12. SOCIAL STATUS

51 17 2
                                    

HALO, DEAR... UNTUK SIAPAPUN YANG MENEMUKAN CERITA INI. SEMOGA KAMU MENYUKAINYA.

📌Jangan lupa tinggalin jejak, ya! Agar Author tahu kalau kamu menikmati tulisan ini😊

Happy Reading...

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 12 ;

Class is no match for love, as hearts connect without regard for status

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

Saat Trisha selesai mengeringkan rambutnya dan hendak berjalan menuju tempat tidur untuk beristirahat, terdengar ketukan keras di pintu kamarnya. Karena terkejut, dia membeku di tengah langkah, jantungnya berdebar kencang.

Suara pintu yang dibanting ke dinding bergema ke seluruh ruangan. Tatapan Trisha membeku pada Divya, yang berdiri di ambang pintu dengan wajah merah padam.

Trisha menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Tidak, jangan lagi," bisiknya sambil menjauh dari Divya. Suara Trisha nyaris berupa bisikan, tubuhnya gemetar tak terkendali.

"Dasar kau jalang!"

Divya menyerbu masuk ke dalam ruangan, wajahnya berkerut karena marah. Dia melintasi jarak di antara mereka dalam beberapa langkah cepat, menjambak rambut Trisha, menarik kepalanya ke belakang dengan menyakitkan.

"Apa yang kau lakukan pada putriku?!"

Teriakan marah Divya dan jambakannya membuat kepala Trisha tersentak ke belakang. Bahkan sebelum dia bisa memproses apa yang terjadi, tangan kuat Divya mendorongnya ke lantai yang dingin dan keras. Trisha mendarat dengan bunyi gedebuk, kepalanya berdenging karena berbenturan dengan lantai, dan dia berbaring di sana dengan linglung dan ketakutan saat dia melihat Divya menjulang di atasnya, matanya berkobar karena amarah.

"Aku mengizinkanmu tinggal di sini, bukan untuk menyakiti putriku, dasar pelacur kecil!" Divya meludah, tangannya bersentuhan dengan wajah Trisha dengan tamparan keras.

Trisha terbaring tergeletak, tidak mampu bergerak atau membela diri. Ketakutan menjalar di nadinya, tubuhnya gemetar seolah mengingat kembali pengalaman traumatis. Dia tidak bisa menjawab, pikirannya membeku dalam kepanikan saat dia menatap ke arah Divya, air mata mengalir di wajahnya karena pemukulan yang tiada henti.

Dalam kemarahannya, tangan Divya meraih kerah baju Trisha, tanpa sengaja melihat bekas merah segar di dada gadis yang lebih muda itu. Rasa jijik melanda dirinya, semakin memicu kemarahannya.

"Setelah membuat putriku celaka, bisa-bisanya kau tanpa beban pergi melacurkan dirimu, you bitch?!" Kemarahan Divya mencapai titik didih saat dia menjambak rambut Trisha, menarik kepalanya ke belakang hingga tenggorokannya terlihat. "Kau akan membayarnya, pelacur kecil!"

Wounded to Whole |21+|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang