01

1.4K 205 41
                                    

Disebuah ruangan besar, tepatnya di ruang tamu terlihat 2 orang dewasa dan seorang pemuda yang tampaknya sedang membicarakan hal yang serius.

"Apa sebaiknya blue homeschooling seperti dulu saja yah?" Tanya seorang wanita dewasa, dia masih saja terlihat cantik di umurnya yang sudah menginjak kepala tiga.

"Kita tanyakan saja nanti ketika dia sudah sadar ma, aku tidak ingin membuatnya kembali terluka hanya karena ingin sekolah seperti biasa."Ujar pria dewasa di samping wanita tadi, dia tampak resah dan khawatir.

"Aku tidak setuju" Kata singkat seorang pemuda yang sejak tadi menyimak pembicaraan keduanya. Dengan tatapan nya tajam dia menatap kedua orang tua nya lalu berkata

"Sampai kapan pun aku tidak setuju dengan keinginan blue itu. Dia akan tetap homeschooling." Tambahnya lagi seakan itu adalah telak. Dia terlihat tidak ingin dibantah, dan mungkin itu berlaku juga kepada kedua orang dewasa di depan nya.

"Tapi lihatlah keadaan blue sekarang kai. Hanya karena kita tidak mengizinkan nya untuk sekolah seperti anak-anak yang lain dia malah menyakiti dirinya sendiri. " Ujar pria dewasa itu, menatap tegas ke arah mata tajam putra sulung nya itu.

"Keputusanku tetap sama." Kata pria muda itu, lalu beranjak pergi meninggalkan kedua orang dewasa itu yang meneriaki namanya. Dia tidak menghiraukan nya, dan malah mengambil kunci motor nya lalu pergi meninggalkan rumah mewah itu.

Entah kemana pria muda itu pergi, tapi sepertinya dia tampak sangat marah. Dengan rahang yang sudah mengeras, dia mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata dan pergi dari sana.

Sedang kedua orang tuanya tadi menghembuskan nafas kasar, mereka jadi bingung menghadapi dua permintaan berbeda dari kedua anak nya.

"Ayah bagaimana sekarang? Aku sebenarnya lebih setuju dengan keputusan kai. Dengan begitu blue akan lebih aman." Tambah wanita itu, sambil menatap sang suami yang juga menatapnya.

"Untuk sekarang aku akan melakukan apapun yang putriku inginkan ma. Jika blue ingin sekolah seperti biasa, maka aku akan memenuhi nya. Masalah keselamatan nya aku bisa menjamin nya sendiri." Balasnya lagi, dan sebelum melanjutkan kegiatan nya yang sempat tertunda dia menambahkan beberapa kalimat lagi.

"Dan untuk keputusan kai, biarkan saja dia! Dia sudah dewasa ma, seharusnya dia memikirkan keputusan yang tepat di keadaan darurat seperti ini terlebih untuk adiknya." Katanya sambil mendengus, merasa kurang suka melihat sang istri yang selalu mengiyakan permintaan anak laki-lakinya itu.

Setelahnya pria tua yang masih rupawan itu kembali melanjutkan kegiatan nya, mengurusi tumpukan berkas di atas meja. Sedang sang wanita sebelumnya, hanya bisa menghela nafas kasar. Selalu saja situasi ini akan terjadi apabila kedua pria yang disayangi nya itu memiliki keputusan yang berbeda.

Dia memilih berlalu ke arah dapur dan membantu para pelayan yang akan menyiapkan makan malam mereka. Tak lupa sesekali dia melihat ke arah jam, dengan harap cemas agar sang putri segera sadar dari pingsan nya.

Disisi lain

Seorang gadis masih saja terus tertidur tanpa tau bahwa dibawah sana telah terjadi perdebatan sengit karenanya.

Beberapa jam berlalu hingga tubuh gadis itu mulai menggeliat pelan, dan ya mata bulat itu terbuka lebar. Matanya mengerjap pelan, lalu mulai merentangkan lengan nya sambil menguap kecil. Dia melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 7.30 malam. Itu tandanya dia harus segera mengisi perutnya.

Baru saja ingin beranjak, kegiatan nya terhenti begitu melihat seorang wanita dewasa yang nampak cantik dan elegan masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu terlihat terkejut, dan tergesa mendekatinya.

Blue Trapped In BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang