XIV

42 6 4
                                    

Seorang pemuda manis tengah menatap sendu keluar jendela dengan secangkir teh di tangannya, ia tak tidur semalam. Jam menunjukan pukul 6 pagi, namun ia belum menyentuh sarapannya yang sudah tersedia di meja.

Tok tok tok

Ia membuka jendela dan menatap datar ke arah bawahnya.

"Tuan, kami berhasil menemukan, Yang mulia Kaisar. " Ucapnya dengan raut wajah tak nyaman.

Helaan nafas lega terdengar dari arah pemuda manis itu, ia tersenyum tipis sangat tipis sehingga bawahannya tidak menyadari.

Senyuman itu hilang dari belahan bibirnya ketika melihat ekspresi gelisah dari bawahannya. "Ada apa? Mengapa kau sangat gelisah? " Tanya nya dengan nada dingin.

"Itu... Mahkluk itu ikut bersama, Yang mulia kaisar. "

Raut wajahnya terlihat sangat marah, namun ia mengesampingkan emosinya. "Apa, Yang mulia terluka? " Tanya nya.

"Tidak ada luka sedikitpun, Tuan. "

"Kau boleh pergi sekarang. " Perintahnya yang langsung di turuti oleh pria yang mengenakan pakaian seraba hitam itu.





Di taman Harem, seorang pemuda berdiri di belakang pohon yang berada di sana. Ia tengah menatap tajam ke arah dua orang yang mengenakan berbulu serigala.

"Kami mempunyai kabar baik, dan kabar buruk, Tuan. " Ucap salah satu dari mereka.

"Kabar baik. " Sahut pemuda manis itu dengan raut wajah datar.

"Kabar baiknya, Yang mulia Kaisar. Sudah keluar dari tempat itu. Kami juga berhasil menyerang kepala prajurit."

Pemuda manis itu tersenyum senang mendengar kabar baik itu.

"Dan kabar buruknya, mahkluk itu ikut bersama dengan, Yang mulia kaisar. Dan saat kami akan memakan tubuh Kepala prajurit, kelelawar itu menganggu kami jadi mau tidak mau kami pergi tanpa memakan tubuh Kepala prajurit. "

Senyum nya hilang ketika mendengar perkataan bawahannya. "Kelelawar sialan! Kalian boleh pergi. " Ucap nya dengan raut wajah yang di penuhi amarah.

***

Disisi lain, Changbin menghampiri tubuh Yeonjun yang bersimbah darah di bawah bebatuan.

"Yeonjun bangun! Ini perintah! Cepat bangun! " Pekik Changbin dengan mata berkaca-kaca.

"Apa Yang mulia, mengenalnya? " Tanya Beomgyu sembari mendekat ke arah Changbin.

"Dia sahabatku. " Jawab Changbin singkat.

Mendengar itu membuat pemuda manis itu gelisah, "Yang mulia, saya ingin membantu. Tapi Elf tidak bisa menghidupkan orang yang sudah mati. " Ucapnya dengan raut wajah sedih.

"Uhuk uhuk "

"Changbin? Apa itu kau? "

Changbin kembali menoleh ke arah Yeonjun yang terbatuk, "Yeonjun?! Kau dengar aku? Kau harus tahan sebentar aku akan membawa mu kembali ke istana. "

Yeonjun tersenyum melihat wajah Changbin di hadapannya. Tangannya terangkat mengusap pipi sahabatnya.

"Kau sangat tampan Changbin, sudah lama aku tidak menyentuh wajahmu seperti ini"

Changbin membeku di tempat, ia menatap Yeonjun dengan tatapan yang sulit di artikan. Changbin yakin ia mendengar suara Yeonjun. Namun sahabatnya itu tidak membuka mulutnya sama sekali.

"Apa aku bisa membaca pikiran orang? " Batin Changbin.

"Yang mulia, itu akan memakan waktu lama. Sahabat anda harus segera di obati, Biar saya yang menyembuhkan nya. " Ucap Beomgyu dengan semangat.

Bin HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang