

"Lo tau ga? Udah seminggu pak Dio aneh tau. Apalagi sejak kepala kantor baru. Kata orang seksi di bawah sih, kalo pak Dio setiap hari dikasih tugas berat sama pak Reza sampe lembur terus"

Para pegawai seksi pemasaran terus membicarakan Dio dari pagi. Sedangkan sang empu yang dibicarakan sedang tidak ada di ruangan nya.

Daffin pun tak lagi diusik seperti biasa.

"Pak Dio sekarang kemana?" Tanya Daffin penasaran.

"Kemana lagi, kalo ga di ruangan nya pak Reza, ya lagi rapat" Jawab Reno santai.

Seperti KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang