04. Seekor Kelinci

227 39 12
                                    

"Wangi bayi, ih!" bisik Hans saat membantu Hyun mengangkat tubuh seseorang dari dalam mobil, dan dibawa masuk ke dalam sebuah rumah mewah bercat hitam yang berada di tengah hutan Yellow Wood, di pinggir kota Stayville.

"Hush! Jangan diendus begitu! Kamu kayak anjing tau!" cecar Hyun saat melihat Hans iseng mengendus-endus ceruk leher pemuda asing yang dibawanya ini.

Oh? Mereka menculiknya?

Bisakah dikatakan demikian?

Ya, mungkin bisa.

Namun kalau diingat-ingat, tidak juga dikatakan menculik karena sosok manis yang dibawa keduanya itu sudah sah diterima dan cikal bakal menjadi penghuni sebuah rumah megah tempat mereka tinggal ini.

Sayangnya walau dikatakan demikian si pemuda itu sepertinya belum memberikan persetujuan apakah ia menerima fakta bahwa kini dirinya sudah menjadi bagian dari orang-orang dalam bangunan tersebut.

Belum. Setidaknya sampai nanti ia bangun. Mungkin?

Hyunley dan Hans membawanya sebelum dibaringkan ke atas sofa di ruang tamu, di mana don sudah duduk menunggu sejak tadi.

"Dia tidak memberontak?" tanya Chris pada Hyun yang seketika berdiri dengan postur sigap.

"Tidak, Tuan."

"Bahkan saat kamu mendekatinya? Dia tidak curiga?"

"Tidak sama sekali. Dia bahkan menurut begitu saja saat saya memberinya minuman," jawab si anak buah.

"Polos sekali."

"Kamu pintar merayu ternyata," ledek Hans yang berdiri di sebelahnya sambil sesekali menyenggol lengan dan nyengir seperti kuda sinting.

"Tapi aku heran, kenapa kamu masih aja single di usia yang sudADUUHH!!" teriaknya di ujung kalimat karena belum sampai menyelesaikan ucapannya tiba-tiba kaki Hyun dengan sengaja menginjaknya kencang.

Chris yang melihat keduanya selalu bertingkah seperti anjing dan kucing hanya menghela napas panjang. Ia lantas berdiri dari sofa, meletakan gelas sloki berisi sisa vodka yang diminumnya selagi menunggu tadi, dan berjalan mendekati sosok manis yang dibawa kedua anak buahnya tersebut.

"Obat apa yang kamu masukan ke dalam botol itu, Hyun? GHB?" tanya sang don sembari merunduk, memerhatikan kontur wajah mungil yang tertidur lelap setelah satu di antara dua pemuda itu membiusnya.

"Ketamine, Tuan," jawab Hyun. "Saya menyuntikkannya sedikit ke dalam air, dan dia meminumnya sampai habis."

"Ah ... pantas saja," gumam Chris sambil menatap wajah manis si Malaikat Merah yang tertidur itu.

Bibir ranumnya nampak sedikit terbuka dan dua gigi kelincinya menyembul di balik belahan persik kenyal tersebut, membuat Chris gemas dan ingin menggigitnya.

Tanpa bicara apa-apa lagi, lelaki berusia tiga puluh tahun itu mengangkat tubuh kurus sang malaikat, menggendongnya lalu membawanya ke lantai dua di mana kamarnya berada.

"Jangan ganggu aku, mengerti?!" katanya pada Hyun serta Hans, dan dua pemuda itu pun mengangguk seketika.

"Baik, Tuan," jawab mereka serempak sembari memerhatikan sang bos yang menaiki anak-anak tangga dengan tangan kecil menjuntai di sisi tubuhnya.

"Kalian baru sampai?" tanya Seth yang tiba-tiba muncul dengan membawa secangkir kopi.

"Ya. Di mana Charles?" jawab Hyunley.

"Di kamar mandi. Dia baru saja makan pizza dengan jalapeno dan sepertinya sekarang diare," urai Seth.

"Makan jalapeno aja langsung diare. Dasar lemah," sahut Hans, tapi seketika membuat dua rekannya itu menatapnya lekat.

Red Angel Dancing On The Bed [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang