(14). Making Cheesecake

7 5 0
                                    

"kamu mau masak apalagi?"

Anata yang sedang mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat kue pun menoleh ke belakang sekilas pada Mamanya, "mau buat cheesecake, Mama suka gak?"

"Mama gak suka manis."

Sesuai dugaan, Mamanya menjawab singkat dan melanjutkan aktifitas makannya. Sedangkan Anata pun kini beralih menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

Karena hari ini Restoran sedang meliburkan semua karyawannya terkait renovasi Kitchen dan juga perubahan tata letak yang membutuhkan ruang lebih, maka agar tidak menggangu kinerja para tukang dan juga karyawan Restoran itu sendiri, akhirnya mau tidak mau hari ini tidak ada aktivitas di Restoran.

Dan sebab itu pula hari ini Anata ingin menghabiskan waktunya untuk mengerjakan jurnal dan laporan magang miliknya sambil ditemani Jojo. Yup, Jojo juga ingin menghabiskan waktunya dengan Anata daripada dia nggak ngapa-ngapain di Kostnya.

Itulah asal muasal kenapa Anata membuat cheesecake hari ini, yang pasti karena request Jojo yang rindu dengan kue buatan bundanya dan meminta Anata untuk rebake mentang-mentang Anata pernah mention dia lebih suka berkecimpung di dunia perkue-an daripada hot Kitchen.

Bayangin habis request pas call tiba-tiba udah dateng aja bahan-bahannya sekitar 30 menit setelahnya.

"Kuenya mau kamu bawa ke Resto?" Tanya Mamanya setelah mereka saling diam cukup lama.

"Nggak, aku libur hari ini."

"Ohh, terus kamu mau makan 1 loyang itu sendirian?" Mamanya menunjuk loyang yang ada di samping Anata menggunakan sendok yang ia pegang.

"Gak, dong. Nanti kak Jojo mau dateng, aku suruh buat bawa sisanya ke Kost dia."

"Bilang, dong."

Anata tersenyum tipis lalu membatin, "emangnya ngasih tau kemana perginya sisa kue tuh penting, ya? Sampe harus bilang."

Kalau lagi berduaan sama Mamanya dan mengobrol seperti ini, Anata kadang paham kenapa mereka lebih suka diam dan berdiam diri di kamar masing-masing. Karena kalau ngobrol ya gini jadinya, Mama dengan ekspresi datar dan pertanyaannya yang kadang kurang jelas, sedangkan Anata tipe yang .... Memang nggak suka ngobrol dengan Mamanya. Mungkin kalau sekilas masih dia tanggapi, tapi kadang jawaban singkat dan pertanyaan basa-basi jadi jalan ninja Anata untuk survive saat berduaan dengan Mamanya.

Entahlah, sejak lulus SMP, hubungan keduanya bisa dibilang merenggang. Anata sudah berubah karena melewati masa puber yang memporak-porandakan moodnya sehingga kadang dia bisa jadi emosional bahkan pendiam dalam 1 waktu. Sedangkan Mamanya yang tak mau berurusan panjang dengannya jelas lebih memilih untuk jaga jarak sehingga bonding dari mereka berdua kurang cukup.

Awalnya memang aneh, tapi Anata tidak ambil pusing, dia kebanyakan bersosialisasi di luar jadi ia memang tak butuh banyak omong ketika sampai Rumah. Hanya untuk tempat beristirahat sebelum kembali digempur dengan berbagai masalah pekerjaan.

"Mama berangkat dulu, deh," Setelah mencuci piring dan sendok bekasnya makan, sang Mama menepuk pundak Anata, "bikinnya yang enak, biar Jojo makin kepincut."

Pesan dari Mamanya jelas membuat Anata spontan terkekeh, "apa sih, Ma?" Tanyanya tidak habis pikir.

"Yang satunya hot Kitchen, satunya lagi cold Kitchen. Nanti kalo udah nikah bikin cafe."

Makin keras lagi tawa Anata mendengarnya, "duh, berat, nih, ekspektasinya."

"Aminin dulu, lah."

"Aamiin."

Sabotase Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang