Tuhan tersayang ....
Aku ingin bertanya, apakah ada yang lebih buruk dari hidup menjadi seorang budak?
Kurasa tidak.
Aku lebih memilih menjadi gelandangan yang tinggal di tempat sampah penuh kotoran, ketimbang di sebuah mansion mewah tapi terkekang tak ada beda dengan peliharaan.
Andai aku punya pilihan.
Seandainya saja aku punya pilihan.
Tapi tidak, aku tak bisa memilih apa pun di hidupku sendiri, bahkan meski itu hanya sekadar di antara hitam dan putih.
Aku cuma anak miskin yang tak berani bermimpi, aku sadar diri dengan keadaanku. Satu-satunya mimpi yang selalu kugantungkan disetiap doa hanyalah satu; aku ingin menjadi penari profesional seperti mendiang Ibu, yang menjadi pusat perhatian setiap kali ia pentas di atas panggung megah. Yang kehadirannya selalu ditunggu-tunggu orang.
Hanya itu.
Tidak lebih.
Tapi mengapa sulit sekali?
Alih-alih pentas di atas panggung, aku malah melakukannya di atas ranjang dengan tali merah melilit di sekujur tubuhku.
Menyedihkan.
Mengapa Tuhan begitu pelit untuk mengabulkannya? Padahal kudengar kalau apapun yang kudoakan akan selalu didengarkan, tapi apakah hanya sebatas itu? Menjadi pendengar semata dan tak ada beda dengan manusia hina di luar sana tanpa mau berbelas kasih untuk sekadar memberiku kesempatan?
Aku kecewa.
Kenapa takdir senang sekali mempermainkanku? Tidakkah mengambil Ibu dari pelukanku sudah cukup untuknya? Kenapa juga aku harus dihadapkan pada kenyataan pahit lain; fakta bila aku ditipu, dan kini Ayah dengan tega menjualku?
Aku tidak mau ini. Aku tidak pernah mau hidup seperti ini!
Kenapa Tuhan tak mencabut nyawaku saja dan membawaku pergi ke akhirat agar aku bisa bertemu dengan Ibu? Setidaknya, kupikir kematian jauh lebih baik ketimbang harus hidup dalam sangkar bertabur berlian.
Dia, orang itu, lelaki keji yang menukarku dengan setumpuk uang dalam koper, selalu saja datang setiap malam untuk menggerayangi tubuhku. Ia memperlakukanku semena-mena tanpa rasa iba. Ia bahkan tak pernah memedulikan keadaanku, atau sekadar bertanya apakah aku mau melakukannya.
Aku pun sadar kalau aku tak ada beda dengan dildo atau vibrator yang ia tanamkan paksa ke dalam analku setiap ia marah. Tak ada bedanya benda yang bergetar itu dengan aku yang berguncang di bawah kukungan kedua tangannya. Aku tak lebih berharga dari sebuah mainan seks, dan aku tak lebih baik dari sebuah boneka hidup pemuas nafsu hewaninya.
Betapa menjijikannya aku. Berharap bisa menjadi bintang panggung yang akan selalu bersinar diiringi musik orkestra, namun berakhir menjadi pemuas hasrat manusia bejat yang setiap malam melantunkan suara desahan dan jeritan di atas kasur berbalurkan sperma.
Aku begitu hina. Saking hinanya aku tak tahu apakah jika aku mati nanti Tuhan mau menerima jiwaku. Aku tak yakin dengan itu. Surga bukan untuk manusia kotor sepertiku.
Aku benci setiap kali ia memanggilku dengan sebutan 'Angel' atau'Bunny'. Aku benci kala ia menarik pergelangan tanganku untuk dililit tali. Aku benci saat ia memaksa kedua pahaku agar terus mengangkang lebar saat ia gagahi. Aku benci sewaktu tangannya menarik rambutku dan menahan wajahku hanya untuk mengulum miliknya dengan mulutku sendiri. Aku benci saat ia mencekik leherku agar menjerit lebih kencang lagi. Aku benci mendengar tawanya liciknya setiap kali aku menangis dan memohon untuk dikasihi.
Aku benci saat ia memasukkan benda-benda asing itu ke dalam analku dan membuatnya bergetar tanpa henti. Aku benci saat ia melayangkan cambuk dari kulit sintetis yang menorehkan luka di sekujur tubuhku dari kepala hingga ujung kaki. Aku benci merasakan hangat lidahnya bermain dengan lihai menjilati tubuhku setiap inci. Aku benci ketika geliginya mengerogoti puting di dadaku yang membuatku merasa jijik. Aku benci memandang wajahnya yang menatapku dengan bibir melontarkan caci maki. Aku benci ini. Aku benci hidupku yang begini.
Aku lelah sekali.
Tuhan ... bolehkah aku mati?
Maincast
And ....
*
*
*
*
*
*Semua foto yang dipakai di dalam fanfict ini diambil dari Pinterest.
Aku kepikiran buat bikin fanfict ala mafia gitu wkwk, tapi ini agak mirip SLAVE sih isinya. Cuma ya aku usahakan gak se-dark ff itu dan mungkin bakalan dikasih romance sedikit-sedikit biar gak angst banget.
Oh iya, namanya beda dengan ff yang lain, tapi kalau bingung ini/itu siapa bisa kalian liat dari huruf depannya aja kok. Aku juga gak pakein nama mereka yang ribet-ribet biar gak pusing.
Hampir lupa, Fmv di atas itu bukan hasil editanku. Aku masukin dari ytube dan siempunya sejauh ini belum mengkonfirmasi, sih. Kalau misalnya nanti dia ngelarang, bakalan aku delete bagian videonya. Tapi, better kalian liat dulu deh karena ff ini terinsipirasi dari lagu dan isi video itu hehe.
Add ke readinglist kalian kalau mau, dan bagusnya sih follow juga authornya biar dapet info kira-kira bakalan dilanjut apa nggak awokawok
Oke, gitu aja. Salam sayang, peluk hangat, kecup mesra, unyel-unyel kepala dari jauh. Jangan lupa bahagia (◍•ᴗ•◍)❤
_On goinG_
Started : 12 Oct 2024
Completed :• Ru •
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Angel Dancing On The Bed [Banginho]
Fanfiction"You are devil! Fvckin devil!" "Too much info ... the devil is real, and he isn't a little red man with horns and a tail. He can be beautiful---like me---, because he's a fallen angel and he USED to be God's favorite!" "Go to hell!" "Oh, Bunny ... w...