3: Men In Love

4.8K 229 1
                                    

Men In Love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Men In Love

Eleanor tak kunjung menemukannya!

Dia semakin gelisah ditempatnya dan tidak menemukan keributan apapun yang terjadi di pesta ini. Jika seperti ini, dia semakin kebingungan menentukan asumsi tentang mimpi atau tidak kejadian itu. Apa memang benar mimpi? Tidak. Tidak mungkin ini mimpi. Dia bisa merasakan itu. Lagipula, semuanya terjadi secara alami tanpa dibuat-buat. Tapi, kenapa sesuatu kejadian yang sudah Eleanor ketahui malah tidak terjadi?

Albert telah pergi entah kemana. Dia duduk sendiri di atas kursi dengan dekorasi bunga yang indah sekali. Selintas, Eleanor merasa sangat iri. Dia bisa menemukan pancaran cinta dari mata William untuk Grace. Pasangan itu terlihat begitu saling mendamba satu sama lain. Sedangkan dirinya? Albert bahkan tidak pernah menyentuhnya. Dan sekarang suaminya itu tidak tau ada dimana.

Sudut mata Eleanor menemukan seorang gadis cantik yang berjalan dengan tergesa-gesa. Wajahnya terlihat pias dan matanya sedikit membengkak.

Itu dia!

Eleanor langsung berdiri dan berjalan mendekat kearah gadis yang mengambil segelas sari buah dan meneguknya. Pelan-pelan perempuan itu menepuk pundak gadis itu hingga sang empunya menoleh. Pupil mata gadis itu terlihat melebar dan hampir memuntahkan sari buahnya ke wajah Eleanor.

"Iya?" Suara gadis itu tercicit.

Eleanor mengerutkan keningnya. Kenapa gadis ini terlihat ketakutan melihatnya?

"Ahh tidak, aku hanya ingin mengambil minuman." Eleanor beralibi dan mengambil segelas minuman segar. Dari sudut matanya Eleanor memperhatikan wajah gadis itu tertunduk sambil memainkan jari-jarinya. Dia terlihat cukup gemetar. "Apakah ada yang salah?"

"Ahh tidak Aku permisi."

Eleanor melihat seseorang perempuan dengan dagu terangkat berjalan melewati mereka. Dia langsung menarik tangan gadis tadi. Mereka hampir bertabrakan.

Sial! Eleanor berhasil mencegah takdir itu!

"Maaf, kau hampir bertabrakan dengannya tadi."

Pupil gadis itu bergetar dan dia menundukkan kepalanya lagi. "Terima kasih banyak. Saya akan mengingat kebaikan anda."

"Tidak perlu khawatir--"

"Cecilia. Anda bisa memanggil saya Cecil."

"Yeah tidak perlu khawatir Cecilia. Aku hanya berusaha mengubah takdir yang terjadi hari ini. Ouhh acara akan segera ditutup. Selamat malam Cecilia."

Bola mata biru gadis itu memandang kepergian Eleanor dengan pandangan tak terbaca. Kemudian, tangannya menyentuh bibirnya sendiri. "Ahh tidak Eleanor. Terima kasih membiarkan Albert memilihku." Ucapnya sambil tersenyum miring.

" Ucapnya sambil tersenyum miring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Men In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang