Happy reading
***
"Paman, beri aku udang, cumi, dan ikannya, masing-masing satu kilo ya," ini kedua kalinya dia ke kios ini, dan menurutnya, kios ini adalah yg paling baik di banding kios-kios penjual ikan lainnya. Semua ikannya fresh dan harganya pun sedikit lebih murah daripada yg lain.
Paman penjual tersebut langsung memproses pesanannya dengan cepat.
"Paman, aku akan memilih cuminya sendiri." Xiao Zhan mengajukan diri, dan pedagang itu tidak terlihat keberatan. Xiao Zhan memilih cumi yg lebih gendut, menekan bagian tengahnya untuk merasakan jika di dalamnya ada telur cumi ato tidak. Setelah puas memilih ia pun memberikannya pada paman tersebut untuk di timbang.
"Paman, beri aku diskon. Dan aku akan berlangganan padamu mulai dari sekarang." Mulut manisnya cukup lihai untuk membujuk. Paman penjual ikan pun dibuat terkekeh oleh ucapannya.
"Anak muda, dari penampilanmu kau seperti seorang tuan muda yg kaku yg baru pertama kali memasuki tempat seperti ini. Tapi dari gaya bicaramu, kau sepertinya sudah terbiasa sekali melakukannya. Kau bahkan tidak segan untuk menawar."
"Paman terlalu berlebihan memujiku. Aku bukanlah seorang tuan muda. Dulu aku sering menemani ibuku pergi ke pasar, jadi aku banyak belajar darinya cara untuk menawar. Ibuku bilang, tawar menawar itu perlu agar kita bisa mencapai sebuah kesepakatan. Tapi menawarnya juga tidak boleh keterlaluan. Ada harga ada kualitas. Dan karena ikan dagangan paman ini kualitasnya bagus, makanya aku menawarnya dengan masuk akal."
"Baiklah, karena mulutmu cukup beracun, maka aku akan memberimu diskon. Dan aku akan memberimu ini, ini gratis. Aku memberikannya karena wajahmu yg sangat manis."
"Terima kasih, paman. Paman juga sangat tampan. Andai aku belum bersuami aku pasti akan menjadikan paman sebagai tipe idealku." Ia membalasnya dengan candaan pula.
"Dasar!" Penjual ikan itu tidak tahan untuk tidak menertawainya.
Xiao Zhan sudah mendapatkan ikannya. Setelah membayar ia menenteng semuanya dan menbawanya pergi menuju tempat pedagang daging. Ia membeli satu kilo daging dengan sedikit lemak dan satu kilo tulang rusuk sapi. Setelah itu ia pergi ke tempat penjual ayam dan sayur-sayuran. Membeli satu ekor ayam utuh untuk ia masak nanti. Suaminya itu doyan sekali makan, jadi ia tidak khawatir jika ada belanjaan yg akan di beli dengan percuma.
Makannya banyak, tapi dia tidak gendut. Mungkin makanannnya kabur ke otot, bukan ke perut.
Xiao Zhan tidak tahan untuk mengomentarinya saat membayangkan wajah pria itu.
Xiao Zhan hampir selesai dengan belanjaannya, kali ini ia tinggal pergi ke tempat sayur untuk membeli beberapa sayur dan pembumbuan. Namun kali ini ia tidak sengaja menangkap adegan pencopetan yg tengah di lakukan oleh seorang remaja pada seorang wanita paruh baya.
"Apa yg kau lakukan?! Kembalikan itu!" Ia menangkap lengan tangan anak itu yg kini masih memegangi dompet korbannya.
"Lepas! Ini milikku!"
"Bukan! Ini milik bibi itu! Bibi, periksa tasmu!" Ia meminta seorang bibi yg berdiri tidak jauh darinya untuk memeriksa tas yg di gendongnya.
"Ini milikku. Jangan mencoba untuk memfitnahku!" Remaja itu tampaknya berumur sekitar 15 ato 16 tahun, tapi ia memiliki tubuh yg lebih tinggi dari Xiao Zhan. Wajahnya garang dengan tindik yg menghiasi daun telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (End In Pdf.)
FanfictionWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...