5. MY LIMITS

80 23 0
                                    

HALO, DEAR... UNTUK SIAPAPUN YANG MENEMUKAN CERITA INI. SEMOGA KAMU MENYUKAINYA.

📌Jangan lupa tinggalin jejak, ya! Agar Author tahu kalau kamu menikmati tulisan ini😊

Happy Reading...

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 5 ;

Sometimes the pain comes quickly, but regret can be slow to follow. Because sometimes the heart whispers what the mind cannot hear

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

Seiring tubuh mereka yang menempel, hasrat mereka memuncak ke tingkat yang hampir tak tertahankan, Felix tiba-tiba melepaskan ciumannya, napas mereka tersengal-sengal. Tanpa sepatah kata pun, Ia membimbing Trisha menuju tempat tidur, tangan Trisha sudah mulai membuka kancing kemeja Felix. Intensitas di mata mereka tidak meninggalkan keraguan tentang apa yang akan terjadi.

Dengan tubuh yang sudah terbakar, menyerah pada nafsu luar biasa yang mengalir melalui pembuluh darah mereka. Seluruh dunia memudar saat mereka menyerah pada kekuatan utama nafsu mereka, tubuh mereka mencari pelepasan dan kesenangan satu sama lain.

Saat mereka terhuyung-huyung menuju tempat tidur, tangan mereka berusaha melepaskan pakaian satu sama lain, putus asa untuk merasakan kulit di atas kulit.

Hening.

Satu-satunya suara di ruangan itu hanyalah napas mereka yang tidak teratur. Tangan Felix menjelajahi tubuh Trisha yang kini telanjang, sentuhannya posesif sekaligus memuja, menjelajahi setiap lekuk tubuh yang sudah Ia pelajari setiap inchi-nya.

Felix membenamkan ciuman di leher mulus gadis itu, menghisap dan menggigit kulit sensitifnya, meninggalkan bekas yang akan menjadi pengingat akan gairah mereka keesokan harinya.

Felix berbisik dengan suara serak ke telinganya, suaranya serak karena lapar dan nafsu. "This body is mine," desahnya.

"Felix... please..." Trisha memohon entah untuk apa.

Melihat ketidakberdayaan Trisha, mata Felix makin menjadi. Dia meninggalkan jejak cupang di sepanjang mulutnya bergerak, mengklaim dan menandai sebagai miliknya.

Felix bergerak ke bawah tubuh Trisha, meneruskan ciuman di sepanjang tulang selangka, dada, bergerak turun makin kebawah, ke perut-mencicipi dan menandai setiap inci kulitnya, sampai Felix sampai pada sesuatu di antara kedua kaki Trisha yang indah.

"Ssh, Felix!" Pekiknya saat merasakan jari pria itu sudah melesak masuk ke bagian tubuhnya yang telah basah.

Felix menambahkan satu jari lalu mendesaknya dengan pertanyaannya yang posesif. "Say it," erangnya.

"Say it, Trisha. This body is mine. You can't share it with another man."

Pikiran Trisha di selimuti kabut hasrat dan gairah, tubuhnya gemetar setiap sentuhan dan belaian Felix di dalamnya. Atas perintah posesif pria itu, mata Trisha terpaku pada Felix, napasnya terengah-engah.

Wounded to Whole |21+|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang