Haein melirik ke arah Hyunwoo saat mereka melangkah memasuki Timezone. Senyum lebar menghiasi wajahnya ketika suara riuh dan lampu warna-warni memenuhi ruangan. Ini bukanlah destinasi bulan madu mewah, tapi setelah meninggalkan Soobin di Yongduri untuk merasakan sedikit kebebasan, tempat ini terasa sempurna untuk menghabiskan waktu berdua.
"Hyunwoo, kita harus coba claw machine itu dulu!" seru Haein sambil menarik lengan suaminya menuju deretan mesin capit yang berisi berbagai macam boneka. Mata Haein langsung tertuju pada boneka kelinci putih yang duduk di ujung sudut.
"Baiklah, tapi jangan menangis kalau kalah, ya," Hyunwoo menantang sambil mengambil koin dari sakunya dan memasukkannya ke dalam mesin. Ia menggerakkan tuas dengan penuh konsentrasi, matanya tertuju pada kelinci itu.
Cakar besi perlahan turun, menjepit boneka, tetapi di detik terakhir, cengkeraman itu melemah dan boneka itu jatuh kembali.
"Aish! Hampir saja!" Hyunwoo mengeluh, mengacak-acak rambutnya.
Haein tertawa, menepuk punggung suaminya. "Kau ini, katanya pengacara pintar, tapi kalah dengan mesin permainan. Sini biar aku yang coba!"
Hyunwoo tersenyum tipis, menyerahkan tempatnya kepada Haein. Dengan penuh percaya diri, Haein mengambil alih dan mulai memegang tuas mesin. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha meniru gerakan Hyunwoo sebelumnya tapi dengan sedikit lebih hati-hati.
Saat cakar besi meraih boneka itu lagi, Haein menahan napas. "Tolong... kali ini jangan jatuh."
Dengan sedikit gemetar, cakar besi berhasil mengangkat boneka itu dan menjatuhkannya dengan sempurna ke dalam kotak hadiah.
"Yesss!!" Haein melompat kegirangan, mengambil boneka kelinci itu dengan tangan gemetar. "Lihat, aku menang! Aku berhasil!"
Hyunwoo hanya tertawa, mengangkat tangan Haein ke atas seolah ia baru memenangkan kejuaraan dunia. "Baiklah, kau lebih hebat dari mesin capit ini, istrinya Baek Hyunwoo."
"Jelas," Haein menyahut penuh bangga. "Sekarang boneka ini akan menemani kita."
Setelah itu, mereka berdua melangkah menuju arena lain. Hyunwoo, yang melihat sebuah arena bumper car, langsung menggoda istrinya. "Bagaimana kalau kita adu cepat di mobil-mobilan ini?"
Haein tertawa, lalu menepuk pundak Hyunwoo. "Kau pikir aku tak bisa mengalahkanmu di sini?"
Beberapa menit kemudian, mereka sudah duduk di mobil masing-masing, Haein dengan semangat memegang setir mobil bumper car itu, sementara Hyunwoo terlihat lebih santai di belakang kemudinya. Begitu sinyal dimulai, mereka mulai bergerak, dan Haein dengan canggung mencoba mengontrol mobilnya yang terus berbelok tak menentu.
"Ya! Mobil ini sulit dikendalikan!" Haein berseru, sementara Hyunwoo tertawa sambil memutar setirnya dengan lihai, menghindari setiap tabrakan.
"Jangan salahkan mobilnya. Kau saja yang belum terbiasa!" jawab Hyunwoo, melaju cepat ke arah Haein dan menabraknya dengan penuh tenaga.
"Hyunwoo! Kau--" Sebelum Haein sempat menyelesaikan kalimatnya, Hyunwoo kembali menabraknya dari belakang, membuat Haein tertawa keras meski frustrasi.
Setelah beberapa menit penuh tawa dan aksi saling tabrak, akhirnya mereka melangkah keluar dari arena, keduanya terengah-engah tapi puas. "Aku nyaris menang, kan?" Haein mencoba menyembunyikan kekalahannya.
"Kau hampir... sepuluh kali lebih jauh dari garis finish!" Hyunwoo menggoda.
Merasa sudah cukup bermain di arena mobil, mereka kemudian melangkah ke arena bowling yang terletak di bagian belakang Timezone. Haein memandangi bola-bola berat yang tergeletak di rak, dan merasa agak gugup. "Aku nggak terlalu jago main bowling."
KAMU SEDANG MEMBACA
⏳Queen of Missqueen | Soohyun Jiwon
General Fictionkehidupan rumah tangga Baek Hyunwoo dan Hong Haein setelah Queens grup bangkrut. publish: 20092024 end: