(13). Naluri Jantan

18 6 0
                                    

Dalam 17 tahun Anata hidup, ia tidak pernah memiliki hubungan dengan siapa pun. Walaupun orang-orang bilang, 'lo cakep gini gak punya pacar?' pun Anata tak pernah goyah. Jujur, Anata dulu sangat menikmati kesendiriannya, ia tenang walaupun hanya punya beberapa teman dan ibu. Walaupun memang sering merasa kesepian, tapi Anata tetap bahagia dengan itu, Anata menganggapnya sebagai anugrah karena menjauhkannya dari masalah.

Bahkan dulu menurutnya, pacaran itu adalah hal yang merepotkan. Melihat teman-temannya yang curhat tentang hubungannya saja sudah membuat Anata frustasi. Kalo masih suka membuat diri sendiri repot kenapa masih dijalani? Kenapa nggak putus aja? Betapa santainya dia berpikir seperti itu dulu.

Tapi sekarang sepertinya Anata paham kenapa teman-temannya itu berlomba-lomba mencari pasangan. Walaupun sedikit melelahkan tetapi mereka tidak menyerah untuk menemukan yang paling tepat untuk hati mereka.

Dan di sini lah Anata, yang tak pernah punya pengalaman dalam berhubungan tapi langsung didatangkan model lelaki seperti Jojo yang kayaknya dijadikan suami juga sudah cocok.

"Rambut kamu halus banget, padahal habis kena hujan," celetuk Jojo yang sedang mengikat rambutnya.

"Makanya suka kamu berantakin, ya?"

"Hehe, wangi soalnya," Jojo merapikan rambut Anata lalu kembali ke tempat duduknya, "kadang wanginya nempel ke tanganku, tapi cuma bentar."

"Suka nggak sama wanginya?"

Lelaki itu mengangguk, "banget."

Walaupun Jojo mengucapkannya dengan santai, tapi Anata rasanya mau jungkir balik karena baru kali ini dipuji wangi. Dia udah biasa sama pujian cantik, bahkan pujian itu sedikit membuatnya risih kalau orang-orang sering mengatakan itu padanya. Tapi kalau dipuji wangi? Aduh, mau tebar pesona aja dia rasanya.

"Boleh gak, sih, kita nikah sekarang?" Tanya Anata tiba-tiba.

Jojo yang sedang menyantap mienya sontak terkejut dan hampir tersedak. Untungnya hal itu tidak benar-benar terjadi, namun tetap saja Jojo seperti hampir mati karena pertanyaan Anata yang tiba-tiba itu, "boleh gak permisi dulu kalo nanya? Minimal aku nyiapin jantung dulu."

"Gabisa, kepikirannya tiba-tiba soalnya."

Setelah meneguk teh hangatnya, Jojo kembali bertanya, "emang mikirin apa tiba-tiba minta nikah?"

"Kadang kamu suami able soalnya."

Seakan mengalami gejala yang sama seperti Anata, Jojo pun mengangguk, "ayo ke KUA sekarang."

Si gadis yang mendengarnya jelas tergelak, karena ia baru saja melihat Jojo salah tingkah. Terlihat dari bibir lelaki itu yang berusaha menahan senyumannya, membuat Anata gemas ketika melihatnya.

"Paham, kan, maksudku tiba-tiba mikir ngajak nikah?" Tanya Anata.

"Haha! Iya juga," jawab Jojo baru menyadari apa yang dimaksud Anata.

Ternyata baper berlebihan bisa buat hormon 'pengen nikah' seseorang meningkat. Apalagi habis dipicu sama pujian, rasanya di otak langsung mikir mau pake adat apa buat tema nikahan.

"Tapi menurut kamu, aku udah cocok, ya, buat nikah?"

Anata mengangguk mantap, "cocok banget malah."

Ada cerita dibalik kenapa Anata bisa akhirnya memutuskan untuk pacaran dengan Jojo. Nggak semena-mena hanya karena Jojo ganteng terus dia suka, ya, meskipun memang sesederhana itu, tapi Anata juga jatuh hati sama sisi Jojo yang pekerja keras.

Mamanya pernah berpesan sama Anata, kalau dalam mencari pasangan itu yang paling penting tanggung jawab, kerja kerasnya, lalu wajahnya. Kalau 3 itu udah ada, terserah Anata deh mau diapain.

Sabotase Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang