bab 17

354 72 2
                                    

selamat membaca

Shani yang sudah bersama dengan anin dan Lulu kini sedang memilih baju yang cocok untuk Lulu.
Saat mereka sedang memilih baju tiba tiba pundak Shani di tembok oleh seseorang.

"Belanja gak ngajak ngajak" ucap ashel yang sedang belanja juga di mall itu.

Shani yang pundaknya di tembok langsung melihat siapa yang menegurnya.
"Hah, Lo ngagetin aja" ucap Shani.

"Lagian serius banget milihnya, eh btw sama siapa kesini ci" ucap ashel yang mulai bergabung dengan shani.

"Sama Anin sama Lulu cel" ucap Shani.

"Mana kak Anin" ucap ashel.

"Itu disana sama Lulu" ucap Shani melihat ke beradaan Anin dan juga Lulu.

"Lulu siapa, pasien kalian, berarti ibu hamil dong" ucap ashel yang langsung berlari ke arah Anin tanpa menunggu jawaban dari Shani.

"Eh cel" ucap Shani yang ikut menyusul ashel.

"Kakak pasiennya kak Anin sama ci Shani ya kenalin ashel udah berapa bulan kandungannya kok gak kelihatan hamil" ucap ashel yang langsung menghujami Lulu dengan pertanyaan pertanyaan yang Lulu sendiri ngga ngerti.

"Eh shel apa si bukan dia bukan pasien" ucap anin yang melihat Lulu dengan ekspresi bingung nya.

"Dia ini Lulu temen baru kita" ucap anin lagi. Sekarang yang berekspresi bingung ashel. Dia tampak sedang memikirkan jawaban Anin.

"Lulu kenalin ini ashel sahabat gue sama Shani juga" ucap anin memperkenalkan ashel.

"Tadi ci Shani bilang" ucap ashel terputus.
"Apa gue bilang apa, gue belum selesai ngomong ashel lu main serobot aja" ucap Shani yang tampak sedikit kesal karena hampir di salahkan.

Ashel tak menjawab dirinya hanya menyengir kuda.
"Hallo kak, aku ashel" ucap ashel menjabat tangan Lulu.

Ashel yang ikut bergabung dengan mereka bertiga ikut memilihkan baju untuk Lulu setelah mereka selesai memilih dan membayar mereka berjalan ke arah restoran yang ada di dalam mall itu.

"Kak Lulu kok bisa kenal sama mereka kalau kak Anin si ramah ya tapikan kak Anin dokter kandungan" ucap ashel kepo.

"Iya gue dokter kandungan tapi kan gue juga pegang UGD kalau malem, itupun karna di minta sama yang punya rs langsung karna mereka belum dapet dokter UGD" ucap anin melirik ke arah shani. Shani yang di lirik hanya menghela nafasnya kasar.

"Yaudah kalau lo gamau nanti gue minta dokter lain buat gantiin" ucap Shani serius.

"Eh mau kok Shan lumayan buat jajan" ucap anin cengengesan.

Shani hanya mengangguk paham dia emang menunggu dokter UGD yang baru karena dokter UGD sebelumnya di pindahkan ke rumah sakit lain.

"Udah kenapa bahas rs si, gimana ceritanya kok bisa kalian ketemu kak Lulu bukan tebatin kerjaan" ucap ashel.

"Kita ketemu Lulu di tempatnya pak zean gak tau deh ak zean ketemu dia gimana, kita juga bingung karena Lulu cerita dia di tolong pak zean gitu di tempat dia di sekap" ucap anin yang memang dirinya masih bingung gimana zean tau tempat seperti itu.

"Hah pak zean yang pengusaha sukses itu kok kalian bisa kenal, perusahaan aku ngajuin kerja sama gak pernah di ACC sama dia gila banget kan" ucap ashel yang frustasi karena dia sudah berkali kali mengajukan kerja sama.

"Loh tapi perusahaan Shani kerja sama di ACC sama pak zean" ucap anin yang keceplosan Shani yang sadar itu melototin Anin.

"Oh iy ci kok bisa si" ucap ashel yang menggoyangkan tubuh Shani.

"Ekhem" dehem Lulu yang dirinya di cuekin oleh orang orang di depan.

"Eh makanannya udah Dateng makan dulu" ucap Shani mengalihkan pembicaraan.

"Pokoknya kita harus kumpul besok dan ci Shani sama kak Anin harus jelasin" ucap ashel menatap shani dan anin tajam.

Mereka memakan makanan yang mereka pesen dengan khitmat. Saat sudah selesai ashel berpamitan karena dirinya masih ada meeting.

*Di mobil*

"Astaga Anin kok bisa si keceplosan kaya tadi" ucap Shani frustasi dia sampai memukul setir nya.

"Iya namanya juga keceplosan" ucap anin.

"Ekhem aku boleh nanya gak" ucap Lulu tiba tiba.

"Eh boleh mau tanya apa" ucap anin yang sambil melihat Shani, sedangkan Shani melirik Anin dengan tajam.

"Kok ashel panggil kak Anin sama ci Shani kak sama ci bukannya kalian seumuran harusnya kan kalian sahabat" ucap Lulu yang sebenernya dirinya sudah menahan pertanyaan ini dari tadi.

"Iya emang kalau sahabatan harus seumuran" ucap Shani sambil nyetir.

"Iya nggak si" ucap Lulu tak enak.

"Hahaha gpp Lulu, jadi kita itu dulu sekampus, aku, Shani, ashel, Jessi, dan indah, tapi kita beda angkatan nah ashel, sama Jessi itu junior kita di kampus tapi ashel sama Jessi beda jurusan ashel di bisnis Jessi di kedokteran sama kayak kita waktu itu kita ngambil s2 Jessi masih s1, ya kita bisa kenal ya dari jessi, terus kalau indah itu juga ngambil jurusan bisnis iya pokoknya kita jadi main bareng deh. Mungkin karna udah kebiasaan kali ya jadi mereka manggilnya gitu indah juga kadang manggil gitu" ucap anin menjelaskan dengan detail.

Lulu hanya mengangguk-angguk.
"Kalau kamu dulu kuliah jurusan apa?" Tanya Shani.

"Aku S1 kedokteran juga" ucap Lulu, Shani dan anin yang mendengar itu sangat kaget hingga mereka berpandangan.

"Serius" ucap anin masih tak menyangka.

"Iya kak" ucap Lulu lagi.

"Kenapa ga di lanjutin s2 terus kerja di rumah sakit, kenapa malah milih jadi orang kantoran?" Tanya Shani yang sebetulnya penasaran.

"Sebenernya mau kak tapi gak ada biayanya makanya mau kerja dulu baru ambil s2" ucap Lulu.

Shani dan anin mengangguk paham.
"Memangnya orang tua kamu kerja apa?" Tanya anin lagi.

"Orang tua punya perusahaan masing masing" ucap Lulu.

"Loh harusnya ada dong biaya" ucap Shani.

"Tapi mereka sudah berpisah kak mereka juga udah punya keluarga masing masing jadi aku hidup sendiri sejak aku lulus S1 mereka udah ngga mau biayain lagi makanya dengan sisa tabungan yang ada aku pindah ke Jakarta" ucap Lulu lagi.

Anin dan Shani mengangguk paham tak terasa mereka sudah sampai di apartemen milik Anin sekarang mereka sudah ada di unit milik Anin.

"Yaudah besok kamu Dateng ke kantor kamu bisa kerja disana nanti aku hubungi indah" ucap Shani.

"Serius kak, makasih ya kak aku jadi ngerepotin kalian" ucap Lulu tak enak.

"Gpp gak ngerepotin kok" ucap anin.
Karena Anin memang tak merasa di repotin malah dirinya senang karena ada teman di rumah nya tidak sendiri lagi.

Mereka bertiga memutuskan untuk menonton film dan bermalas malasan di hari libur dua dokter itu.











Segini dulu

Jangan lupa vote

Maaf kalau typo



Maafin author yang kepencet kemarin ya, author jadi gak enak jadi author dabel up deh hehehe....




Next....

heal with love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang