39. Bonus Chapter I

17 1 0
                                    

Ace menatap langit sore dengan helaan napas berat, gemersak daun kering yang diterbangkan angin adalah satu-satunya sumber suara ketika dia berdiri di depan makam Amora.

"Kakak, apa kabar?" tanya Ace saat atensinya mengarah pada batu marmer hitam dengan jejak ukiran berwarna emas, tiap huruf di sana saling terikat dan membentuk sebuah nama yang indah, Amora.

"Aku tidak pulang ke Kalifornia, karena pulang berarti akan kembali lagi, agak menyedihkan jika aku hanya sendirian ke Korea ketika musim panas yang kau bicarakan," katanya, kaki berayun ke depan dan belakang dengan gugup. "Aku juga mewarnai rambut menjadi pirang agar si Mark tidak lagi memanggilku cupang merah muda di depan anak-anaknya."

Angin yang berembus menggoyangkan helaian pirang Ace yang kini sebahu, tangan kirinya memegang jas hitam yang terlalu lelah untuk dipasangkan pada tubuh, sementara tangan satu lagi berisi seikat melati putih yang harum, hadiah kecil untuk Amora ketika dia berkunjung.

"Kecelakaan itu." Ace berhenti, tidak tahu harus memulai bagaimana. "Aku membalasnya, mereka menginginkanku untuk mati, tetapi kau yang berada di mobil saat itu."

Butuh waktu dua bulan untuk Ace tahu bahwa semua yang terjadi adalah sebuah kesengajaan, dan butuh waktu enam bulan untuk membuat mereka membayar apa yang telah dilakukan. Itu tidak akan sama, bagaimanapun kakaknya tidak lagi bisa dihidupkan, tetapi Ace puas karena mereka akan menghabiskan sisa umur dalam lubang gelap dengan tangan terbelenggu pada dinding penjara.

Dunia malam memang suram. Curang dan manipulasi adalah hal yang wajar, tetapi dia tidak tiba pada tingkat menghilangkan nyawa seseorang, dan pikirannya mengatakan bahwa semua orang pun akan melakukan demikian, nyatanya keserakahan bisa membuat manusia berubah menjadi setan, melakukan dosa besar tanpa rasa bersalah yang mengikutinya.

"Aku memulai semua dari awal," kata Ace diiringi helaan napas panjang. "Aku tidak berkencan, meninggalkan dunia malam, belajar memasak dan hidup sehat dengan masakan rumah, terkadang Nyonya Jung dan Nyonya Nakamato akan mengirimkan makanan ke apartemen."

Ace tersenyum tulus ketika mengingat ibu Mark dan mertua lelaki itu yang sangat berkontribusi dalam membuatnya bangkit kembali. Mereka selalu datang untuk berusaha berbicara ketika Ace mengurung diri di apartemennya, dan akan selalu ada masakan hangat di atas meja ketika mereka meninggalkannya untuk istirahat.

"Alice juga baik, anaknya double dan agak lebih aktif. Oh, Mark menjadi ayah yang hebat meskipun dia agak tolol dalam mengganti popok, tetapi dia tetap berusaha." Ace merasa puas ketika ada celah untuk membuat si Alis Camar tampak bodoh, dia membayangkan ekspresi Mark jika saja kalimat itu keluar di hadapannya.

"Jadi, tenanglah." Lelaki itu berjongkok, tangannya terulur untuk meletakkan seikat bunga di atas marmer hitam.

Ada begitu banyak melati di sana, Alice menanam mereka dengan rapi di sekeliling makan Amora dan datang tiap senggang untuk merawat bunga itu agar tetap mekar, sebagaimana dia merawat Amora jika gadis itu masih ada.

Jika bisa jujur, Alice juga melewati semua dengan berat, sindrome baby blues, rasa bersalah, dan semua kesedihan bercampur menjadi satu, membuatnya menangis dan menjerit setiap malam ketika mimpi buruk itu datang, tetapi pada akhirnya, dia bisa melawan mereka, bertahan dengan baik untuk apa yang telah dilalui, kehidupan akan dan harus tetap berlanjut.

"Oh, apa kau tau nama bayi double mereka?" Ace mendadak semangat, matanya berbinar dengan punggung yang ikut menegak. "Lynn, air, dan Diel, matahari. Seperti elemen bumi, mungkin mereka akan membuat bayi dengan nama api, tanah, dan udara juga suatu saat nanti."

Angin berembus semakin dingin, diikuti oleh rintik lembut air yang turun dari langit dan mendarat di atas marmer hitam dalam pandangan Ace.

"Katanya tidak akan ada hujan hingga esok pagi, ternyata ramalan cuaca pun bisa salah," gumam Ace, mengadahkan tangan untuk menangkap tetesan air hujan yang jatuh. "Aku harus pulang."

Ma Cotton Candy || Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang