15. JEALOUSY

68 18 6
                                    

[UPDATE!!!]
⚠️BACA SAMPAI BAWAH⚠️

***

HALO, DEAR... UNTUK SIAPAPUN YANG MENEMUKAN CERITA INI. SEMOGA KAMU MENYUKAINYA.

📌Jangan lupa tinggalin jejak, ya! Agar Author tahu kalau kamu menikmati tulisan ini😊

Happy Reading...

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 15 ;

Man's jealousy towards his woman flares when another man threatens his power territory

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

"Apakah kau membawanya?"

Trisha bertanya dengan suara pelan, matanya mengamati wajah Monica di depannya. Menghela nafas, Monica merogoh kantong di celana jeans-nya dan mengeluarkan botol kecil berwarna putih.

Monica mengangkatnya agar Trisha bisa melihatnya, "Right here," katanya lembut.

Trisha mengulurkan tangan dan mengambil botol itu dari Monica, jari-jarinya menyentuh tangan Monica. "Thanks," bisiknya pelan sebelum mengeluarkan pil dari botol kecil itu dan menelannya, tenggorokannya sedikit terangkat untuk memudahkan pil itu turun dari tenggorokannya.

Monica bersandar di pintu bilik toilet, pandangannya tertuju pada Trisha yang bertengger di atas dudukan closet yang tertutup, menghela nafas pelan sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya. Menarik sebatang dan menyalakannya, menghirup lama sebelum mengembuskan asap ke langit-langit.

Trisha memejamkan mata sejenak, pil yang ia telan menempel di perutnya saat dia mencoba menenangkan pikirannya yang berpacu. Monica mengawasinya selama beberapa detik sebelum melangkah maju, menyodorkan bungkus rokok kepada Trisha. "Ini, ambillah."

Suara Monica lembut dan memberi semangat. "Ini mungkin bisa membantumu sedikit rileks.” Dia lalu menyodorkan korek kepada Trisha.

Kedua wanita itu berada dalam toilet club yang sempit, rokok melintas di antara mereka saat mereka menghisapnya dalam waktu lama, asap mengepul dan menghilang di ruang kecil itu, Trisha bersandar di dinding, matanya setengah terbuka saat dia menghembuskan napas perlahan, nikotin mulai bekerja dan melunakkan sarafnya.

Monica memperhatikan Trisha, tatapannya menelusuri garis wajahnya. Dia melihat ketegangan di bahu Trisha sedikit mereda, postur tubuhnya menjadi rileks. "Bagaimana perasaanmu?" Monica bertanya dengan pelan.

Trisha menghisap rokoknya lagi, matanya terpejam sejenak. Dia mendesah pelan, "Aku merasa... mati rasa. Sepertinya tidak ada yang penting saat ini." Dia membuka matanya dan menatap Monica, senyuman kecil terlihat di bibirnya.

Wounded to Whole |21+|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang