Fate

441 128 36
                                    

Hi :)
Kalo berniat jadi silent reader, semoga hidupmu tidak berkah yaww

Hi :)Kalo berniat jadi silent reader, semoga hidupmu tidak berkah yaww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jisoo berjalan mondar-mandir di kamarnya. Perasaannya cemas bukan main. Dia bangkit berdiri. Kakinya tak berhenti bergerak melangkah.

"Konyol, itu gak mungkin terjadi," gumamnya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Tapi visual itu terlalu nyata, terlalu detail untuk diabaikan.

Dia duduk di meja pantry, menatap punggung kokoh pria yang tengah sibuk dengan masakannya.

"Tunggu sebentar lagi ya," ucap pria itu dengan suara yang rendah namun penuh kehangatan.

"Siap kapten," serunya.

Pria itu mematikan kompornya, berbalik dengan senyum yang tak kalah hangat dan mendekati Jisoo yang tersenyum lembut.

"Aku minta imbalan untuk satu piring spageti yang kubuat," ucapnya seraya melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jisoo.

"Tapi aku belum mencicipinya," keluh Jisoo, mencoba meredakan detak jantungnya yang semakin kencang.

"Pasti enak, itu kan makanan favorit kamu. Aku mau imbalannya sekarang."

Tanpa menunggu persetujuannya, pria itu memagut bibir Jisoo, mencium bibirnya dengan lembut namun mendalam. Jisoo yang terkejut, lambat laun membalas, melingkarkan tangannya di leher pria itu. Ciuman itu terasa begitu nyata, begitu intens. Keduanya hanyut dalam momen intim tersebut hingga Jisoo akhirnya menghentikan ciumannya saat pria itu mulai menciumi lehernya.

"Gila! Gak mungkin!" teriak Jisoo keras-keras, memegangi kepalanya dengan gusar. Tubuhnya bergetar, bukan hanya karena ciuman itu, tetapi karena pria dalam visual tersebut.

Pria itu bukan siapa-siapa, melainkan papa musuh bebuyutannya, Lalisa. Dan yang lebih buruk lagi, visual-visual yang Jisoo dapatkan selama ini selalu menjadi kenyataan.

Jisoo bukanlah seorang indigo atau peramal. Visual-visual ini mulai menghantui hidupnya sejak dia masuk kuliah dua tahun lalu, tanpa penjelasan atau alasan.

Ting!

Pesan dari Lalisa muncul di layar ponselnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang