Pagi itu, cuaca cerah dengan hembusan angin yang lembut, membawa harum bunga-bunga yang bermekaran. Di bawah langit biru, Hyunwoo, Haein, dan Soobin berangkat menuju taman di sekitar Seoul untuk piknik. Ini adalah musim semi pertama Soobin, waktu yang tepat untuk membawa bayi kecil mereka merasakan dunia luar.
Hyunwoo menggendong keranjang piknik penuh makanan, sementara Haein memeluk Soobin yang mulai tertarik dengan warna-warna cerah di sekitarnya. Mereka berjalan menuju taman yang dikelilingi pohon sakura yang sedang bermekaran. Kelopak bunga jatuh pelan, membentuk pemandangan indah di sepanjang jalan setapak yang mereka lalui.
"Lihat, Soobin. Bunga-bunga itu indah sekali, kan?" Haein tersenyum sambil mengecup pipi Soobin, yang merespons dengan tawa kecil.
"Kita pilih tempat di bawah pohon sakura, bagaimana?" tanya Hyunwoo sambil menoleh ke arah Haein.
"Boleh, sepertinya tempat itu bagus," jawab Haein sambil menatap area yang dimaksud. Pohonnya besar dan teduh, tepat di pinggir sungai kecil yang mengalir pelan.
Setelah mereka menemukan tempat yang cocok, Hyunwoo segera menggelar tikar di bawah pohon. Haein duduk sambil memangku Soobin, memperlihatkan bunga-bunga yang berguguran. "Ini piknik pertamamu, sayang," bisik Haein lembut.
Hyunwoo kemudian membuka keranjang piknik dan mengeluarkan makanan--sandwich, salad buah, dan beberapa botol jus segar. Dia tak lupa mengambil kamera dari dalam tasnya, memotret Soobin yang sedang tertawa riang di pangkuan Haein. "Aigoo, kau benar-benar terlihat bahagia hari ini, Soobin-ah," katanya sambil terus mengambil foto.
Soobin, dengan mata berbinar-binar, tersenyum lebar setiap kali Hyunwoo mengarahkan kamera ke arahnya.
"Hyunwoo, kau sudah berapa kali memotret hari ini?" Haein bertanya dengan nada bercanda, meski dalam hatinya sedikit cemburu.
Sejak Soobin lahir, sebagian besar galeri Hyunwoo dipenuhi foto putri mereka. Tak ada lagi foto berdua dengan Hyunwoo seperti dulu, dan hal ini membuat Haein merasa sedikit terlupakan. Tapi dia tak berani mengungkapkan perasaan itu, takut dianggap kekanakan.
"Mungkin sekitar sejuta kali? Bagaimana mungkin aku tidak memotret putri kita yang secantik ini?" Hyunwoo tertawa, tak menyadari perasaan Haein yang sebenarnya.
Haein hanya tersenyum kecil, menyembunyikan cemburunya. Dia tahu bahwa cinta Hyunwoo pada Soobin adalah hal yang wajar.
Namun, ada bagian dalam dirinya yang merindukan momen-momen intim seperti saat mereka baru menikah. Tanpa sadar, Haein membuka galeri ponselnya dan menelusuri foto-foto pernikahan mereka. Hatinya melembut saat melihat senyum Hyunwoo di hari pernikahan mereka, diikuti foto-foto bulan madu yang penuh tawa dan kebahagiaan.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" tanya Hyunwoo, menatap Haein yang tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Tidak ada, hanya melihat beberapa foto lama," jawab Haein singkat, tanpa mengangkat pandangannya dari layar.
Di tengah piknik, Soobin yang tadinya duduk tenang di pangkuan Haein tiba-tiba mulai merangkak keluar dari pangkuan ibunya, tangannya yang kecil berhasil meraih sepotong roti dari keranjang. Sebelum ada yang sempat mencegah, bayi itu hampir memasukkan roti bercampur tanah ke mulutnya.
"Soobin, tidak! Kamu tidak boleh makan itu!" seru Haein, panik, sambil berusaha mengambil roti dari tangan Soobin.
Hyunwoo tertawa kecil sambil mengambil Soobin dan memeluknya. "Anak kita memang cepat sekali ya. Sudah ingin makan sendiri rupanya," kata Hyunwoo sambil mendudukkan Soobin di pangkuannya dan menyuapinya dengan hati-hati. Soobin terlihat sangat menikmati setiap suapan yang diberikan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
⏳Queen of Missqueen | Soohyun Jiwon
General Fictionkehidupan rumah tangga Baek Hyunwoo dan Hong Haein setelah Queens grup bangkrut. publish: 20092024 end: