19

283 25 0
                                    






Plak!







"..."


Sebuah tamparan mendarat di pipi chubby Timor, membuat semua orang diam.


"..."

"Hiks"

Aaa cairan bening itu berhasil lolos dari kata Timor, membuat mereka semakin tak berkutik.






Wwuussss





Angin bertiupan membuat beberapa benda/barang berjatuhan/berterbangan, dengan aura hitam di sekeliling.

Aura yang mencekat membuat mereka kesulitan bernafas, jangankan bernafas bergerak dan melirik saja rasanya sangat sulit.

Aura itu berasal dari indo, wajahnya menggelap, dia mengeluarkan aura mengerikan.

Indo berjalan menuju tempat Timor dan ame berada, di mana Timor masih menangis dan ame yang menatapnya (indo) dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Indo:"kau...."

Indo menekan suaranya, dan setiap langkahnya di tekan

Indo:"beraninya kau membuat adikku menangis.."

Indo semakin mendekat ke arah Amerika, mereka sekarang sudah berhadapan dan saling menatap satu sama lain.

Amerika juga mengeluarkan aura permusuhannya, membuat suasana semakin mencekam.

Dua aura mengerikan itu saling bertemu, sungguh mereka yang berada di sana tak bisa bergerak dan rasanya nafas mereka itu berat.

Indo:"makhluk rendahan sepertimu sangat berani membuat adikku menangis.., kau akan menerima akibatnya"

Ame:"heh.. Adikmu sudah berani memfitnah bidadariku!, dia yang bermuka dua"

Indo:"sampah sepertinya kau anggap bidadari?, heh ternyata kau buta ya. Orang yang selama ini kau anggap bidadari adalah iblis! Bertopeng bidadari!."

Indo:"kau sangat mudah tertipu, aku merasa kasihan padamu, yang hanya di jadikan ATM dan alat"

Indo:"jangankan iblis dia saja lebih busuk! Dari pada itu, dia lebih menjijikkan daripada iblis"

Ame:"kau!"

Indo:"apa, tidak Terima? Menyatakan perang?"

Ame:"ku tandai kau, lihat saja!"

Indo:"ku lihat"

Dan di saat itu juga para organisasi datang, para murid yang melihat para organisasi datang bak melihat pahlawan yang datang untuk menyelamatkan mereka.

Aura aura mencekam itu sudah hilang, angin yang tadinya berhembus sudah menjadi normal.

Indo berbalik berjalan menuju adik 'kesayangannya', yang masih menangis.

Malay:"Timor kamu baik baik saja?!."

Brunei:"mana yang sakit?, katakan pada kakak."

Timor:"hiks kakak..."

Indo:"sudah jangan menangis lagi"

Myan:"hm! Benar jangan menangis"

Indo menyentuh pipi sang adik yang memerah karna tamparan itu, dan dalam sekejap pipi Timor sembuh.



ASEAN:"kalian baik baik saja?!"
















_______________________________________

Aduhh pusing, klen tau g tadikan di tempat w ulangan toh behhhh susah anying

Enak lah ya kalo sunyi bisa mikir lah ini, temen w pada Ribut anjim. Ah dahlah otw kagak bisa fokus mikir ini mah

Mana besok mtk lagi, aduhh beban apalagi yang harus ku Terima








Maaf kalau ada typo dll

mysteriousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang