34

4 0 0
                                    


Aldi tersungkur ke bawah lantai, terkena tembakan. Anak buah Jason berlari menghampiri mereka yang saling tergeletak di lantai. Anak buah Jason mendekati Michael yang terlihat sangat tidak berdaya.

Michael tak sadarkan diri saat itu. Pria ini panik. Ia langsung memanggil banyak temannya saat itu.

"Woi semua! Ada penyusup disini! Cepetan sini!" pekiknya. Membuat banyak anak buah Jason berkumpul disana, saling riuh dan tak percaya dengan yang terjadi disana.

"Kenapa bisa gini?"

"Ini penyusupnya?" tunjuknya pada Aldi.

"Kita bawa tuan ke rumah sakit sekarang. Masih ada denyut nadinya. Cepat! Keburu terlambat!" pekik salah satu dari mereka yang langsung memapah Michael, membawanya pergi dari sana.

Jason disana mendengar keributan dan tersentak saat melihat sang anak dipapah oleh salah satu dari mereka.

"Ada apa ini, Michael kenapa?!" pekik Jason kesal.

"Anu tuan, beliau ditembak sama pria penyusup ini." ujar salah satu anak buahnya. Jason naik pitam.

Ia langsung mengeluarkan pistolnya dan bersiap menembak punggung Aldi. Memastikan bahwa ia mesti mati saat ini juga.

Aldi merasa pasrah, ia tak bisa berbuat apapun, tergeletak tak bisa bergerak. Tiba-tiba banyak rombongan polisi merangsek masuk ke dalam rumah itu.

Saling beradu tembak dengan para anak buah Jason. Banyak diantara mereka yang saling tumbang karena begitu banyak polisi yang mengepung mereka, yang lebih kuat kekuatannya ketika berhadapan dengan mereka.

Terlebih disana ada tim Birru, yang terdiri atas Faisal, Rio, Panji dan Soni yang saling beradu tembak dengan mereka.

Faisal berhadapan satu lawan satu dengan Jason. "Jadi lo yang namanya mafia topi hitam." ujar Faisal tersenyum picik.

"Teman Kai ya? Suatu kehormatan bisa bertemu dengan perwakilan dari tim Birru... Kebetulan sekali ada Kai juga disini. Aku ingin kau menjadi saksi atas kematian Kai." ujar Jason berniat akan menembak namun tiba-tiba saja Rio menembak duluan kaki Jason, tentu saja membuat Jason kesakitan parah, ia langsung tersungkur jatuh meringis.

Ia tembak brutal ke arah mereka, Rio dan Faisal namun untungnya mereka berhasil menghindarinya. Bahkan kini pistolnya langsung diambil oleh mereka dan mereka lipat tangannya ke belakang. Ia berontak dan terus-terusan menyumpahi mereka.

"Menjijikan! Lepasin saya! Lepasin!!! Kalian menjijikan! Lepasin saya!" tandasnya berulang kali. Banyak dari mereka yang tertangkap dalam beberapa menit ini dan langsung dibawa ke polisi.

Aldi menghela nafas lega. Ia melihat ke arah Kevin yang tampak begitu lemah sama halnya dirinya.

"Vin, lo harus bisa bertahan.... Mereka udah pada ditangkap sekarang.... Lo bebas Vin." ujar Aldi sedikit tercekat karena menahan sakit.

"Ma-kasih Al... "

"Gue... Pengen jadi kayak lo Vin... Lo intel terkeren yang pernah gue temuin... Pantes Ghina mau nikah sama lo... Lo keren luar dalem soalnya."

"Bisa ... aja lo..."

Faisal menghampiri Kevin dan Aldi. "Loh kok bisa ada lo disini?" tanya Faisal heran ketika melihat Aldi.

"Gue pengen jadi pahlawan kesiangannya Kevin." ujar Aldi.

"Astoge, nekat banget sih lo." ujar Faisal heran.

"Abis ini kalian rekrut gue ya jadi intel juga... Please..." ujar Aldi menahan sakit akibat luka tembakan tadi. Kevin setengah tertawa.

"Lagi sekarat masih aja mikirin gituan. Sembuh dulu makanya." ujar Faisal seraya membangkitkan Kevin dan berniat memapahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dinikahi Mas IntelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang