"Kak Mark?!"
Alice berlari dari halaman belakang menuju dapur untuk menghampiri Mark yang sedang berusaha keras menciptakan makanan, gadis mungil itu tersenyum lebar dengan tangan ditangkupkan.
"Kak Mark," serunya lagi, membuat lelaki beralis camar menghentikan kegiatan hanya untuk melihat ke arah si mungil.
"Kau terlihat sangat senang," komentar Mark seraya berkacak pinggang dan memegang spatula dengan tangan kanan, lelaki itu sedikit menyunggingkan senyum hangat ke arah istri mungilnya.
Setelah pulang kuliah, Mark berinisiatif untuk memasak makanan yang mudah disajikan, hanya ada dia dan dapur, tidak dengan Alice.
Mereka tidak ingin terus-menerus makan makanan luar yang tidak sehat, jika hanya dirinya sendiri mungkin Mark tidak akan terlalu peduli, tetapi dia tidak bisa membiarkan makhluk mungil satu lagi hidup dengan tidak sehat juga, Mark merasa bersalah untuk beberapa hal.
Mendengar perkataan si alis camar membuat Alice semakin melebarkan cengiran. "Look!" Dia membuka perlahan telapak tangannya dan memperlihatkan makhluk mungil berwarna hijau duduk manis di sana.
"Yaaaaaaaaaa!" Mark berteriak panik dan reflek naik ke atas wastafel, ia menatap horror ke arah Alice yang memasang wajah bingung dan polos. "Kenapa bermain-main dengan katak?" tanya Mark tidak santai.
Alice memiringkan wajah, tangannya kembali ditangkupkan agar makhluk itu tidak loncat dari sana. "Kak Mark kenapa?" tanya Alice heran. "Kak Mark takut katak?"
"Ti-tidak takut, hanya geli." Mark berpegangan pada lemari tempel yang berada di atas wastafelnya, jaga-jaga agar tidak mematahkan beberapa tulang karena terpeleset dari sana. "Singkirkan itu, Alice."
"Kenapa? Alice hanya ingin menunjukkannya pada kak Mark." Gadis itu maju beberapa langkah mendekati Mark. "Lihat, dia sangat imut," lanjut si mungil menatap makhluk hijau dalam genggamannya dengan wajah berbinar.
Mark sweetdrop mendengar pengakuan imut itu. "Ya Tuhan, Alice. Tolong, singkirkan itu atau dia akan loncat ke dalam sup kepitingmu."
Alice membulatkan mulut dan matanya sebelum manggut-manggut mengerti. Kemudian, gadis itu memasang sebuah senyum jahil yang membuat firasat Mark membunyikan alarm bahaya.
Benar saja, si mungil melangkah maju dan memperlihatkan katak itu lebih dekat dengan wajah Mark, hampir membuat si alis camar terjun bebas ke dalam panci panas jika saja pegangannya terlepas.
Alice kembali berlari ke halaman belakang setelah puas membuat Mark berteriak dan mengembalikan baby frog pada ibunya, kata gadis mungil itu sebelum menghilang di balik pintu.
Mark menghela napas gusar, ia turun dengan perlahan untuk mengecek keadaan supnya.
Ini adalah karya pertama Mark dalam hal memasak yang terlihat seperti makanan, tetapi kerja kerasnya hampir saja tidak berhasil karena tingkah Alice yang sangat baik budi.
Setelah Mark selesai menyusun semua makanan di atas meja, Alice kembali dengan botol kaca di tangan kanannya.
"Apa itu, Alice?" tanya Mark hati-hati, firasatnya lagi-lagi membunyikan alarm berbahaya saat melihat makhluk bertubuh gelap dalam botol yang terisi air di genggaman Alice.
"Ikan," jawab Alice, gadis itu menuangkan air ke dalam kaca hias yang ia taruh di atas meja makan, dan memasukkan makhluk kecil yang bergerak aktif ke dalam sana.
Mark mendekat, melihat makhluk itu secara intens sebelum kembali berteriak dan membuat Alice terkejut. "Itu kecebong!"
"Ini ikan!"
![](https://img.wattpad.com/cover/240934088-288-k646514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Cotton Candy || Mark ✔
Ficção Adolescente[TERBIT] [PART LENGKAP] [Romance] [Uwu-able] - Sebuah malam yang suram, awal kisah baru dimulai dengan perjalanan hidup berubah seratus delapan puluh derajat. Perubahan itu membuat hidup Mark menjadi kerepotan yang secara ajaib memang sudah cukup re...