Matahari hampir terbenam di balik garis khatulistiwa ketika Alice dan ketiga temannya bermain di taman kampus, pusat tata surya menyinari seluruh tempat dengan warna merah —langit, tanah, serta dedaunan yang gugur, juga yang masih dengan kokoh memeluk ranting pohon, mereka pun akan gugur, tidak lama lagi. Untuk terlahir kembali, alam harus menyerah dan mati.
Alice mengeluarkan komentar lembut untuk apa yang tersaji di depannya, sapuan hangat sang bayu menggoyangkan helaian hitam dengan begitu anggun.
Suasana damai itu menemani Tarrie dan double V untuk mengetahui bahwa sebuah kehidupan telah bersama Alice sejak empat minggu yang lalu, dan mereka tiada henti memanjatkan begitu banyak doa untuk keberkahan serta mengucap banyak terima kasih pada Tuhan atas semua kebaikan yang diberikanNya.
"Dia akan menjadi anak yang soleh," bisik Tarrie yang teredam oleh tangannya sendiri di atas pangkuan Alice, dia berjongkok untuk bisa menyentuh dengan lembut perut si mungil yang masih terlihat rata, dan Double V terlihat sangat mengamini, mereka duduk di antara tubuh mungil Alice dan mengapitnya dengan sebuah rasa ingin tahu yang tinggi.
Ketiga temannya sangat bahagia seperti merekalah yang sedang mengandung dan akan melahirkan seorang bayi merah nantinya, terasa sangat tulus dan benar-benar tidak sabar, juga mencoba dengan keras untuk membayangkan sebuah kehidupan berada di kehidupan yang lain, sejauh anak perawan bisa membayangkannya.
Empat serangkai itu menghabiskan sisa sore di akhir semester dengan ketenangan dan banyak sugesti positif, yang merupakan hal terlangka untuk melihat si kembar nakal duduk anggun tanpa ada setidaknya sebuah perdebatan yang menemani.
Baiklah, mungkin taman adalah pilihan yang tepat untuk bersantai damai, tetapi lapangan tanpa pepohonan dan panas matahari yang membakar terdengar sedikit tidak waras jika digunakan pada hal serupa.
Namun, Mark dan temannya adalah pusat ketidakwarasan di alam semesta, mereka duduk melingkar di sudut lapangan yang mengarah langsung ke jalan keluar universitas, ditemani oleh makanan ringan dan banyak kertas putih di atas pangkuan.
"Kau terlihat frustasi," komentar Chitta ketika mengawasi Mark yang menopang kepala dengan kedua tangan, seperti dia berada di antara pilihan menyelamatkan seorang kekasih atau mengamankan seluruh dunia.
Johnny menaikkan sudut bibirnya. "Jangan khawatir, Nak! Kau hanya gagal lulus pada semester 6, lihat kami, semester 8 adalah batas terakhir untuk sebuah kata ideal, tetapi waktu bukanlah masalah," katanya dengan begitu banyak kesan bijak.
Mark memutar mata untuk sebuah kalimat bijak itu, dia tidak masalah jika memang mustahil lulus tahun ini, toh perusahaan akan berada di tangannya, hanya dia seorang tanpa harus melakukan persaingan dengan saudara yang lain, karena memang, yah, dia anak tunggal, tetapi ada sebuah pengecualian di sini, dan apa itu?
"Aku tidak ingin menjadi seorang mahasiswa sementara aku harus menandatangani surat akta kelahiran anakku 8 bulan lagi." Ya, dia ingin terlihat keren ketika bayi mereka menatapnya untuk pertama kali, seperti seorang ayah yang kaya dengan gelar presdir di sebuah perusahaan besar, sial!
Chitta melebarkan mata seperti dia akan mengeluarkan biji itu dari tengkoraknya, dan Johnny merasakan permen bulan yang sedikit besar melewati tenggorokan untuk terjun ke dalam lambungnya, tanpa aba-aba, tanpa perintah, hampir membuat lelaki itu kehilangan napas.
"Agak mengejutkan, tetapi tidak terlalu, hanya agak," kata Taeyong, yang merupakan manusia paling sadar saat itu jika dibandingkan dengan yang lain, kecuali Jeffrey kini menatap Mark seperti berpikir, tetapi kehilangan pikirannya, dan duduk di belakang Taeyong dengan tangan melingkar di leher lelaki itu.
Jika Mark boleh mengatakan, Taeyong dan Jeffrey hampir tidak terpisahkan, dan bahkan terlihat sedikit aneh, tetapi Mark tidak akan mengatakan apa pun, terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Cotton Candy || Mark ✔
Fiksi Remaja[TERBIT] [PART LENGKAP] [Romance] [Uwu-able] - Sebuah malam yang suram, awal kisah baru dimulai dengan perjalanan hidup berubah seratus delapan puluh derajat. Perubahan itu membuat hidup Mark menjadi kerepotan yang secara ajaib memang sudah cukup re...