08. Suasana Baru

492 63 66
                                    

Suasana di kediaman Mark dan Alice sedikit lebih gaduh dari biasanya, ini adalah hari pertama gadis itu mengikuti perkuliahan, dan gelagat si mungil seperti anak kecil baru masuk TK.

Setelah melewati banyak hal yang tidak normal, akhirnya mereka tiba di universitas. Fakultas Mark dan Alice tidak terlalu jauh, bahkan kantin mereka hampir 'tak berjarak.

"Setelah selesai kelas jangan berkeliaran, ya? Tunggu di depan fakultas atau kantin dan hubungi Kakak," sugesti Mark saat mengantarkan Alice ke ruang belajarnya.

"Uhm." Gadis itu mengangguk patuh, kemudian melambai ke arah Mark begitu lelaki itu beranjak dari sana setelah menepuk pelan kepala Alice. "Awkay, hari pertama harus mendapatkan teman baru, begitu kata Kak Mark tadi," monolog si kecil diiringi langkah lebar menuju tempat duduk.

Sepertinya Alice datang terlalu cepat, di ruang itu hanya ada beberapa mahasiswa yang terlihat seperti kutu buku, dan mungkin mulai saat ini Alice adalah salah satu di antara mereka.

Dia menempatkan bokong di atas kursi dan melipat tangan ke atas meja, menunggu satu-persatu mahasiswa lain untuk memasuki kelas.

"Hey, boleh aku duduk di sini?" Gadis itu bertanya lembut ketika berdiri tidak jauh dari tempat Alice berada, yang secara ajaib bahwa si mungil tidak menyadari kapan dia tiba.

"Tentu," jawabnya dengan sedikit tersenyum dan mengambil tas yang lebih dulu ia letakkan di bangku sebelah.

"Tarrie Hwang." Gadis itu mengulurkan tangan ke arah Alice setelah menempatkan bokong di atas kursi dan menampilkan senyum manis.

"Nakama –Alice Jung," balas si mungil gelagapan dan menerima uluran tangan teman sebangku, dia merasa masih sedikit asing dengan marga 'Jung' di depan namanya.

"Kau lucu sekali, apa kau juga berasal dari Jepang?"

"Huh?"

"Uhm, kupikir tadi kau menyebutkan Nakamato."

Alice berkedip pelan dengan mulut yang terbuka. "Ya, aku Indo-Jepang," ucapnya malu-malu dihadiahi tatapan bingung dari lawan bicara untuk beberapa saat, sebelum kembali menjadi senyum netral.

Tarrie mengeluarkan beberapa keperluan belajarnya dan meletakkan di atas meja. "Awkay, semoga kita cocok satu sama lain," kata gadis itu, membuat Alice tersenyum cerah diiringi anggukan pelan.

Mereka duduk dalam diam, Tarrie memang bukan tipikal gadis yang banyak bicara, dan Alice sedikit pemalu untuk memulai, tetapi keheningan itu tidak berlangsung lama saat dua siswi lain datang menempati bangku di depan mereka.

"Henlo," sapa salah satu di antara kedua gadis itu.

"Uhm," cicit Alice pelan, dan sedikit dihadiahi senyum dari wajah cantik Tarrie ke arah mereka.

Kedua gadis itu sibuk meletakkan tas dan beberapa perlengkapan belajarnya, mereka membawa banyak barang yang menurut Alice tidak diperlukan, seperti kipas tampan bergambar wajah member One Direction, baby oil dan sesuatu yang Alice tidak terlalu paham, kemudian memasukkan satu persatu barangnya ke dalam laci.

"Vespanes Park," ucap gadis itu tiba-tiba saat membalikkan badan ke arah Alice dan Tarrie.

"Alice Jung."

"Tarrie Hwang."

"Dan ini adikku Va –,"

"Vanesha Park," potong gadis yang sedari tadi sibuk menyusun beberapa benda di atas mejanya.

"Oh, Hai." Alice mengangkat tangan dan melambai ke arah mereka itu.

"Kalian kembar?" tanya Tarrie.

Ma Cotton Candy || Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang