"Tuan, bagaimana kalau ternyata kita ditipu?" tanya Seth yang duduk di sisi kiri Chris.
"Apa maksudmu?" Itu Charles yang menjawab.
"Bisa saja foto yang diberikan dengan anaknya yang asli itu berbeda?" cecar Seth.
"Tidak. Dia tidak berbohong, anak yang di foto itu memang anaknya," jawab Chris.
"Tuan susah memeriksanya?" tanya Seth lagi.
"Hyunley yang memeriksanya sebelum Tuan menerimanya," sahut Charles. "Lelaki itu tidak berbohong, orang yang ia tunjukkan di dalam foto memang anaknya. Karena Hyun sempat menemukan akta kelahiran, akun sosial media, rumah dan tempat di mana ia bekerja."
"Oh? Baiklah. Bagus kalau begitu," gumam Seth.
"Jangan terlalu panik. Kita harus menikmati pertunjukan anaknya itu," pungkas Chris.
"Menyedihkan sekali, ia ditipu ayahnya sendiri hanya untuk melunasi hutang," gumam Charles.
"Tapi ini lebih baik ketimbang dia membayarkan hutangnya dengan uang lagi," tukas sang tuan. "Dia mungkin lebih berharga dari sekian lembar kertas buram itu," tambahnya.
Seth hanya diam, sedangkan Charles menganggukkan kepala tanda setuju. Tak berapa lama kemudian Liza muncul dari salah satu pintu diikuti seorang pemuda manis yang memakai gaun dari kain organza.
Ketiga pria itu terkesiap seketika melihat parasnya yang begitu cantik bak malaikat. Dengan balutan kain merah transparan yang tak menutupi lekuk tubuh moleknya, ia berjalan dengan sedikit merunduk karena malu.
Suara gemerincing dari aksesoris yang dipasangkan Liza mulai dari kepala hingga kaki itu terdengar mendenting kala ia menaiki anak-anak tangga kecil di pinggir meja.
Meski di bawah cahaya temaram namun wajah mungil nan manis itu masih bisa terlihat jelas. Tubuhnya ramping dengan kulit yang sudah pasti bersih dan terawat. Ia merundukkan tubuh rendah tanda hormat pada ketiganya sesaat sebelum memulai tariannya.
"Dia sangat ... cantik ..." gumam Seth tanpa sadar, tapi ia seketika memalingkan muka ke sisi lain saat Chris dan Charles menoleh ke arahnya.
👼🏻👼🏻👼🏻
"Tuan-Tuan sekalian, inilah acara utama yang sudah ditunggu-tunggu. Mohon beri sambutan yang meriah untuk Red Angel yang akan tampil mengisi malam Anda sekalian," ucap Liza tatkala ia berdiri di atas meja sambil menggandeng lengan Nino. Setelah itu ia pun turun kembali.
Red Angel? Nino?
Ah, benar. Liza tadi bilang kalau nickname Nino saat tampil adalah; Malaikat Merah. Seperti warna pakaiannya saat ini.
Nino nampak gugup memandang tiga lelaki yang ia yakini sebagai juri itu. Tatkala suara dentum musik mulai terdengar, ia pun mulai melenggokkan tubuhnya di atas meja sembari berpegangan pada tiang besi di tengah-tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Angel Dancing On The Bed [Banginho]
Fanfiction"You are devil! Fvckin devil!" "Too much info ... the devil is real, and he isn't a little red man with horns and a tail. He can be beautiful---like me---, because he's a fallen angel and he USED to be God's favorite!" "Go to hell!" "Oh, Bunny ... w...