2. Ayah Biologis

196 28 1
                                    

Kisa tidak pernah melihat wajah Ginan Hartama. Dia sangat berhati-hati perihal identitas diri. Yang Kisa tahu saat ini dia tengah berada di Amerika untuk membuka lapangan kerjasama.

Demi apapun! Walau orangnya tak ada di sini namun otoritasnya benar-benar luar biasa. Bawahannya tak main-main saat diberi titah untuk menjaga keseimbangan perusahaan sampai dia kembali dari Amerika.

“Orang seperti itu terasa mustahil dimiliki,” gumam seseorang yang selalu mengeluh setiap hari senin datang.

Kisa sudah sampai di ruangannya beberapa menit lalu. Mengambil name tag, menaruh tas di loker dan duduk di kursi. Sedang yang mengeluh tadi adalah Siska, rekan kerjanya.

Usut punya usut, Siska tak begitu akrab dengan yang lain. Di ruangan ini ada lima admin termasuk Kisa. Tiga diantaranya adalah orang yang mengajak Kisa ke Club. Sedangkan Siska, karena pribadinya yang introvert cenderung malas diajak kesana kemari.

Kisa pun termasuk introvert. Hanya saja dia enggan menolak dengan alasan tidak enak. Yah, karena sifat itulah Kisa jadi seperti sekarang. Berbadan dua. Terlebih tidak tahu siapa Ayahnya.

“Orang seperti siapa?” balas Kisa. Ia mengutuk tiga rekan kerjanya. Tapi Siska tak bersalah. Jadi tidak boleh mengabaikannya.

“Ituu….” Tunjuknya pada layar komputer. Ada wajah seseorang di sana. Memakai dress maroon. Rambutnya digerai indah bergelombang. Senyumnya begitu memukau.

“Cantik sekali,” gumam Kisa tanpa sadar.

“Tck! Bukan dia yang ku maksud,” decak Siska.

“Lalu?”

“Sampingnya!”

Oh lihatlah itu, pria berjas rapih. Aura mahal tampak terasa walau hanya gambar saja. Jam Rolex keluaran terbatas melingkar apik di tangan kokohnya. Rahang tegas dengan mata tajam. Alis tebal dan...

“Astaga!” pekik Kisa.

“Ya Tuhan. Ke-kenapa dia—“

Tak henti ia menutup mulutnya.

“Ada apa dengan mu?” sahut Siska datar. Tak tahu ada kecamuk pikiran yang tengah melanda Kisa.

Bagaimana tidak? Orang itu… orang yang ada di gambar itu adalah laki-laki yang telah meniduri Kisa!

“S-siapa dia?”

“Tentu saja kamu tidak tahu, ini adalah hot news! CEO JH Group sekaligus bos besar kita akhirnya menampakan wajahnya setelah pulang dari Amerika. Ku pikir dia seperti kakek tua yang hampir tamat. Ternyata masih muda. Segar dan berwibawa. Wah, kita sungguh beruntung punya pimpinan sepertinya. Hitung-hitung cuci matalah."

Jadi jawaban atas pertanyaan yang menggandrungi Kisa setiap malam adalah dia? Ya Tuhan, mimpi apa Kisa bisa berurusan dengan orang sepertinya.

"Ah, kalau wanita itu tunangannya.”

DEG!

Tuhan, apakah Engkau sedang bercanda? Jika dia sudah bertunangan, lalu bagaimana nasib Kisa? Bagaimana nasib janin yang dia ciptakan di rahim Kisa?

***

Getar handphone terasa. Satu lagi panggilan tak terjawab mentereng di layar handphone. Pemiliknya sedang berusaha menyusun kembali puing-puing kewarasan. Beberapa jam lalu, ia diluluh lantahkan oleh kenyataan yang merajamnya hingga ke tulang. Meremukkan satu-satunya kewarasan.

“Sa, handphone mu getar tuh.”

Diabaikan. Kisa tahu ada seseorang yang menelepon berulang kali. Sumpah, Kisa tak ingin berurusan dengan seseorang. Kisa ingin sendiri. menjernihkan pikiran. Namun tidak bisa kan?

Hidden Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang