7

39 4 0
                                    

"Lo yakin rencana ini bakal berhasil?" tanya Ghina membawa sepiring cilok itu.

"Yakinlah..." ujar Kevin.

"Gue merasa aja kalo lo nyembunyiin sesuatu dari gue, jangan-jangan lo itu polisi gadungan lagi..." ujar Ghina.

"Terus lo nyangkanya gue apa? Penjual cilok?" tanya Kevin diselingi tawa. "Heh, lo terlalu mencurigakan bagi gue." ujar Ghina.

Disisi lain Aldi melihat Ghina sedang jalan berduaan dengan Kevin. Tentu itu membuat kecurigaannya tinggi, apa sebenarnya tujuan mereka saat ini? Kenapa berduaan gitu. Ia pun mengikutinya.

Ghina dan Kevin akhirnya sampai didepan ruang dosen, disana terlihat pak Rendy yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya. "Ini gue masuk nih?" tanya Ghina.

"Iya pokoknya lo tanyain terus, pepetin dia tentang hal yang udah gue kasih tahu barusan." ujar Kevin.

"Gue tegang gini jadinya Pin..." ujar Ghina.

"Kenapa tegang? Udahlah santai aja. Yang lo hadapin kan bukan penjahatnya
langsung, cuma perantara." ujar Kevin.

"Gue masuk sekarang ya. Dah.." ujar Ghina langsung memasuki ruang dosen itu dan hampiri pak Rendy.

"Siang pak, ini dari tukang cilok didepan gerbang. Katanya dia memilih bapak sebagai pelanggan utamanya yang diberi kesempatan untuk memakan cilok jualannya dalam rangka hari ulang tahun dagangan ciloknya." ujar Ghina.

"Segala pakai hari ulang tahun. Berarti tukang ciloknya laku banget dong ya apa sampe kebeli mobil."

"Hehe bahkan sampe bisa naik haji loh pak... Sampe kebeli monas, menara eiffel, patung liberty segala pak." ujar Ghina membuat Rendy tertawa.

"Oke deh saya makan ya.. Ngomong ngomong kenapa kamu yang anter? Kamu asistennya jangan-jangan?"

"Eh? Hehe saya anunya... Yah intinya gitulah... Eh pak... Saya mau tanya sesuatu sama bapak.." ujar Ghina. Pria itu sambil mengunyah menjawabnya.

"Soal?"

"Bapak ada saran gak ya buat saya... saya mau skripsi tapi takutnya hasil skripsi saya itu jelek... bapak ada ide gak ya?" tanya Ghina, ia kembali bertanya.

"Atau bapak ada ide buat plagiat hasil skripsi orang lain yang nilainya tinggi?" tanya Ghina berbisik, membuat Rendy cukup kaget. Ia langsung berbisik pada Ghina karena ini kesempatan untuknya.

"Kamu mau gak beli hasil plagiat skripsi
orang lain di saya? Tenang aja... semua aman dan harganya juga terjamin murah sesuai kantong. Mau gak?" bisiknya.

"Beneran pak? Saya mau pak. Minta nomor teleponnya pak."

"Yaudah ini nomor saya. Kamu simpan." ujar Rendy menulis nomor teleponnya lalu berikan padanya, Ghina menerimanya dengan senang hati. Misi berhasil.

Setelahnya, Ghina kembali bertemu dengan Kevin didepan gerbang kampus. Memberikan piring sisanya pada Kevin.

"Nih selesai kan..." ujar Ghina.

"Wih hebat sampe bersih piringnya... Good jobb... Cocok lo jadi asisten gue." ujar Kevin.

"Nah sekarang gimana lagi?"

"Nomor teleponnya kirim ke wa gue.. Sama lo pokoknya chat dia terus. Hmm lo yakinin kalo lo bener-bener pengen beli skripsi itu."

"Oh yaudah. Terus apalagi?"

"Lo harus..."

Esok harinya setelah melalui beragam macam tahap penawaran hingga negosiasi tawaran harga, Rendy akhirnya menyetujui permintaan Ghina.

Dinikahi Mas IntelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang