29. BILTMORE ESTATE

93 12 5
                                    

Mingyu, Seokmin, Vernon, Lee Chan, Minghao, dan Haruto berjalan keluar dari Bandara Internasional Charlotte Douglas dengan aura yang karismatik dan penuh percaya diri. Mereka semua mengenakan setelan jas yang mewah, dengan potongan yang sempurna mengikuti setiap lekuk tubuh mereka, memberikan kesan elegan dan berkelas.

Mingyu berdiri paling depan, mengenakan mantel hitam selutut yang membuatnya terlihat semakin tinggi dan gagah. Di wajahnya terpasang kacamata hitam besar, menutupi ekspresi matanya, sementara wajahnya terlihat datar, misterius, dan sedikit mencekam. Langkahnya mantap, dan orang-orang di sekitarnya tak bisa mengalihkan pandangan dari auranya yang memukau.

Di belakang Mingyu, Vernon, Lee Chan, dan Seokmin mengenakan jas dengan potongan modern yang tajam. Vernon tampak tenang, dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya, seolah menikmati perhatian yang mereka terima. Sementara itu, Lee Chan menunjukkan energi yang lebih muda dan bersemangat, tetapi tetap memancarkan pesona dewasa dalam setelan jasnya. Seokmin yang biasanya menampilkan senyum cerah kini tertutup dengan aura dingin nan datar ekspresinya.

Minghao, dengan gaya khasnya, menambahkan sentuhan artistik pada jasnya, mungkin dengan aksesori atau detail kecil yang membuat penampilannya sedikit lebih berani dan unik. Dia berjalan dengan percaya diri, tatapannya fokus namun lembut. Sementara Haruto, dengan rambut khasnya yang sedikit berantakan, mengenakan jas yang sedikit tidak biasa untuk karakternya. Namun, dia tampak beradaptasi dengan suasana formal itu, berjalan bersama yang lain dengan sikap yang tidak kalah percaya diri.

Ketika mereka berjalan keluar dari pintu kedatangan bandara, deretan mobil hitam mengkilap sudah menunggu di depan. Mobil-mobil itu adalah SUV mewah dengan jendela hitam legam yang menambah aura misterius dan eksklusif pada suasana. Lampu-lampu di bandara memantulkan kilauan pada bodi mobil, menciptakan kesan glamor yang hampir seperti adegan dari film.

Tanpa sepatah kata pun, Mingyu dengan tenang dan percaya diri berjalan menuju mobil paling depan. Mantel hitam selututnya berkibar sedikit saat angin malam menyentuhnya. Ia membuka pintu dengan gerakan halus dan tanpa menoleh ke belakang, ia memasuki mobil itu dengan sikap dingin dan tak terbaca. Kacamata hitamnya masih terpasang, meski malam sudah tiba, memperkuat kesan tak terjangkau dari sosoknya.

Setelah Mingyu masuk, Seokmin, Vernon, Lee Chan, Minghao, dan Haruto dengan lancar membagi diri menuju mobil-mobil berikutnya. Vernon dan Seokmin yang santai dan penuh karisma masuk ke mobil kedua, masih dengan senyum tipis dan datar di wajah keduanya. Lee Chan dan Minghao, dengan gaya dan aura mereka yang khas, mengikuti di mobil selanjutnya, berjalan dengan ritme yang selaras namun penuh kepercayaan diri. Sementara Haruto, dengan energinya yang kuat, memasuki mobil terakhir, sedikit melirik sekeliling sebelum akhirnya menghilang ke dalam kendaraan.

Dengan cepat, pintu-pintu mobil tertutup dan tanpa banyak suara, deretan SUV hitam itu mulai bergerak perlahan, membawa mereka keluar dari bandara menuju tujuan yang hanya mereka ketahui. Lampu belakang mobil-mobil itu menyala terang, meninggalkan jejak dramatis saat menghilang ke dalam malam.

Tidak ada percakapan, hanya deru mesin mobil yang mengawal mereka mengelilingi sekitar Carolina Utara sebelum sampai di tempat tujuan. Mingyu melirik sebentar ke kaca depan, menatap sang pengemudi dan seketika pengemudi mobil pun ikut menatapnya. Mingyu terus menatap kaca tersebut hingga sang pengemudi mengangguk pelan tanda mengerti apa yang dimaksud dari tatapan Mingyu walau pandangannya di balik kacamata hitamnya yang elegan.

Tidak lama kemudian, mobil-mobil itu berbelok ke arah hutan. Mobil-mobil mewah itu melaju dengan mulus meninggalkan keramaian kota, lampu-lampu jalan mulai memudar dan tergantikan oleh kegelapan yang kian pekat. Jalanan aspal yang awalnya ramai dengan kendaraan kini berubah menjadi lebih sepi, hanya ada deretan mobil hitam mereka yang bergerak senyap, nyaris tanpa suara, seolah-olah menembus malam tanpa ingin diketahui.

Behind The Veil Of Secrets (MINWON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang