12

8.5K 750 32
                                        

Blue melemparkan pandangan bingung ke arah teman nya.

Begitu dia sampai di ruang perawatan, Kayla tanpa berkata apapun malah menarik nya pergi dan meninggalkan kantong plastik yang di bawanya tadi.

Wajah gadis itu terlihat sangat serius, dan blue hanya bisa pasrah saja saat gadis itu membawa nya pergi entah kemana.

Yang pasti dia sendiri juga tidak tau.

Langkah keduanya tampak beriringan, mengabaikan tatapan dari siswa-siswi lain yang menatap mereka di sepanjang koridor.

Begitu mereka berbelok, tanpa kedua nya sadar ada seorang pria yang datang dari arah yang sama.

Karena berjalan dengan terburu, blue tidak memperhatikan siapa pria itu. Hanya saja, saat keduanya ingin melewati nya tiba-tiba saja tangan blue di tahan oleh pria itu.

Baru saja dia ingin melepaskan genggaman itu, dia merasa bahwa pria itu beralih mencengkram tangan nya kuat hingga membuat gadis itu kesakitan.

"Maaf–?" Ujar nya spontan, bersamaan dengan kepala nya yang terangkat untuk menatap pria itu.

Begitu blue mengangkat pandangan nya seketika mulut gadis itu membulat lebar. Wajah gadis itu tampak terkejut bercampur bingung.

Sampai suara kayla berhasil menarik kesadaran nya.

"Maafkan teman ku kak Leo." Ucap Kayla, dia memang tidak mengetahui apa yang terjadi. Namun, sebaiknya mereka tidak berurusan dengan salah satu dewan sekolah satu ini.

Walaupun dia mengagumi pria ini, tapi kayla masih sayang dengan nyawa nya. Dan juga mewanti-wanti blue agar tidak terlibat masalah apapun dengan para pria yang dikenal berbahaya seperti mereka.

Leo yang mendengar kalimat gadis itu, bersikap acuh.

Tatapan nya seakan hanya tertuju pada gadis di depan nya ini. Ekspresi terkejut blue saat menatap nya, membuat pria itu tanpa sadar menggeram tertahan.

Sial kenapa gadis ini terlihat semakin cantik dengan wajah seperti ini? Rutuk nya dalam hati.

Melihat pria itu yang terdiam sambil menatap blue, membuat kedua gadis itu bertatapan sebentar dengan raut resah.

Sepertinya mereka berada dalam masalah sekarang, pikir kedua gadis cantik itu bersamaan.

Tidak lama, Leo segera memutuskan pandangan nya dari blue. Akan sangat berbahaya jika dia terus menatap wajah manis milik gadis itu.

Lihatlah sekarang tindakan nya seperti orang bodoh, karena mengagumi paras indah dari adik sahabat nya itu.

Dan benar saja setelah nya pria itu berlalu pergi, meninggalkan keduanya yang bingung dengan sikap aneh nya.

"Blue apa kau membuat masalah dengan kak Leo?" Tanya kayla menyelidik, setelah pusing berpikir panjang.

Dengan cepat gadis itu menggelengkan kepala nya ribut.

"Tidak."

"Lalu kenapa dia menatap mu seperti itu?" Tanya kayla heran, karena panik blue memilih untuk menjawab asal.

"Mungkin karena aku adik teman nya." Balas nya sekilas, kayla yang mendengar itu tidak bertanya lebih lanjut dan kembali menarik blue untuk pergi dari sana.

Nantilah dia akan menginterogasi blue lebih dalam, karena apa yang ingin dia katakan sekarang lebih penting dari apapun.

Rooftop

Benar, kayla membawa gadis itu ke tempat ini. Dari atas sana, blue bisa merasakan terpaan angin segar yang menyentuh wajah nya.

Bahkan anak rambut nya ikut beterbangan, bersama dengan hembusan angin.

Tatapan nya kemudian beralih menatap kayla, yang ternyata juga sedang menatap nya.

"Kayla? Ada apa sebenarnya? Kenapa membawaku kesini?" Tanya nya dengan tenang.

"Selain Hazen kau juga harus menjauhi pria tadi." Ucap kayla, dengan penuh peringatan.

"Tapi kenapa? Bukan kah dia sedang terluka? Bagaimana bisa aku mengabaikan nya." Tanya gadis itu beruntun, jujur saja dia kebingungan.

Kayla yang mendengar nya menghembuskan nafas kasar, dengan mimik wajah yang masih sama dia menatap dalam ke arah blue.

"This guy was problematic, he became as Hazen toy. Dan sebaiknya kita tidak perlu terlibat lebih jauh." Beritahu kayla, sontak membuat blue terdiam kaku dengan tubuh menegang.

"What his name?"

"Archio Kither Sandoval." Jawab gadis itu.

Hampir ya hampir saja tubuh blue terhuyung ke belakang, karena informasi yang di dengar nya.

Dengan nafas yang tercekat, blue bersandar lemas di pintu Rooftop. Kayla yang melihat nya dibuat khawatir, gadis itu berpikir bahwa blue ketakutan karena Hazen.

Padahal kenyataan nya, bukan hanya sekedar itu saja. Ada hal lain yang membuat nya lunglai.

Rencana yang blue pikirkan telah berhasil, nyatanya tidak sama sekali. Dia seakan ditarik oleh alur untuk terus berhubungan dengan para tokoh.

Jika saja dia tidak mendengar cerita dari Clara dulu, mungkin blue akan abai dengan segala hal ini. Namun, sayang nya dia tau bahwa novel gila satu ini bukan hanya sebuah novel biasa.

Blue memang tidak tau perihal alur yang berjalan, tapi dulu teman nya itu sedikit memberitahukan nya tentang kegilaan para tokoh tampan ini yang sayang nya belok.

Dan dia tidak ingin terseret atau menjadi salah satu korban para pria itu. Oleh karena nya, dia memilih untuk menjauh.

Tapi naasnya, bukan nya bisa menjauhi mereka semua dia terus saja bersinggungan dengan mereka.

Tanpa sadar gadis itu mulai menggigit jari nya cemas. Mengingat bagaimana Hazen menyiksa sang protagonis dengan brutal, membuat nya ketakutan sendiri.

Walau pada akhirnya mereka akan mencintai pria itu, tapi tingkah mereka yang menyiksa Archio sedemikian rupa seolah sangat berlebihan menurut nya.

"Blue kamu kenapa?" Tanya kayla, menyadarkan blue dari keterdiaman nya.

Gadis itu tidak menjawab selain menggelengkan kepala seolah berkata tidak apa-apa.

Tentunya kayla tidak percaya begitu saja, mata gadis itu memicing mencoba mencari tau apa yang membuat blue sampai seperti ini.

Blue yang melihat nya, hanya mengukir senyum tipis. Dia masih sangat waras untuk memberitahu teman nya itu, tentang dia dan dunia novel gila ini.

Selanjutnya kedua gadis segera pergi dari sana, begitu mendengar suara bel masuk yang berbunyi nyaring.

Dalam hati blue mengucap terimakasih, berkat bel itu dia bisa menghindari berbagai pertanyaan dari kayla.

Setelah kedua nya pergi, seorang pria yang sedang berbaring di salah satu kursi dibalik sebuah meja besar yang menutupi tubuh nya sedari tadi, segera bangun dan duduk dengan posisi yang bersandar.

Pria itu kemudian mengeluarkan sebuah batang nikotin di balik saku celana nya, dan menyalakan nya lalu mulai meresapi sensasi yang menenangkan pikiran.

Tidak lama pria itu terlihat mengangkat sudut bibir nya, sambil menghembus
kan asap nikotin yang di nikmati nya dalam suasana tenang.

Lalu pandangan nya jatuh ke arah sebuah kamera pengintai dengan ukuran kecil di balik pintu yang tentunya tidak akan mudah disadari oleh orang lain.

Tapi tidak dengan dirinya.

Melihat batang nikotin nya yang hampir habis, pria itu membuang nya asal dan menginjak nya.

Selanjutnya dia berjalan mendekati kamera pengintai tadi, sambil menjilat bibir nya sendiri.

Tanpa di duga dengan santai nya dia mencabut paksa kamera itu, lalu melemparnya ke sembarang tempat.

Tidak berselang lama, raut wajah pria itu berubah sangat datar.

"You have to know the limits of your place, Kaiser." Gumam nya pelan, dengan perasaan jengah dan mungkin marah heh?

Entahlah hanya dia yang tau apa yang dirasakan nya sekarang.

Blue Trapped In BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang