(01). Es Krim

67 11 13
                                    

Kalau kalian kira Anata adalah seorang karyawan, kalian salah total.

"Lemes ae, rek! Belum makan, Ta?"

Itu suara kepala Kitchen De Noesantara Restoran, namanya Mas Fandi, beliau ini asal Jawa Timur. Mas Fandi adalah pencetus pertama panggilan "Ta" pada Anata. Karena dulu waktu awal-awal, mas Fandi kerap menanyakan seperti "hurung mangan ta?" Dan "wes mari ta?" Pada Anata. Gadis itu tidak tau kalau itu hanya imbuhan khas daerah mas Fandi, jadi Anata setiap dengar kata "Ta" keluar dari mulut mas Fandi pasti reflek menoleh.

Dari semua member di Kitchen hanya Jojo saja yang memanggil Anata dengan sebutan "Na" karena mendengar Disma memanggilnya seperti itu. Dulu Anata skeptis karena menganggap Jojo SKSD sama dia. Selang 1 bulan malah pacaran.

"Bikin info sana," suruh Tegar sambil menyenggol lengan Anata.

Info = makan tapi untuk ramai-ramai.

Anata menggeleng cepat, "gak, ah! Gak berani."

"Lho, kok malah gak berani. Kenapa emang? Kita aja mau rasanya hancur masih dimakan. Bikin sana, nanti bibir lo pucet lagi, ih, lo emang mau Jojo khawatir?"

Mendengarnya membuat Anata mendadak bergidik merinding, "alay banget!"

"Dih, malah alay. Si Jojo gitu-gitu anaknya perhatian."

"Ya ... Tau, tapi apaan banget khawatir, lebay kata gue teh."

Tegar mendengus, "anak anti romantis, ya, gini, Mas."

"Laiyo, njaluk didulang jakne, Gar."

"Paling, Mas. Entar gua omongin ke Jojo."

Anata mengerutkan dahinya karena tak mengerti arti ucapan Mas Fandi. Sedangkan kedua orang itu asik tertawa berdua, membuat Anata curiga.

Gadis itu melanjutkan kegiatannya menata belanjaan dan prepare kondimen. Semua itu dikerjakannya sendiri dan menghabiskan waktu cukup lama kurang lebih 2 jam. Disaat yang bersamaan ketika ia sudah selesai dengan tugasnya, Disma yang masuk middle pun datang.

Yang artinya apa? Yang artinya Anata bisa mulai bersantai sambil menunggu order selagi Disma membuat coleslaw.

Sebagai anak magang, perilaku Anata tidak patut dicontoh ya, teman-teman.  Seharusnya anak magang yang baik itu tetap membantu temannya saat bekerja. Tapi memang dasarnya Anata anaknya dendaman, soalnya sebelumnya Disma juga suka gak bantuin kalau dia mengerjakan sesuatu jadi hal itu yang ia tanam di pikiran. Pekerjaan masing-masing jatuhnya kalau tidak dikerjakan di waktu yang sama.

"Ta, makan, nih! Dah gua buatin."

Anata dan Disma menoleh ke arah Tio yang memang daritadi tidak ada suara sama sekali. Rupanya sedang membuat bakso hasil dari treming daging yang didapatkan dari dapur produksi.

"Anjay, bakso!" seru Anata lalu meninggalkan Disma untuk mengambil semangkuk bakso.

Tio itu memang handal dalam membuat makanan hasil buangan dapur produksi. Bahkan untuk membuat batagor, siomay atau jajanan lainnya, lelaki itu hanya butuh waktu 3 jam. Padahal kalau di Sekolah, Disma dan Anata bisa menghabiskan 5 jam pelajaran hanya untuk membuat makanan mulai dari mentah sampai matang.

"Cobain dulu, udah mateng apa belum. Kasih tau gua kalo baksonya asin."

Sambil mengambil bakso, Anata pun bertanya dengan ekspresi bingungnya, "kalo asin bisa diperbaikin?"

"Ya kaga, besok-besok kalo buat garamnya biar dikurangin."

"Lo kebelet kawin ya, kak? Sampe udah wanti-wanti kalo makanannya bakal asin."

Sabotase Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang