Sembilan Belas

4.7K 380 11
                                    

Gilang, Dina, Adrian, Istrinya, Rafan dan Rafin. Mereka semua menunggu dengan sangat bahagia di depan ruang rawat inap Daffin.

Mereka menunggu para dokter sedang mengecek keadaan Daffin karena akhirnya Daffin sudah sadar.

Para dokter pun keluar.

"Syukurlah, Daffin sudah sadar dan kondisinya sangat stabil. Kami pun sudah melepaskan selang oksigen karena Daffin sudah bisa bernafas tanpa bantuan oksigen lagi. Selamat ya pak bu, dan semuanya. Untuk sementara kami akan terus memantau perkembangan nya, jadi dimohon untuk tidak membuat Daffin banyak pikiran atau beraktivitas berat terlebib dahulu"

Mendengar itu mereka semua mengucap syukur dan suasana menjadi sangat haru.

Mereka dipenuhi bahagia yang tak terkira.

Setelah para dokter pamit pergi, mereka pun masuk dengan cepat untuk bertemu Daffin.

Rafin mendekat dengan cepat. Menatap Daffin dengan mata yang sudah basah.

Rafin memeluknya.

"Gue udah bilang, Daffin pasti bisa lewatin ini" Ucap Rafan menepuk pundak Rafin.

Rafin melepaskan pelukannya.

"Makasih Daffin, kamu hebat" Ucap Rafin.

Daffin tersenyum manis dengan mata yang juga sudah basah.

Mereka semua pun bergantian memeluk Daffin.

"Daffin.. Udah bisa main apapun kan sekarang?"

"Iyah! Apapun! Tapi nanti kalo udah keluar dari rumah sakit ya" Ucap Gilang sambil mengelus pucuk kepala Daffin.

Daffin mengangguk senang.

★★★★★★★

Hari berganti dengan cepat hingga sudah 3 hari Daffin sudah dapat berjalan sendiri kemana pun di rumah sakit. Dokter belum mengizinkan Daffin pulang karena harus mengobservasi selama seminggu pasca sadar.

Walau Daffin sudah terlihat sehat. Gilang dengan kekayaannya masih terus mencari donor paru paru yang cocok sebagai pengganti paru paru sementara. Gilang tak mau menunggu terjadi apa apa.

"Kak! Gabut banget ya. Kesini mulu" Ucap Daffin kesal melihat Rafin terus terus an menonton tv diruangan Daffin.

"Bosen nonton di hp. Dirumah kagak ada channel ini juga"

Daffin mengambil hp nya lalu beranjak keluar kamar.

"Mau kemana?"

"Jalan jalan ke kantin"

"Bawa hp nya"

"Iya udah kak" Jawab Daffin malas lalu pergi keluar begitu saja.

Baru selang beberapa menit.

Ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan Daffin.

Rafin berdiri dan membukakan pintu.

"Sibuk banget ya? Sampe baru jenguk." Ucap Rafin kepada sahabat nya itu. Dio.

"Gue abis latihan liat kepiting" Ucap Dio serius lalu duduk di sofa.

"Emang bisa?"

"Ya makanya gue coba. Daffin mana?"

"Jalan jalan ke kantin katanya"

"Kok ga lo buntutin? Baru enakan dikit dah lepas aja" Sarkas Dio.

"Gue bakal diambekin berhari hari kalo ngikutin dia" Balas Rafin lalu duduk di sebelah Dio.

Seperti KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang