Kazuya Shota

883 71 4
                                    

Hari ini aku post lebih panjang dari biasanya, sekalian habis ini kan mau lebaran. Jadi mungkin posting chapter selanjutnya akan agak lama. Maaf yaa... (Author juga mudik soalnya. Hehehe...) Yah, moga aja gak lama bangets... ^^

Oh ya, Author mau mohon maaf lahir batin ya buat semuanya... (Duluan. Gak apa-apalah. Haha...) Meski kita tak dapat bertegur sapa secara langsung, tapi keberadaan kalian seperti benar-benar nyata... wkwkw ^_^

***

Di dalam ruang tamu, Hana dan neneknya sedang bercakap-cakap sebelum membuka kotak kayu tersebut.

"Sebelumnya maafkan nenek ya, Hana. Seharusnya nenek tidak boleh kaget sampai seperti itu. Tapi nenek percaya dengan adanya vampir. Karena anak nenek sendiri pernah memiliki teman seorang vampir," Nenek berhenti sejenak sebelum melanjutkan perkataannya lagi, ia menatap cucunya lekat-lekat. "Oh ya, kalau nenek boleh tahu... apa benar kau seorang vampir, Hana?" Hana terkejut, ia pikir neneknya mengetahui sesuatu kenapa dia menjadi seorang vampir. Mungkinkah nenek Hana tidak mengetahui siapa orang tuanya juga? .

"Ah, tidak apa-apa, nek. Sebenarnya aku juga baru tahu kemarin. Itupun tidak sengaja. Kalau begitu, apa nenek tahu siapa sebenarnya orang tuaku? Mungkin saja mereka seorang vampir. Makanya aku bisa berubah seperti mereka."

"Begitu ya, sebenarnya nenek juga kurang tahu. Tapi menurut nenek, orang tuamu benar-benar seorang manusia. Kalaupun kau adalah anak vampir, seharusnya kau sudah mengalami keanehan sejak kecil. Tapi nenek benar-benar tidak tahu kenapa kau bisa berubah seperti itu. Kalau kau tidak percaya, barang yang mereka tinggalkan, nenek simpan di kotak ini. Menurutku ini semua adalah barang milik manusia. Kuharap kau mengerti, Hana"

Tanpa banyak basa-basi lagi nenek segera membuka kotak tersebut. Ia memutar kunci dan terbukalah kotak kayu itu. Tampak didalamnya berisi sebuah pakaian bayi dan beberapa perhiasan emas seperti gelang, anting-anting dan cincin. Rinciannya, terdapat 2 kalung emas, 2 gelang dan 1 cincin emas. Kalung teesebut salah satunya berantai emas dan pada bandulnya bersimbol perisai, sedangkan yang satunya adalah liontin emas yang bandulnya terdiri dari 2 huruf, L&M. Benda-benda tersebut membuat Hana terkejut dan heran. Tak seperti yang diharapkannya karena tak ada sepucuk surat atau kertas apapun yang tertinggal di sana. Tangannya terus mengorek-orek isi kotak tersebut. Tapi tak ada barang yang diharapkannya.

"Apa yang bisa kudapatkan dari ini semua?" Hana mengerutkan keningnya.

"Aku masih tidak mengerti ini semua, nek," ucap Hana kemudian.

"Semua perhiasan ini adalah milik ibumu dan baju ini adalah bajumu saat kau pertama kali datang ke rumah ini. Jangan membenci orang tuamu, Hana. Dengarkan dulu cerita nenek. Kau mau, kan?" Nenek memegang tangan Hana dan merangkulnya. Membiarkan Hana bersandar di pundak kanannya lalu mengelus rambutnya pelan.

"Jadi begini ceritanya. 15 tahun lalu di malam yang sangat dingin. Hujan deras turun mengguyur desa kecil ini..." Mata nenek menerawang ke atas. Mengingat-ingat masa lalunya saat bertemu pertama kali dengan cucu angkatnya bernama Hana.

***

(Flashback)

Saat itu hujan turun deras sekali. Tentunya semua pintu dan jendela sudah ditutup agar tidak membasahi rumah. Nenek pun menyalakan TV untuk menghilangkan kesunyian di rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara seseorang menggedor jendela keras sekali. Nenek menghampiri tiap-tiap jendela. Akhirnya ia menemukan jendela dengan suara terkeras. Ia membukanya dan terkejut saat melihat ada seorang wanita menggendong bayi tengah diguyur hujan deras seperti itu. Nenek pun mengajaknya untuk berteduh di rumahnya. Tapi wanita tersebut menolak, ia hanya meminta nenek itu untuk menyelamatkan bayinya saja.

DARAHKU: UNTOLD BLOOD (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang