Bab 11 - Day Dreaming

1 1 2
                                    

Halloo, how r u, sweetheart?!

Bab ini secara gak sengaja spesial karena lebih panjang dari bab lain.

I hope u enjoy it😍💫

Happy reading!🍀



🍒🍒🍒

Ini semua cuma mimpi!

Neona membuka mata perlahan dan meyakini semua yang dia lihat ada dalam kepalanya dan berputar-putar ketika dia tertidur. Ini bukan pertama kalinya dia merasakan mimpi yang begitu nyata. Mana mungkin dia dijodohkan dengan Kafka yang ternyata anak dosen pembimbing skripsinya yang galak itu. Mimpi ini masuk ke kategori mimpi absurd.

Neona mengerjapkan mata beberapa kali tetapi yang dia lihat bukan kamarnya yang bercat ungu muda. Dia tengah berada di kamar dengan cat abu-abu dengan lemari buku dan meja belajar di sisi kanan, dan lemari pakaian di sisi kiri. Neona tau, ini adalah pergantian adegan dalam mimpi absurd. Dia tengah bermimpi di dalam mimpinya. Bukan hal aneh karena beberapa kisah mimpi ada yang seperti ini. Dan sekarang Neona bisa bertindak sesuka hatinya. Lucid dream! Ini adalah lucid dream yang jarang-jarang dia rasakan.

Gadis itu beranjak dari tempat tidur lalu berjalan perlahan menuju meja belajar. Terdapat sebuah foto di atasnya yang menunjukkan tiga orang. Neona tidak bisa melihat dengan jelas wajah mereka. Di dalam mimpi, wajah seseorang seringnya samar-samar atau kalau terlihat dengan jelas akan dilupakan seketika setelah terbangun. Selain foto ada juga laptop, buku-buku tebal, dan lampu belajar.

Sebuah cahaya tiba-tiba saja muncul dari arah belakangnya. Cahaya yang seperti ini biasanya muncul di momen hidup dan mati, setidaknya itu yang Neona ingat di film-film. Apa jangan-jangan gue mau mati pas tidur? Sebuah siluet manusia muncul yang semakin membuat Neona yakin kalau malaikat maut akan menjemputnya. Orang yang dia yakini sebagai malaikat itu berkata sesuatu, tetapi karena tidak bisa mendengar dengan jelas dia pun menghampiri malaikat itu dan akan bertanya mengapa dia akan mati hari ini. Perlahan dia berjalan dan wajah malaikat itu semakin jelas. Dia tidak mengenakan tudung, tidak bersayap, dan tidak membawa atribut apapun. Tapi malaikat itu menjelma menjadi manusia laki-laki dengan paras tampan mirip seseorang yang tidak asing.

Penglihatan Neona semakin jelas hingga dia bisa mengenali sepenuhnya wajah malaikat itu, yang ternyata mirip sekali dengan Kafka! Apa jangan-jangan perwujudan malaikat maut itu sama dengan orang yang paling dibendi ketika hidup, sama seperti manusia membenci kematian. Tanpa sadar, Neona bisa meraih wajah malaikat itu, dimulai pipinya, hidungnya, matanya, indera perabanya bisa bekerja dengan baik di ujung waktunya, atau di dalam mimpinya?

"Neona!!" Malaikat berwajah Kafka itu mengejutkan Neona. "Udah gila, lo?!"

PLAK!!!

Neona menampar malaikat yang telah mengatai dirinya gila itu. Lalu dia menatap telapak tangannya dan terkagum sendiri. Dia akan mengingat lucid dream ini sampai kapan pun.

"Wah gila ni, orang!!"

PLAK!!

Satu tamparan lagi Neona layangkan sekalian untuk menumpahkan kekesalannya pada Kafka yang tidak bisa dia lakukan di kehidupan nyata.

"Neo! Lo kesurupan apaan, sih sampe senyum-senyum psiko gitu? Nyadar woyy! Sadar! Sadaaaaaarrrr."

Malaikat itu mengguncang-guncang pundak Neona dengan kencang hingga terasa sakit. Padahal ketika bermimpi rasa sakit tidak bisa dirasakan.

Hello AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang