chapter empatbelas || hiduplah tanpa memiliki penyesalan

125 8 0
                                    

Pada akhirnya Hayat memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah, dia juga sampai melompati gerbang sekolah. Karena hanya itu satu-satunya cara untuk masuk ke dalam sekolahnya. Walaupun sebenarnya akan terekam cctv, Hayat tidak terlalu memikirkannya.

Bahkan beruntungnya lagi, dia langsung bertemu dengan Zahra dan Adip. Keduanya juga mengantarkannya ke perpustakaan, mereka berbincang-bincang selayaknya teman baiknya. Padahal Hayat tidak dekat dengan mereka, aneh rasanya diperlakukan seperti itu.

Hanya saja Hayat juga tidak ingin beranggapan bahwa mereka orang baik. Bisa jadi mereka merencanakan sesuatu, atau hal-hal buruk lainnya. Setahu Hayat saja mereka berdua adalah orang-orang yang tidak menyukai Reo, lantas kenapa ada di sekolah saat malam hari seperti ini? Hayat tidak ingin bertanya juga. Dia tidak penasaran, dan tak mau tahu.

Saat hayat masuk ke dalam perpustakaan, ruangan yang gelap tanpa ada sedikit pencahayaan itu pun. Membuat Hayat merasa ketakutan, dia pun segera menghidupkan senter di ponselnya. Menatap sekeliling, dan memastikan jika bukan hanya dirinya sendiri yang berada di perpustakaan itu.

Ternyata memang benar, di sudut perpustakaan. Tepat di balik rak buku, seorang pria baya berdiri di sana. Hayat tidak langsung mengenalinya, karena pencahayaan yang kurang itu.

"Hayat, ternyata kau datang juga."

Namun, saat mendengarnya mengatakan hal sedemikian. Hayat langsung mengenalinya, memang benar tebakannya. Dia adalah—Baksa si guru penjas. Hayat tidak mengerti sama sekali, kenapa dia sampai tahu tentang masa lalu orangtuanya.

Sebenarnya juga Hayat tidak terlalu penasaran, dia tidak ingin mengetahui apapun. Karena bisa jadi ada masa lalu yang tidak seharusnya dia ketahui, karena itu pun menyakitkan. Ibunya yang tidak menceritakan apapun padanya tentang masa lalunya itu, membuat Hayat mempercayai. Jika masa lalu milik orangtuanya pasti begitu menyakitkan.

Namun, ketika seseorang mengetahui masa lalu orangtuanya. Hayat justru merasa penasaran, dia ingin mengetahuinya. Agar dia pun tidak terlalu menghakimi.

"Hayat, kau harus tahu. Cinta pertama ibumu adalah bapak," kata Baksa dengan rasa bangganya.

Hayat tidak langsung mempercayainya, dia memang sedikit terkejut. Tapi hal itu bisa saja kebohongan, tidak mungkin hal seperti itu terjadi. Karena ibunya hanya terus menceritakan kebaikan dari ayahnya, dan perlahan-lahan mencintainya.

Sang ibu tidak pernah sekalipun menceritakan seseorang di masa lalunya yang menjadi cinta pertamanya. Hayat tidak ingin mempercayai begitu saja, hanya karena sebuah pernyataan seperti itu.

"Lihatlah, ini kalung yang ibumu miliki bukan? Bapak juga punya. Karena kalung yang selalu ibumu pakai, adalah pemberian dari bapak. Ibumu meninggal karena ayahmu tidak menjaganya dengan baik, dia membiarkanya mati. Jadi apa kau tetap menganggap ayahmu orang baik?" katanya lagi yang semakin justru menyalahkan Kilan—ayahnya.

"Jangan mengatakan kebohongan! Kau bukan siapa-siapa. Bahkan jika kau memang cinta pertama ibuku, itu kan hanya masa lalu!" seru Hayat yang tidak ingin menyalahkan ayahnya.

Seseorang yang tiba-tiba mengaku sebagai cinta pertama ibunya, justru mengatakan hal-hal yang tidak seperlunya untuk dikatakan. Perkataannya justru membuat Hayat teringat akan perkataan Reo juga, bahwa dia tidak harus mempercayai orang lain dengan mudah.

Apakah semuanya memiliki hubungan? Hayat tidak mengerti. Dia benar-benar tidak ingin mempercayai apapun di sini. Karena apa yang dilihatnya, sang ibu meninggal karena penyakitnya sudah parah. Sang ayah selalu bersama ibunya, walaupun di saat-saat terakhir ayahnya tidak menangis sama sekali.

"Cinta ayahnya pada ibunya Reo belum berakhir bukan? Ayahmu bahkan tidak menangis saat ibumu meninggal. Itu semua sudah menjadi bukti, kenapa kau terus percaya jika ayahmu orang baik. Dia membiarkan ibumu meninggal, dia juga menikah setelah ibumu meninggal, dan mungkin nggak ada waktu buat berduka," jelasnya lebih serius lagi.

Maaf Karena Membuatmu Merasa Diabaikan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang