Tiga Belas

5.7K 424 8
                                    

"Daffin" Panggil Adrian membuyarkan fokus Daffin yang lagi menyiapkan keperluannya ke dalam tas.

"Kak Adrian kapan dateng?" Antusias Daffin.

"Baru aja. Kamu lagi apa?" Tanya Adrian dengan nada teduhnya.

"Siap siap nih, nanti siang ada tugas kantor survey ke tempat target pemasaran"

"Serius mau ikut? Kakak bakal bilang ke kepala kantor kalo kamu gabisa ikut. Kan kamu baru enakan"

"Gausah kak. Daffin males dibilang anak orang kaya gabisa kerja. Nanti dipecat"

Adrian terkekeh kecil. Lalu mengusap kasar pucuk kepala Daffin.

"Kalau kamu dipecat ya tinggal masukin ke kantor lain" Ucap Rafin tiba tiba masuk bersama Rafan.

"Tau ga sih, gue udah 23 tahun!" Gemas Daffin kepada ketiga kakaknya itu.

"Terus kenapa? Lo ga inget kalo sakit kaya bocah!" Ledek Rafan.

"Ish!" Kesal Daffin

"Yaudah gapapa, Daffin mau ikut berarti dia bisa dan sanggup. Tapi janji ya, kalau kerasa gaenak badan, walaupun baru berasa langsung telepon kakak atau siapapun, biar kita kesana. Oke?" Ucap Adrian menengahi.

Daffin mengangguk antusias.

"Kakak anter" Ucap Rafin.

"Gue ikut!" Balas Rafan.

"Haha yaudah kita semua anter Daffin" Ucap Gilang tiba tiba ikutan nimbrung.

"Papah!!!" Kesal Daffin.

"Fix gue bakal dikira nak mami" Gerutu Daffin tapi terdengar jelas oleh mereka semua.

★★★★★★★

Daffin sengaja berangkat lebih awal karena tidak ingin terlihat kalau dianter rame rame.

Tapi ternyata, Daffin lah orang terakhir yang sampai di titik kumpul.

Disana sudah ada Mba Sisil, Rani dan..

"Loh kok ada Dio?" Ucap Rafin sama seperti apa yang dipikirkan Daffin.

"Ternyata Daffin anak pak Gilang!" Kaget Rani dan Mba Sisil.

Daffin sangat malu.

Dio menghampiri mobil Gilang dan memberi salam kepada Gilang dan Adrian. Sebenarnya hubungn Gilang dan Dio terbilang cukup dekat. Pantas saja Dio tidak takut dengan Gilang. Ditambah lagi, ternyata Dio satu kampus dengan Rafin.

Rafin keluar dari mobil.

"Lo atasan Daffin?" Kaget Rafin.

"Hm" Jawab dingin Dio.

"Masih aja kaku kaya dulu"

"Daripada lo, masih aja jagain bayi gede" Sinis Dio.

Rafin mengepalkan tangannya kesal. Tapi emosinya mereka karena Daffin datang setelah pamit dengan Adrian dan Gilang di mobil.

"Kak, Daf-" Daffin menghentikan kalimatnya karena melihat tatapan tajam Rafin dan Dio yang menusuk.

"Gue minta tolong jaga adek gue" Emosi Rafin seketika mereda tapi terdengar dingin dan tegas.

Dio berbalik meninggalkan mereka.

"Ayo berangkat" Ucap Dio kepada mba Sisil dan Rani.

"Kak. Udah sana masuk mobil. Gue jalan dulu."

Rafin mengangguk dan menepuk pundak Daffin. Lalu masuk ke dalam mobil.

"Daffin!! Tunggu!!" Teriak Rafan yang baru saja sampai dengan motor gede nya.

Seperti KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang