bab 11

661 94 0
                                    

selamat membaca

Shani masih di rumah sakit karena dirinya mendapatkan shift malam menggantikan dokter jaga yang sedang cuti. Sebenernya bukan Shani yang di tunjuk untuk menjadi dokter jaga tetapi anin tapi anin memohon kepada Shani supaya menggantikannya jaga. Karena dirinya sudah hampir seminggu terus menjadi dokter jaga.

Akhirnya dengan berat hati Shani meng iyakan tawaran Anin.
"Thanks ya Shan muach Lo teman Ter the best gue. Bye bye gue balik dulu nanti kalau ada pasien atau apa yang buat lo kualahan telpon gue aja gue pasti langsung kesini" ucap anin mencium pipi Shani.

"Kalau gue gak tidur hehe" lanjut anin karena anin merasa sangat lelah sebab dia 5 hati tak pulang karena berjaga dokter jaga yang biasanya shift malam sedang menunaikan ibadah umroh. Maka dari itu Anin lah yang menggantikannya karena dirinya dokter UGD.

Shani duduk di ruangannya sembari memainkan ponselnya dia begitu bosen karena hari sudah sangat malam pikir Shani dia tak akan ada pasien lagi saat Shani ingin melepas jas dokternya suster datang tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Dok ada pasien kali ini lukanya parah dok" ucap suster itu sambil mengambil nafas.

"Yaudah ayo cepat" jawab shani dia tak jadi melepas jasnya dia memakainya lagi tak lupa dia mengalungkan stetoskop miliknya. Shani dan juga suster tadi berlari ke arah UGD saat sampai disana banyak sekali yang mengerumuni pasien itu.

"Saya dokter Shani saya mohon kalian menjauh agar pasien dapat bernafas dengan baik" ucap Shani sedikit mendorong pria pria berbadan keker itu. Lalu Shani menutup tirai bangsal zean.

"Pak zean" ucap Shani kaget saat dirinya melihat siapa pasien itu.
"Pak zean masih bisa dengar saya kalau iya bapak cukup nganggukkan kepala ya pak jngan banyak bicara saya priksa lukanya" ucap Shani. Zean menganggukkan kepalanya seperti instruksi Shani.

Shani melihat luka bekas tusukan itu untungnya luka yang di dapat zean tak begitu dalam jadi masih bisa di jahit. Setelah melihat luka zean Shani menyuruh suster disana membantu membersihkan luka zean.

Shani keluar dari dalam bilik.
"Disini ada keluarga pak zean" ucap shani melihat semua pria yg sepertinya sangat khawatir dengan kondisi zean.

"Saya dok saya keluarga pasien" ucap gracio menghampiri Shani.
"Pak bisa ikut saya sebentar?" Ucap Shani.
"Iya bisa dok" ucap gracio.
"Mari" ucap Shani lalu mereka sedikit menjauh dari para pria kekar itu.

"Jadi gini pak. Kondisi pak zean saat ini tak begitu mengkhawatirkan luka yang beliau miliki tak begitu dalam. Tapi malm ini kita harus ambil tindakan supaya darah yang pak zean keluar tak begitu banyak sebab sepertinya pak zean sangat kehilangan banyak darah. Kita harus langsung melakukan oprasi" ucap Shani menjelaskan kondisi zean.

Yasudah langsung lakukan saja dok selamatkan zean dok.
"Baik pihak rumah sakit akan buatkan surat persetujuan untuk anda tanda tangani. Kamu akan langsung bawa pak zean ke ruang operasi. Mari pak" ucap Shani lalu berlalu pergi kembali ke dalam bilik zean.

Shani mengintruksikan kepada suster suster disana untuk membawa zean ke ruang operasi sekarang sedangkan suster yang lain langsung bikin surat persetujuan oprasi biar pasien cepat di tindak.

Setelah surat persetujuan itu jadi gracio kembali di panggil oleh Shani ke ruangannya.
"Ini pak silahkan di tanda tangani" ucap shani menyerahkan pen dan juga kertas.

Gracio langsung menandatangani surat itu lalu gracio di persilahkan oleh Shani untuk keluar Shani juga keluar ruangan untuk ke ruang operasi disana sudah siap semuanya zean juga udah di bius.

"Sus tolong bilang ke pihak keluarga untuk mencari pendonor tadi sudah di cek kan golongan darah pasien?" ucap shani. Suster yang di suruh shani langsung keluar ruang operasi dan memberitahu kepada gracio karena disana tinggal gracio dan Gito mereka menyuruh semua anggota penoze untuk pulang dan melanjutkan misi.

"Maaf pak dokter Shani bilang kalau pihak keluarga dimohon untuk menyediakan pendonor karena pak zean kekurangan darah" ucap suster itu. Gracio dan Gito saling melempar tatap.

"Emm baik sus" ucap gracio.
"Gimana bang kita masih mau gak lapor oppa?" Ucap gito.
"Udah begini lapor aja" ucap gracio.

Kali ini bukan Gito yang disuruh gracio memberitahu kepada oppa zean melainkan dirinya sendiri.
Gracio mulai memencet kontak yang bernama bos besar disana dia menempelkan telponnya ke telinganya. Gracio juga sedikit menjauh dari Gito.

"Malam oppa" ucap gracio.

*Malam ada apa gracio* ucap oppa dari balik telpon.

"Maaf oppa bos zean masuk rs karena kena tikam oleh salah satu orang pak Kenan" ucap gracio.

*Terus gimana keadaan cucu saya gracio* ucap oppa.

"Tuan muda baik baik saja oppa cuma bos zean membutuhkan donor darah sekarang dan setahu saya hanya oppa yang sama golongan darahnya dengan bos zean" ucap gracio lagi.

*Baik saya akan terbang malam ini* ucap oppa lalu mematikan telponnya secara sepihak oppa langsung mengutus seseorang untuk menyiapkan jet pribadinya.

Gracio sedikit bernafas lega. Oppa zean tak akan memarahi gracio maupun Gito karena gracio dan juga Gito adalah anak kecil yang di buang orang tuanya lalu dengan kemurahan hati oppa perwira mengadopsi 2 anak itu yaitu gracio dan gito. Oppa perwira tak kalah sayang dengan dua g itu.

Maka dari itu oppa perwira sangat mempercayai gracio dan Gito untuk menjaga cucu nya. Tapi zean masih tak di beritau karena jika waktunya tiba zean akan tau dengan sendirinya.

Sebenernya zean kecil sudah mengenal mereka mungkin karena umur zean waktu itu masih sangat kecil dia tak mengingat siapa gracio dan Gito itu.

Kembali ke Shani.

Kini Shani sedang menjahit bagian pinggang zean yang terkena tusukan sebenernya rumah sakit masih ada stok darah dengan golongan darah AB tapi stoknya tak begitu banyak makadari itu Shani menyuruh keluarga untuk berjaga jaga.

Saat Shani selesai dengan menjahit luka zean Shani kembali keluar.
"Pak zean sudah selesai di tangani sebentar lagi akan di pindahkan ke ruang rawat untuk darah tambahkan tadi ternyata tak di perlukan stok rs sudah cukup" ucap Shani.

"Saya permisi pak" ucap Shani berlalu pergi dirinya kembali ke ruangannya menyenderkan punggungnya ke kursi kebesarannya. Rasa lelah begitu di rasakan oleh Shani.

Hari sudah sangat dini hari pukul 2 pagi Shani memejamkan matanya sebentar karena rasa lelah yang dia rasakan.

Disisi lain zean sudah di pindahkan ke ruang rawat. Zean masih tak sadarkan diri gracio dan Gito juga sudah merebahkan diri di sofa dan kasur yang rs sediakan di ruang VVIP.

Pukul 3 dini hari tiba tiba pintu kamar zean terbuka menampilkan seorang paruh baya yang masih kelihatan gagah nan kuat itu.

Oppa perwira sudah mendaratkan dirinya pukul 3 dini hari beliau langsung buru buru ke rumah sakit. Saat sampai beliau bertanya ke resepsionis ternyata cucunya sudah di pindahkan saat oppa masuk oppa melihat cucunya masih tertidur.

Lalu oppa melihat ke arah dua orang yang juga tertidur.
"Sepertinya mereka kecapekan" ucap oppa menghampiri gracio dan Gito.

Oppa tak berniat membangunkan mereka oppa hanya melihat lalu oppa kembali keluar. Untuk mencari hotel pikir oppa besok dia akan kembali kesini oppa tak ingin mengangguk ke 3 jagoannya.











Segini dulu ya

Jangan lupa vote

Bye bye










Next.....

heal with love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang