02

1.3K 197 26
                                    

Suara denting sendok yang beradu mengisi keheningan di sebuah ruangan besar. Terlihat disana ada 3 manusia yang nampak khidmat menikmati makanan mereka terlebih seorang gadis muda.

Dia adalah Christina Blue Ruby Calton.

Gadis itu terlihat begitu menikmati makanan nya, sampai pipinya mengembung lucu ketika mengunyah berbagai hidangan enak di depan nya.

Melihat tingkah sang putri yang tidak biasa membuat sepasang suami istri yaitu tuan dan nyonya Calton sampai mengulum senyum. Dan dalam hati, keduanya berharap sikap putri mereka tidak berubah kembali seperti sebelumnya.

Tanpa sadar keduanya sampai menghentikan kegiatan mereka, dan memilih menatap blue yang sangat menggemaskan. Bahkan nyonya calton jadi ingin mengambil foto lucu anaknya itu untuk di pajang. Terdengar berlebihan bukan? Tapi itulah keluarga calton. Mereka sangat menjaga permata keluarga mereka dengan sangat baik.

Dan permata itu adalah gadis di depan mereka.

Blue yang sedang asik mengunyah makanan nya langsung terhenti begitu menyadari tatapan 2 orang dewasa di depan nya. Setelah minum, dia segera membalas tatapan orang tua nya dengan sedikit cengiran. Astaga sepertinya aku terlihat seperti orang yang tidak makan selama setahun. Ringis blue dalam hati.

Mendapati tatapan putrinya yang terlihat bingung karena mereka menatapnya seperti itu, membuat pasangan calton itu terkekeh pelan. Sambil memegang tangan sang istri di samping nya tuan calton segera mengatakan sesuatu yang cukup serius.

"Blue ayah sudah membuat keputusan bersama ibu untuk membiarkanmu sekolah seperti biasa. Jadi, kamu jangan melakukan hal bahaya lagi ya seperti kemarin?" Ujar tuan calton, dengan pandangan dalam menatap mata sang putri. Perasaan takut masih melingkupi pria tua itu.

"Iya ibu juga sudah menyetujui keputusan ayah, jujur saja blue kami sangat takut dengan kejadian kemarin, jadi ibu mohon jangan lakukan hal seperti itu lagi. Kami tidak ingin kehilangan dirimu." Tambah nyonya calton, tak lupa dia meremas pelan tangan suaminya. Dan tanpa sadar air mata telah memenuhi pelupuk mata wanita berkepala tiga itu.

Mendengar ucapan khawatir dari kedua orang tua pemilik tubuh ini, membuat nadira penasaran dan ingin bertanya tapi dia merasa gugup dan takut jika pertanyaan nya itu akan menimbulkan kecurigaan dihati kedua nya.

Sebuah alibi muncul dalam benak gadis itu, dengan pandangan nya yang terkesan lugu dia segera melayangkan sebuah pertanyaan.

"Em ... kepalaku masih sedikit pusing jadi aku sedikit lupa dengan kejadian kemarin, memang apa yang terjadi padaku?" Tanya nya pelan, dengan harapan kedua orang dewasa itu tidak merasa curiga padanya.

Kalimat sang putri membuat tuan dan nyonya calton segera menatapnya serius.

"Kepala mu masih merasa pusing? Apa kita perlu memanggil dokter darren blue?" Tanya balik nyonya calton, dia mendadak merasa panik. Dugaan nya sebelumnya ternyata benar. Putrinya masih sakit. Nyonya calton segera berdiri dari duduknya, berniat ingin menghubungi dokter keluarga mereka.

Blue yang melihat itu langsung tersentak kaget dengan cepat dia segera menjawab. "Ah i-itu tidak perlu! Aku hanya merasa sedikit pusing jadi tidak mengingat jelas apa yang terjadi kemarin." Katanya lagi, semoga kedua orang itu mempercayai ucapan nya kali ini.

Tuan calton yang mulai paham dengan maksud perkataan putrinya segera menarik pelan tangan nyonya calton agar kembali duduk.

"Jika kamu merasa ada yang sakit segera beritahu ayah atau ibu oke?" Balas tuan calton, dan segera blue mengiyakan nya.

"Kemarin kamu merendam dirimu di dalam bak mandi hingga kamu pingsan disana. Untung saja ada seorang pelayan yang mengecek keadaan mu, lalu segera memberitahu kami. Tapi syukurlah, dokter darren bilang kamu hanya pingsan dan berakhir demam seharian." Tambahnya lagi, mencoba menjelaskan kejadian yang terjadi kemarin.

Blue Trapped In BL NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang