21. TENSION

15 10 2
                                    

[DOUBLE UP!!!]

***

HALO, DEAR... UNTUK SIAPAPUN YANG MENEMUKAN CERITA INI. SEMOGA KAMU MENYUKAINYA.

📌Jangan lupa tinggalin jejak, ya! Agar Author tahu kalau kamu menikmati tulisan ini😊

Happy Reading...

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER 21 ;

I refuse to be dragged into the role of ‘the other woman’ by those pathetic losers out there. And if the accusations are true, perhaps the only thing being cheated is my common sense

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───

Trisha keluar dari bilik toilet dan berjalan ke wastafel untuk membasuh tangannya. Begitu dia menyalakan keran, samar-samar dia mendengar suara ribut-ribut yang teredam di balik pintu kamar mandi.

Dia berhenti sejenak, mendengar sebentar suara-suara itu. Seketika alisnya berkerut, saat dengan jelas dia mendengar suara seseorang yang terasa familiar.

"Rebecca?" Dia bergumam pada dirinya sendiri, dengan cepat dia menyelesaikan kegiatannya—mengambil tisu dan berjalan mendekati pintu.

Saat pintu berderit terbuka, ribut-ribut itu terhenti, mata orang-orang di sana beralih padanya. Trisha mendapati Rebecca dan teman-temannya—berkumpul di belakang Rebecca. Sementara Max ada di antara mereka. Wajah keduanya terlihat tak enak di pandang. Terlihat jelas bahwa mereka tidak sekedar ngobrol, mereka terlibat perdebatan sengit.

Wajah Max sudah memerah, satu tangannya bertumpu di pinggangnya, sedangkan tangannya yang lain mengusap wajahnya kasar. Sementara itu, Mata Rebecca menyipit saat melihat kehadiran Trisha, dia mencoba mengintip ke balik punggung Trisha untuk melihat apakah ada orang lain di dalam, namun hanya Trisha yang terlihat.

Mengetahui fakta itu, Rebecca kemudian mendengus, dengan nada mencemooh, dia menunjuk wajah Trisha. "Oh, jadi itu sebabnya kau berdiri di kamar mandi wanita, untuk menunggu si jalang ini?!" Cecarnya, matanya berkilat marah pada Max.

"Oh, atau kau yang menunggu bajingan ini di dalam sana?!" Matanya kini beralih pada Trisha sementara Dia menunjuk secara dramatis ke arah Max.

Trisha hanya memutar bola matanya, sebenarnya dia malas mengurusi reuni mantan pacar di hadapannya ini, tapi namanya sudah telanjur di sebut, dia tidak akan membiarkannya lolos begitu saja.

"Oh, for goodness sake, Rebecca. What on earth are you implying?" Tatapannya beralih ke arah Max. "Dan Max, apa yang terjadi disini, kenapa wanita gila ini menggonggong padaku?!"

Max menghela nafas berat, rasa frustrasi terpampang di wajahnya, dia kemudian menatap tajam ke arah Rebecca, suaranya meninggi ketika dia menyentaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wounded to Whole |21+|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang