Cuaca pagi ini sedikit mendung, rasanya Anata seperti didukung untuk menggalau sebab dari kemarin gadis itu masih dibuat gundah gulana karena story Jojo. Yang sampai pagi ini masih tetap di sana, semakin membuat Anata ingin menggila karena tidak mau terlihat mempermasalahkan hal itu.
Anata tidak mau terlihat peduli tapi di sisi lain Jojo malah semakin menyakinkan dirinya kalau obrolannya dengan Ruli Minggu lalu ada benarnya. Tapi Anata gengsi, apalagi beberapa hari lalu juga dia udah bilang sendiri ke Jojo kalau dia nggak masalah meskipun mereka berduaan sekalipun.
Cuma gak nyangka aja dipost di story.
"Gue aja gak pernah, tai," gumamnya.
Ujung sepatunya menendang kerikil yang hendak ia lewati, berusaha melampiaskan amarah yang semalaman ia pendam. Meskipun sambil misuh-misuh, Anata tetap menyapa pak Satpam yang berjaga ketika sedang absen. Dan lagi-lagi meskipun sambil mengomel dalam hati, Anata tetap tersenyum menyapa Winda dan Ningtyas yang sudah duduk manis di ruang staff.
Terlihat di area outdoor sudah ada member Kitchen juga, termasuk Jojo yang duduk di depan loker.
Anata menghela nafas dan membuka tasnya untuk mengeluarkan apron, sisir, parfum dan ikat rambut. Berusaha mengalihkan pikirannya sambil siap-siap sebelum masuk shift.
1 hal yang paling menjengkelkan dari dirinya adalah dia memang lemah dan payah. Maupun dia kesal sampai semalam dia hampir memecahkan ponselnya karena tak sengaja membantingnya ke kasur dan terpental ke lantai, dan meskipun tadi pagi dia membuat sarapan sambil banting-banting alat, ujung-ujungnya waktu lihat wajahnya Jojo, amarah Anata mendadak sedikit hilang.
Anata benci dengan sisi dirinya yang begitu cinta dengan Jojo. Sejak kapan dia bisa memaafkan seseorang tanpa menaruh dendam? Sejak kapan dia marah sama seseorang tapi langsung bisa memaafkan begitu dibelikan es krim? Nggak pernah, Anata itu bukan orang yang gampang dibujuk, tapi buat Jojo, Anata dibuat jatuh sejatuh jatuhnya.
"Udah dateng aja," sapa Jojo yang baru masuk lalu berdiri di belakang Anata, memperhatikan gadis itu yang sedang mengikat rambutnya.
Anata hanya merespon dengan menaikkan alisnya lalu kembali fokus, berusaha untuk mengabaikan presensi lelaki itu.
Jojo yang mendapat balasan seperti itu lantas mengubah ekspresinya bingung, namun tetap melempar pertanyaan lagi pada Anata, "mau request info nggak? Di produksi ada ayam. Enaknya dibuat apa, ya?"
"Terserah."
"Yaudah, pilih, deh. Mau ayam Malaysia, ayam ketumbar, atau ayam asam manis?"
"Ngikut yang lain aja."
Dahi Jojo mengerut tidak suka, dan Anata bisa melihat itu. Namun gadis itu pura-pura tidak tau dan menyemprotkan parfumnya. Berusaha nggak peduli sama Jojo yang matanya hampir kena semprotan.
Dan saat Anata hendak memakai apronnya dan mengikatnya, tiba-tiba Jojo mengambil alih tali itu dari tangannya dan mendekat ke telinga Anata, "kok tiba-tiba cuek, sih?" Bisiknya.
Mulut Anata diam, tapi jangan tanya bagaimana keadaan jantungnya saat ini. Matanya aja hanya bisa diam melihat pemandangan Jojo yang masih dengan posisi yang sama tapi kali ini menoleh ke arah dia. Dia harus ngapain kalo udah begini?
"Gak mau jawab?" Tanya Jojo lagi.
"Ngantuk."
Jojo memutar bola matanya lalu kembali menegakkan tubuhnya, "yakin?"
Anata mengangguk pelan, membuat lelaki itu menghela nafas lalu mengusap rambut Anata, "ngantuknya jelek, gak suka," ucapnya lalu berjalan keluar dari ruang staff.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabotase Rasa
FanficSetia pada satu perempuan kau tak pandai, menyabotase perasaan kau paling lihai. © goldenjun, 2024