19. Book & Museum Date

718 85 34
                                    

Setelah hari yang panjang dengan momen-momen menyenangkan, Haein dan Hyunwoo kembali ke apartemen mereka. Malam semakin larut, dan suasana terasa begitu damai. Haein berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit sambil tersenyum kecil. Hyunwoo keluar dari kamar mandi, rambutnya masih sedikit basah. Ia melihat Haein yang sudah nyaman di bawah selimut dan menghampirinya.

"Kamu terlihat mengantuk," kata Hyunwoo sambil tersenyum lembut.

Haein mengangguk perlahan, tapi kemudian memutar tubuhnya menghadap Hyunwoo. "Tapi... aku punya satu permintaan sebelum tidur," ucapnya dengan nada manja.

Hyunwoo mengangkat alisnya, penasaran. "Permintaan apa?"

"Bacain dongeng..." jawab Haein sambil tersenyum malu. "Kita belum pernah lakukan itu, kan?"

Hyunwoo tertawa pelan. "Dongeng? Kamu serius? Sejak kapan kamu suka didongengi?"

"Semenjak jadi ibu, mungkin?" jawab Haein sambil tertawa kecil. "Ayolah, hanya satu cerita. Boleh?"

Hyunwoo mendesah pelan, tapi tak bisa menolak. Ia mengambil buku dongeng anak yang ada di rak dekat tempat tidur mereka, sebuah kebiasaan mereka ketika Soobin tidur di kamar yang sama. Ia membuka salah satu halaman dan mulai membaca.

"Pada suatu hari, di sebuah kerajaan yang jauh, hiduplah seekor kucing bernama Milo yang suka bertualang. Milo selalu penasaran dengan dunia luar, dan suatu hari dia memutuskan untuk berlayar ke pulau yang misterius..."

Hyunwoo membacakan dongeng itu dengan penuh ekspresi, membuat Haein tersenyum lebar, sesekali menahan tawa. Suaranya yang tenang dan dalam berhasil membuai Haein, dan sesekali, Haein menyelipkan tawa kecil saat mendengar bagian-bagian lucu dari cerita tersebut. Setelah beberapa paragraf, Hyunwoo menutup buku itu dan menatap Haein.

"Kamu sudah siap tidur sekarang?" tanyanya dengan suara lembut.

Haein tersenyum sambil mendekatkan diri ke pelukan Hyunwoo. "Terima kasih, ini manis sekali..." Ia menghela napas pelan, merasa nyaman dalam dekapan suaminya. Tapi kemudian, ia menatap Hyunwoo dengan tatapan penasaran. "Ngomong-ngomong, gimana rasanya honeymoon kita kali ini? Berduaan saja, tanpa Soobin?"

Hyunwoo tertawa kecil. "Rasanya aneh, tapi menyenangkan juga. Maksudku, aku merindukan Soobin, tapi bisa berduaan sama kamu lagi, kayak dulu sebelum jadi orang tua, itu juga sesuatu yang aku syukuri. Aku merasa kita bisa menikmati waktu bersama lebih santai, tanpa khawatir ada yang menangis atau harus mengejar-ngejar bayi yang merangkak ke mana-mana."

Haein tersenyum hangat mendengar jawaban Hyunwoo. "Iya, benar juga. Aku juga merasa seperti itu. Rasanya lucu ya, kita berdua dulu biasa saja kalau seperti ini, tapi sekarang setiap saat tanpa Soobin selalu ada rasa hampa sedikit."

Hyunwoo mengangguk. "Iya. Tapi di sisi lain, kita jadi bisa menikmati waktu berdua lagi. Bisa fokus ke kita, bisa ngobrol tanpa gangguan. Dan... ya, aku suka punya waktu ini sama kamu," ucapnya sambil mencium puncak kepala Haein dengan lembut.

"Tapi kalau aku boleh jujur," lanjut Haein sambil mengubah posisi, kepalanya bersandar di dada Hyunwoo, "kadang rasanya juga... aneh. Seperti ada yang kurang. Meski aku suka berdua sama kamu, tetap ada bagian dari diriku yang terus merindukan Soobin."

Hyunwoo tersenyum kecil. "Setuju. Aku merasa begitu juga. Tapi, hey, ini juga penting buat kita, kan? Jadi pasangan dulu sebelum orang tua."

Haein mengangguk pelan. "Iya, benar. Aku bersyukur punya waktu ini, tapi aku juga nggak sabar buat peluk Soobin lagi."

Hyunwoo tertawa lembut. "Tunggu saja, sebentar lagi kita ketemu dia. Dan saat itu, kita pasti lebih segar dan bahagia, karena kita juga sudah saling menjaga satu sama lain selama seminggu ini."

⏳Queen of Missqueen | Soohyun JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang