21

22 2 1
                                    

Esok harinya Kevin sudah pulang dari rumah sakit dan kembali lagi bertugas. Bahkan kini dirinya berada tepat didepan rumah yang diketahui sebagai rumah Jason.

"Gue dapat kabar kalau ini rumahnya si mafia topi item. Tapi kalo gue langsung samperin dia ke rumahnya, apa enggak gaswat nanti... Heuh gimana ya caranya supaya gue tahu ini rumahnya atau bukan, rasanya tangan udah gatel aja mau balas dendam." ujar Kevin.

Tiba-tiba teleponnya berbunyi. Ternyata dari Ghina.

"Apeh?"

"Kok jawabnya gitu sih? Harusnya sayangku, istriku, cintaku... Kok jawabnya apeh... Kayak ngomong ke tukang kredit. Emang gue dipinjemin seratus apeh sama lo." ucap Ghina.

"Iya biniku, sayangku, cintaku, cantikku... Mau dibeliin bunga atau curut goreng pas pulang?" tanya Kevin.

"IIhh curut goreng. Makan favorit lo itu. Eh lo bisa laporin orang hilang gak?" tanya Ghina.

"Siapa yang ilang? Kucing lo?" tanya Kevin heran.

"Apaan sih kucing lagi. Temen gue si Aldi, dia kata emak bapaknya ilang, keluar terakhir pas lagi ada tawuran, kebetulan dideket rumahnya ada tawuran. Takutnya aja kenapa-napa dia." ujar Ghina.

"Dia enggak ke kampus?" tanya Kevin. "Enggak lah!" ujar Ghina.

"Bisa sih, nanti gue kasih tahu temen gue kalo gitu." ujar Kevin.

"Jujur aja gue takut dia kenapa-napa soalnya perasaan gue enggak enak dari kemarin."

"Perasaan lo enggak enak karena dia ya bukan karena gue? Cemburu gue, tahulah." ujar Kevin langsung menutup teleponnya sebelum Ghina sempat menjelaskan.

"Perasaan enggak enak karena dia, bilang aja lo suka kan sama dia... Dasar cewek, udah punya laki masih aja cari cowok laen." ujar Kevin, tiba-tiba muncul beberapa teman Michael didepan rumah Jason, saling tertawa membahak berkata satu sama lain, memulai obrolan hingga menghampiri Kevin yang sedang berada di warung saat itu.

"Hahaha gue rasa dia kapok banget ketemu kita. Lo liat aja betapa lemahnya dia tadi. Berani-beraninya lagi nonjok bos kita." ujar Riko.

"Kayak enggak tahu aja bos kita kayak gimana." ujar Tomi, beberapa temannya setuju dengan perkataan mereka.

Kevin terus mendengarkan percakapan mereka saat itu, sepertinya pembicaraan mereka cukup membuatnya tertarik.

Bahkan telah diketahui jelas kalau orang yang mereka bicarakan tak lain adalah orang yang tinggal di rumah Jason, entah itu Jason sendiri atau mungkin siapapun itu.

"Eh tapi kok dia enggak mati-mati ya, padahal udah disiksa parah banget." ujar Tio heran.

"Yah mungkin nyawanya ada 9 makanya kayak gitu."

Mereka jadi tertawa dikatakan seperti itu. Kevin benar-benar menargetkan mereka saat ini. "Gue yakin yang mereka bicarain ini pasti enggak jauh dari Jason. Gue bakal intai terus mereka." ujar Kevin dalam hati.

Mereka beralih mengambil minuman di warung dan membayarnya, meneguknya karena cukup haus setelah menghabiskan waktu didalam membuang-buang tenaganya.

Baru mau pergi, Kevin memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu pada mereka.

Tapi entah kenapa ketika dilihat lebih jauh, ia merasa kalau mereka sangat mirip dengan orang yang ia kenal dimasa lalu.

Bahkan sebelum Kevin menyadarinya, anak-anak muda itu sudah menyadari duluan kalau yang dihadapannya saat ini adalah Kevin, kakak dari orang yang pernah mereka bunuh dan sekaligus orang yang pernah menuntut mereka ke penjara.

Dinikahi Mas IntelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang