9. Persaingan Sengit

792 119 48
                                    

sengaja updatenya tengah malem gini, biar lama 80nya😎✅














Sejak kelahiran Baek Soobin, kehidupan rumah tangga Haein dan Hyunwoo berubah drastis. Bayi kecil mereka, yang mungil dan lucu itu, seolah sudah memiliki bakat alami untuk mendominasi perhatian. Bukan hanya perhatian Haein, tetapi terutama perhatian Hyunwoo, ayahnya. Dan itulah yang, tanpa Haein sadari, memicu "persaingan" diam-diam antara ibu dan anak dalam hal siapa yang paling memonopoli waktu dan kasih sayang Hyunwoo.

Haein awalnya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Bagaimanapun, Soobin adalah bayi mereka, buah cinta mereka. Namun, semakin lama, Haein mulai merasakan sesuatu yang aneh. Setiap kali Hyunwoo pulang kerja, bukannya menyambut Haein dulu, ia langsung mencium pipi Soobin, menggendongnya sambil berbicara dengan nada lembut yang membuat Haein——entah kenapa——merasa sedikit tersisih.

"Bagaimana hari ini, Soobin-ah? Apa kau baik-baik saja?" tanya Hyunwoo suatu malam, setelah baru saja melepas jasnya.

Haein, yang sedang duduk di sofa sambil meminum teh, hanya bisa tersenyum pahit. "Bagaimana dengan aku?" pikirnya dalam hati. Dia tahu Hyunwoo pasti sangat merindukan Soobin, tetapi ia mulai merasa bahwa dirinya terlupakan. Soobin, dengan segala imutnya, tampak memonopoli semua perhatian Hyunwoo.

Memangnya Haein tidak imut?!

Dan yang lebih membuatnya frustasi, Soobin tampaknya tahu bagaimana cara memanfaatkan keadaan itu. Bayi kecil mereka, meskipun sudah disusui hingga kenyang, tetap saja menangis jika Hyunwoo tidak ada di rumah.

Dasar daddy’s girl...

Bahkan, Soobin tidak bisa tidur tanpa pelukan ayahnya. Setiap malam ketika Hyunwoo harus lembur, Haein benar-benar kewalahan. Tidak peduli seberapa lembut Haein mengayunkan Soobin atau berapa banyak lagu pengantar tidur yang dinyanyikan, Soobin tetap menangis. Tangisan itu seolah berkata, "Aku hanya mau appa!"

Malam-malam panjang seperti itu sering membuat Haein hampir putus asa. Tubuhnya lelah, pikirannya dipenuhi kecemasan, dan hatinya terbelit rasa frustasi. Dia mencintai Soobin dengan seluruh hatinya, tetapi terkadang, rasa baby blues yang diam-diam menghantuinya semakin memperburuk keadaan.

Namun, Haein tak pernah ingin merepotkan Hyunwoo. Ia tau suaminya bekerja keras untuk mereka, berusaha menyeimbangkan antara karir dan keluarga. Jadi, Haein memilih menanggung semuanya sendiri.

Suatu malam, Soobin kembali menangis histeris setelah Haein menyusuinya. Wajah bayi itu merah karena frustasi, mulutnya merengek-rengek mencari sosok yang dicintainya. "Appa-nya," pikir Haein sambil menghela napas panjang. Ia menggendong Soobin sambil berjalan ke sana kemari di dalam apartemen, berharap anak itu akhirnya lelah dan tertidur.

Namun, seperti biasanya, tangisan Soobin semakin keras.

"Aduh Soobin-ah, Appa-mu lembur. Kita harus bersabar," bisik Haein dengan lembut, meskipun suara lelah mulai menyelinap ke dalam nadanya. Matanya mulai berkaca-kaca. Sudah beberapa minggu terakhir ini, malam-malam seperti ini terasa seperti ujian berat. Tidak hanya soal merawat bayi, tapi juga soal mental. Setiap kali Soobin menangis mencari Hyunwoo, Haein merasa semakin tersisih. Seolah ia bukanlah yang dibutuhkan, seolah ia bukan yang diinginkan Soobin.

Saat Hyunwoo akhirnya pulang malam itu, wajahnya tampak kelelahan, tetapi ketika mendengar tangisan Soobin, ia langsung menuju ke kamar anak mereka tanpa menunda. Haein, yang masih berusaha menenangkan Soobin, hampir terjatuh dari duduknya karena kaget.

Hyunwoo mendekat, mengambil Soobin dari tangan Haein, dan ajaibnya, dalam hitungan detik, Soobin mulai tenang. Bayi itu akhirnya tertidur di pelukan ayahnya, wajahnya yang tadi merah karena menangis kini terlihat damai.

⏳Queen of Missqueen | Soohyun JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang