"Namanya Joe?"
"Kok tau?"
"Aku ... Temen seangkatannya dulu."
"Wow, dunia sempit banget. Berarti kenal sama kak Jasmin juga?"
"Iya."
Genap 1 jam lamanya Haris menatap langit-langit Apartemennya sembari memikirkan percakapannya dengan Anata di mobil tadi. Dirinya cukup terkesan dengan takdirnya yang selalu tidak berpihak padanya. Dan lagi-lagi Jojo?
Sebenarnya dia sama Jojo ini punya latar belakang apa, sih, di kehidupan sebelumnya? Perasaan semua perempuan yang dia suka pasti akhirnya lebih milih Jojo daripada dia. Dan hari ini sialnya kejadian itu terulang lagi? Kali ini dia malah terpesona sama pacarnya Jojo.
"Banyak juga cewe lo, Joe."
•
Seperti janji mereka, Jasmin, Jojo, Ruli, Aji, Dimas, dan terakhir Tegar sepakat berangkat ke tempat billiard jam 8 malam. Namun meskipun begitu, nampaknya ada beberapa dari mereka yang miskomunikasi dan sedang menganut budaya telat.
Sudah jam 8 lewat 20 tetapi masih ada Jojo di tempat billiard. Kalo buat Aji sama Tegar, Jojo bisa maklum karena mereka masuk middle. Tapi sisanya masuk pagi, loh? Kendala apa coba yang buat mereka telat?
"Lah, baru lo doang, Jo, yang dateng?"
Jojo mengalihkan pandangannya dari ponsel, menyambut Jasmin yang baru datang dengan rambut yang sedikit lepek dan basah.
"Iya," Jojo memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah, "diluar hujan, Jas?"
"Menurut lo aja?"
Lelaki itu mendengus, "sejam abis buat nunggu doang, nih, bisa-bisa."
"Yaudah entar tinggal nambah lagi, sih."
"Lo, ya, yang bayarin?"
Jasmin sontak mendelik, "enak aja! Yang telat paling akhir, lah!"
"Boleh juga. Lo chat yang lain coba, kali aja langsung ngebut kesini, gabut banget, anjing, gua nungguin daritadi."
"Lagian, gue kirain pacar lo diajak."
Sebelah alis Jojo terangkat, "buat apaan?"
"Ya, biar gak gabut, nyet. Tapi emang si Anata tau kalo lo lagi main sama kita-kita?"
"Tau."
"Oh?" Jasmin menatap Jojo cukup terkesan, "dia gak minta ikut?"
"Gak, sih. Kemaren nanya doang mainnya sama siapa aja, terus yaudah. Cuek dia, mah."
Jasmin mengangguk-anggukkan kepalanya, "cemburu gak?"
"Ngapain harus cemburu?"
"Ya, dari sudut pandang gue sebagai cewek, aneh aja kalo si Anata gak cemburu. Kalo gue jadi dia, gue minta ikut, sih."
Mendengarnya pun Jojo jadi tersenyum remeh, "emangnya gue ngapain sampe dia harus cemburu? Gue cuma main doang di sini."
"Emangnya dia gak keberatan tau gue ada di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabotase Rasa
FanfictionSetia pada satu perempuan kau tak pandai, menyabotase perasaan kau paling lihai. © goldenjun, 2024