Happy reading
***
Kring! Kring! Kring!
"Selamat pagi, semua~..."
"Selamat pagi juga, nyonya Jen. Sudah selesai berbelanjanya?"
Xiao Zhan menganggukkan kepalanya dengan senyum ceria sebelum kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam keranjang sepedanya.
"Ini untuk kalian. Semangat menjalani tugasnya ya..." pemuda itu memberikan kantong coklat berisi panekuk isi daging yg masih sangat hangat pada mereka.
"Terima kasih, nyonya Jen. Seharusnya Anda tidak perlu repot-repot memberi in-"
"Kalo begitu, aku tidak jadi memberikannya." Xiao Zhan menarik kembali kantong tersebut, namun tangan pria itu sudah lebih dulu memeganginya dengan erat.
"Tidak baik mengambil kembali barang yg sudah di beri." Pria itu agak sedikit malu saat mengatakannya, tapi demi apa yg sudah ada di depan mata, ia pun tidak ingin untuk kehilangannya.
"Makanya tidak perlu untuk basa-basi. Terima saja yg diberikan oleh orang lain. Asalkan itu bukan suap maka perut kalian tidak akan buncit."
"Mn. Terima kasih, nyonya Jen." Pria itu membuka portal, dimana Xiao Zhan langsung mengayuh sepedanya untuk memasuki area komplek. Petugas yg berjaga pun memandang kepergian pemuda itu dengan penuh suka cita.
Beruntung sekali sang Jenderal memiliki pasangan seperti dia. Selain masih muda dan cantik, dia juga sangat ramah dan baik.
Mereka sangat merasa iri dengan sang Jenderal.
Ini adalah kebiasaan baru Xiao Zhan setelah berhasil mendapatkan sepeda itu. Pemuda itu tidak perlu lagi mengganggu tidur sang Jenderal hanya untuk pergi berbelanja ke pasar. Ia menggunakan benda tersebut sesuai dengan niat awalnya. Meski agak melelahkan, tapi itu tidak masalah, karena ia bisa menghemat uang bensin, dan sekaligus membakar lemak dengan mengayuh sepeda ke pasar.
"Pagi, jenderal..." sapanya saat melihat penampakan pria itu yg berdiri di halaman.
"Pagi." Wang Yibo berjalan menghampiri dan mengambil alih sepeda tersebut, ia menuntunnya masuk ke dalam halaman, memarkirkannya dengan rapi dan mengeluarkan semua belanjaan sang istri dari keranjang untuk ia bawa ke dapur.
"Huhh... ini agak melelahkan." Ujarnya, kemudian meraih remot pendingin ruangan untuk menyalakannya sebelum akhirnya mendudukkan dirinya di atas sofa.
Wang Yibo membuka kulkas, mengambil air dan menuangkannya ke dalam gelas sebelum kemudian memberikannya kepada Xiao Zhan untuk di minum sebelum akhirnya ia duduk di samping pemuda itu.
"Terima kasih. Ini sungguh menyegarkan." Xiao Zhan segera menghabiskan air dalam gelas tersebut dengan cepat.
Wang Yibo mengambil remot TV kemudian menyalakannya. Tayangan berita pagi pun langsung menyambutnya saat layar tersebut hidup. Xiao Zhan menontonnya tanpa minat, ia jelas tidak tertarik dengan berita perihal politik seperti yg sedang di tayangkan kali ini. Pemuda itu lebih antusias jika beritanya sedang menayangkan harga-harga bahan pokok yg sedang turun.
Kebiasaan emak-emak ya gini...
"Apakah keluargamu tidak lagi mencoba menghubungimu lagi?" Tiba-tiba Wang Yibo bertanya seperti itu kepadanya. Xiao Zhan menoleh kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Setelah ia mengikuti saran pria itu untuk memblokir nomor Mo Xuanyu, orang itu tidak pernah lagi mencoba menghubunginya dengan nomor lain. Xiao Zhan bersyukur karena ia tidak lagi harus di ganggu oleh salah satu dari anggota keluarga itu. Xiao Zhan memang sudah membulatkan tekad saat ia memutuskan keluar dari rumah itu, ia tidak ingin berhubungan lagi dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife. (End In Pdf.)
FanfictionWang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga. akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. m...