'Buat aku jatuh cinta padamu.'
Chris mengusap wajahnya kasar setelah kembali masuk ke dalam kamar. Dalam hati merutuk tiada henti lantaran bibirnya tadi berbicara seenaknya tanpa berpikir lebih dulu.
Bisa-bisanya ia bicara melantur begitu? Meminta Nino untuk membuatnya jatuh cinta lalu melepaskannya jika memang berhasil melakukannya? Itu kan mustahil!
Usia Chris sudah menginjak kepala tiga, beberapa tahun lalu sebelum orang tuanya meninggal sang ayah sempat menegurnya untuk segera mencari pasangan. Hal yang menyebabkannya melamar Rose tak hanya karena adanya afiliasi dengan ayah Rose saja melainkan karena tuntutan almarhum orang tua Chris juga.
Meski begitu Chris tak pernah berniat untuk menikah, ia juga tak pernah mencoba membuat dirinya jatuh cinta pada si gadis, walau sebetulnya Rose adalah sosok perempuan ideal dan benar-benar menerima dirinya.
Lantas kenapa sekarang ia berani membuat kesepakatan konyol itu dengan seorang ... budak?
"Aku sudah gila," gumamnya pelan. Lalu ia tertawa getir dan rasanya ingin segera melubangi kepalanya sendiri dengan pistol glock 27 yang tergeletak di atas meja nakasnya kini.
Tangannya terangkat, terulur hendak mengambilnya tapi bersamaan dengan itu ponsel yang tergeletak di sisi si pistol mendadak berdering nyaring, membuat jemarinya pun berbelok untuk mengambil si gawai alih-alih senjata api tersebut.
"Halo?" jawabnya seketika.
Sebuah panggilan dari Charles yang entah sekarang ada di mana dan Chris mendengarkannya sembari mengangguk-angguk paham.
"Baiklah, aku akan datang," jawabnya kemudian sebelum mematikan si panggilan dan mendesis pelan lantaran kembali teringat akan ucapannya pada si manis di dalam Limbo tadi.
"Cinta hanya untuk orang berhati lemah, Bunny. Sedangkan aku ini tak punya hati," gumamnya pelan. "Limbo jelas akan menjadi tempat tinggalmu selamanya."
👼🏻👼🏻👼🏻
"ASTAGA, NINO!! JANGAN!!" teriaknya histeris sembari melempar bawaannya lalu berlari kencang menuju kasur.
Bagaimana tidak kaget Seth kalau saat ini melihat si manis hendak gantung diri dengan menautkan seutas tali ke atas tiang besi ranjang dan melilitkannya ke leher sendiri.
Kaki mungilnya menjuntai di atas kasur, wajah merah kebiruan dengan mulut termegap-megap, Seth panik bukan main melihatnya. Ia segera berlari menubruk tubuh kurus Nino sebelum menggendongnya, lalu menjerit-jerit kencang.
"HYUNLEEYYY!!! TOLOONGGG!!! HYUUUUNN!! TOLOOONGGG!!!" teriaknya.
"Nino, bertahan, Nino. Kumohon," ucap Seth. Ia berusaha agar tubuh Nino tak menjuntai lagi ke bawah dengan terus menggendongnya.
"HYUUUUNNN!!! TOLOOOOONGGG!!" teriaknya lagi.
Beruntung tak berapa lama kemudian terdengar suara derap kaki berlari ke arah Limbo dan masuk lewat pintu yang tak tertutup rapat.
"ASTAGA!" pekik Hyun kencang. Ia segera mendekat dan naik ke kasur untuk membuka simpul tali yang mengikat di leher Nino dengan susah payah.
Bruggkk!!
Nino jatuh terjungkal ke bantal seketika, dan detik berikutnya suara erangan sakit terdengar sebelum disusul isak tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Angel Dancing On The Bed [Banginho]
Fanfiction"You are devil! Fvckin devil!" "Too much info ... the devil is real, and he isn't a little red man with horns and a tail. He can be beautiful---like me---, because he's a fallen angel and he USED to be God's favorite!" "Go to hell!" "Oh, Bunny ... w...