21 : Men In Love

3K 145 4
                                    

"Selamat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi."

Eleanor melambaikan tangannya pada para karyawan yang sedang briefring di storenya, Elle's Beauty. Dengan senyum ramah dan percaya diri, ia mengamati wajah-wajah penuh semangat di depan mata. Wanita itu mengambil langkah tegap menuju ruangannya yang tidak terlalu luas, di mana aroma parfum dan kosmetik menyambutnya. Setiap sudut ruangan memancarkan kehangatan dan dedikasi yang ia curahkan untuk bisnisnya. 

Di depan pintu, Stella sudah menunggunya dengan beberapa lembar kertas yang tengah dipeluknya. Wanita itu melambaikan tangan. Seolah menyambut Eleanor dari jauh. "Kau tampak sumringah hari ini, ada apa?" tanyanya sembari mengikuti langkah Eleanor untuk masuk kedalam ruangannya.

"Tidak sopan sekali Stella.Huh," hardik Eleanor sambil menggelengkan kepalanya dan berkacak pinggang. "Bagaimana pengembangan Store yang baru?" 

Stella mengedikkan bahunya, tapi senyum yang terpatri seolah memberi tahu jika kabar didalam genggamannya adalah berita bagus. "Barang-barang akan masuk lusa, ada request yang lainnya Boss?" dia meletakkan sebuah map bening yang berisikan lampiran-lampiran pengembangan dari Store baru.

"Aku tidak menyangka sih Albert akan membelikan gedung luar biasa itu. Hell, dia kaya luar biasa Ell. Lucky you!" pekiknya dengan wajah kesenangan. Stella membayangkan dirinya berada di posisi wanita itu, dengan matanya berkeliling penuh rasa ingin tahu. Menjadi kesayangan semua orang, mendapatkan hadiah miliaran, dan dikelilingi oleh kemewahan yang selalu melekat pada dirinya. Setiap detail kehidupan glamornya terasa seperti impian yang tak terjangkau, namun sekaligus begitu dekat dalam bayangannya. Ia merasakan desir angin yang membawa harapan dan ambisi, seolah hidup dalam dunia yang dipenuhi kilauan dan pesona.

Jika kalian sering menonton televisi, khususnya media Korea. Eleanor memang hampir mirip dengan Jang Woyoung, selebriti luar biasa itu memiliki pesona yang tak terbantahkan, dengan kecantikan yang juga luar biasa. Setiap kali Eleanor melangkah, dia mengingatkan orang-orang pada Jang Woyoung, dengan aura yang memikat dan keanggunan yang menawan, membuatnya selalu menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada.

Eleanor menggelengkan kepalanya. "Kau berlebihan, mana ada yang seperti itu."

Ya ya. Mana ada yang seperti itu.

Eleanor harus mati dulu untuk memiliki keberanian sepuncak gunung yah meskipun yang dia dapatkan hanyalah gedung. Tapi jelas tidak sebanding dengan nyawanya yang diincar-incar musuh diluaran sana.

"Ada. Aku penontonnya. Huh, akan seru jika aku juga adalah tokoh utamanya."

"Stella," Eleanor mengenggam tangan wanita itu. "Kau adalah tokoh utama dalam kehidupanmu. Aku tidak tahu apa yang kau lalui dalam kehidupanmu, begitu juga aku. Yang aku lakukan hanyalah menyayangi diriku sendiri. Hei! Berhenti berdramatis. Ayo bekerja sekarang. Aku melewatkan beberapa hal belakangan ini."

Mereka akhirnya tenggelam dalam pekerjaan masing-masing, fokus pada tugas-tugas yang ada di depan mereka. Jam demi jam berlalu tanpa terasa, dan suasana yang tadinya sunyi oleh konsentrasi perlahan bergeser saat perut mulai memberi isyarat. Tanpa disadari, waktu makan siang sudah hampir tiba. Eleanor melirik jam di dinding, menyadari bahwa mereka sudah bekerja tanpa henti selama beberapa jam. Sedikit rasa lelah mulai muncul, namun pekerjaan yang terselesaikan memberikan kepuasan tersendiri.

Men In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang