05. After Marriage

616 65 84
                                    

Enjoy this story

Ini adalah hari yang panjang dengan banyak kadar melelahkan bagi Mark dan juga Alice, kedua insan itu baru saja mengucapkan janji suci di depan banyak saksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah hari yang panjang dengan banyak kadar melelahkan bagi Mark dan juga Alice, kedua insan itu baru saja mengucapkan janji suci di depan banyak saksi.

Resepsi yang katanya sederhana ternyata dihadiri oleh seribu lebih manusia, Alice sampai menangis lantara tidak sanggup lagi berdiri untuk bersalaman dengan tamu undangan.

"Kau ingin mandi?" tanya Mark pada gadis yang berada di hadapan meja rias.

Setelah acara besar-besaran itu berakhir, mereka langsung dihadiahi sebuah rumah bernuansa klasik dan nyaman untuk dihuni.

Bahkan, Alice tidak diperbolehkan menginap di kediaman Nakamato dengan berbagai alasan kuno yang dilayangkan oleh sang Ibu.

Terasa seperti dibuang bersama pemuda malang yang bersamanya saat ini.

"Duluan saja," cicit gadis itu pelan, pandangannya bertahan pada pantulan bayangan di cermin.

"Baiklah."

Dengan balutan handuk di pinggang, lelaki itu bergegas masuk ke kamar mandi, membasuh seluruh tubuh yang terasa seperti dibaluri oli, mungkin sedikit sentuhan air hangat akan membuat semua menjadi lebih baik.

Setelah tubuh Mark menghilang di balik tembok, Alice memegang dadanya dan bernapas lega. "Kenapa dia seperti itu," monolog si mungil ketika terbayang dengan tubuh bagian atas Mark yang tidak sengaja terekspos.

Alice benar-benar tidak berbohong untuk yang satu itu, dia tidak sengaja dengan semua pemandangan di depannya.

Oh, mungkin Mark lupa jika saat ini terdapat sebuah buntalan kapas kebaikan bersamanya, manusia mungil, lugu, dan polos.

"Mama," gumam Alice frustasi.

Kapan ini akan berakhir?

Tidak, Alice. Ini baru saja dimulai.

Gadis itu menghela napas panjang, kemudian mulai membersihkan polesan tipis di wajahnya sembari menunggu Mark selesai di kamar mandi.

Meringis pelan ketika kapas di tangannya menghapus dengan sedikit kasar kelopak mata yang dihiasi sesuatu berwarna merah muda. Tuhan, Alice tidak tahu benda apa itu, tetapi terasa sangat mengganggu.

"Bagaimana cara melepaskan ikatan di rambut?"

Baiklah, Alice sudah cukup, tidak sanggup lagi dengan semua kebodohan ini, dia hanya ingin merebahkan diri di atas ranjang dengan sebuah boneka kuning dalam pelukan.

Boneka?!

"Minnie!" Gadis itu berteriak nyaring, dia baru saja menyakiti hati boneka itu karena meninggalkannya di kamar lama.

"Ada apa?"

Tangga nada yang rendah membuat Alice membalikkan badan. "Aku meninggalkan boneka minions di rumah," jawabnya, sedikit mendongak untuk menatap lelaki tinggi di sana.

Ma Cotton Candy || Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang