15.Abi Zafif dan instingnya

10 5 0
                                    

Zain duduk di kemudi, dia bersama umminya akan kembali ke rumah sakit pagi ini, untuk menjemput Gita, katannya sudah di perbolehkan pulang hari ini.

"Zain, masih belum ada calon?atau perlu ummi Carikan untuk kamu nak?"Tannya ummi membuka percakapan di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang.

"belum ada ummi, tapi tidak perlu di Carikan, karna sepertinya Zain sudah menemukan nya"Ucap Zain sembari menatap lurus kejalanan yang mulai ramai.

"wah siapa nak?bisakah ummi berkenanlan dengannya?" tannya ummi marwa.

"tidak dulu ummi, karna belum pasti, Zain juga tidak mau ummi terlalu berharap, karna sepertinya kita berbeda keyakinan ummi" Ummi Marwa yang mendengar itu membelalakkan matanya, apa? berbeda keyakinan?

Sungguh, tembok nya terlalu tinggi, apa mungkin Zain bisa melewati nya? Tidak mungkin jika Zain yang keluar Gadis itu yang harus masuk kedalam agama kita.

"Astaghfirullah halladzim, Zain beneran? ummi tidak masalah jika calon menantu ummi belum berhijab karna itu masih bisa di bimbing, tapi jika beda keyakinan mau bagaimana nak? Dan inggat, sebaik-baik nya agama adalah Agama Islam! jangan sampai Hannya karna cinta kamu berani berani meninggalkan agamamu! demi Allah ummi tidak akan Ridho nak! tapi jika kamu bisa membawanya ke agama kita, ummi sanggat bangga padamu, kita bimbing bersama dia sampai benar benar Istiqomah ya nak, tapi jika dia tidak mau jangan di paksa!" ucap ummi marwa panjang lebar, Zain mengangguk mengerti, ia juga sudah memikirkan nya.

"jangan ambil dia dari Tuhannya dengan paksaan, biarkan dia dengan suka rela masuk, ya tuhan itu Hannya Satuu yaitu Allah SWT! Tapi hargailah kepercayaan mereka!" Zain kembali mengangguk, hingga tak terasa mereka sudah sampai di Rumah sakit.

"bicarakan hal ini dengan Abi ya nak, siapa tau Abi punya solusi lebih baik" Zain kembali mengangguk.

"baik ummi"

✨✨✨

Aqila duduk termenung di atas kasurnya, hariannya ini menjadi hari bahagia bagi Aqila karna mami dan papinnya kembali, tapi mengapa dirinya merasa sedih dan resah?

"ya tuhan, gue kenapa si? rasannya resah banget!" ucap Aqila dalam hati, sembari memegang dadanya.

Hingga ketukan pintu mengejutkan dirinya, "Aqila ayo berangkat, kita jalan jalan!" panggil Mami Aqila Mami Rosa.

"iya mii!!" Aqila berjalan keluar kamar dengan perasaan yang masih resah, entahlah rasannya tidak enak saja.

Setelah sampai di ruang keluarga Aqila melihat ada Mami dan Papinnya yang sudah siap dengan segala persiapan mereka untuk berlibur.

Karna tidak memiliki banyak waktu, mereka memutuskan untuk berlibur di Bali selama 2 hari, karna Aqila Hannya di izinkan libur 2hari oleh dosennya.

ketigannya sudah berada di mobil untuk menuju ke bandara, mereka akan terbang ke Bali menggunakan pesawat pribadi.

"Aqila kenapa murung? tidak mau ke Bali?"Tannya mami Rosa pada Aqila, Aqila meggeleng , gadis itu Hannya merasa entahlah.

"tidak, Aku cuma capek aja kok mi" mami Rosa mengangguk mengerti, kemudian setelah nya ketigannya masuk ke dalam pesawat .

Disisi lain, Zain kini sudah berada di rumah sakit, ia bersama abinnya tengah duduk menunggu, suami dari Gita untuk mengurus semuanya dan setelah nya mereka akan pulang.

"ada yang ingin kau katakan nak?" tannya Abi Zafif, Zain yang melamun lantas terbelalak terkejut.

"apa? eh tidak ada bi" Jawab Zain, Sedangkan Abi Zafif tersenyum mengangguk.

"Ngomong aja kalo emang ada apa apa nak, Abi tau kamu lagi suka sama seorang gadis bukan?" Zain yang mendengar ucapan abinnya itu tampak terkejut.

"bagaimana Abi tau?" Abi Zafif tersenyum,bahkan sampai terkekeh ringan

"tidak, Abi Hannya menerka, dan ternyata feeling Abi benar, sebaiknya kamu ambil niat baiknya, katakan padannya, khitbah dia pada orang tuannya, jangan menunggu terlalu lama, takut akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, langsungkan niat baik kamu secepatnya nak" Zain mengangguk, lalu menghembuskan nafasnya berat.

"Zain juga ingin seperti itu Abi, tapi temboknya terlalu tinggi!"

"apa yang terlalu tinggi nak?" Zain kembali menghembuskan nafas berat, rasannya susah sekali jika mengatakan hal ini.

"dia berbeda keyakinan dengan kita Abi" Ucap Zain membuat Abi Zafif tersenyum, mengusap pundak putranya itu.

"tidak ada yang tidak mungkin, berdoa pada Allah, tanyakan pada Allah SWT, apa yang harus kamu lakukan, dan jika bener kau menyukai nya, doakan dia, minta agar Allah segera memberikan gadis yang kau sukai itu hidayah dan mukjizat NYA, jangan pernah memaksakan kehendak yang kuasa nak, terus berusaha dan berikhtiar, jangan putus doa, yakin dengan keputusanNYA, Allah SWT pasti sudah menyiapkan yang terbaik untukmu!" Setelah mengatakan itu Abi Zafif langsung membawa putranya itu kedalam pelukannya.

"jika dia memang untukmu, pasti ada jalan untuk kalian bersatu, tapi jika dia bukan untukmu, berarti dia tidak baik buatmu"

"Abi, Zain akan terus berdoa, dan semalam Zain melakukan solat istikharah, dan Allah menyampaikan jawabannya melalui mimpi, di mimpi itu aku sedang mengkhitbah seorang gadis, wajahnnya remang remang Abi, tapi Zain yakin dia adalah gadis yang Zain sukai" Abi Zafif kembali tersenyum, kali ini senyumannya terlihat sangat tulus dan manis.

"Serahkan semua pada yang di atas" Zain mengangguk, ia suka jika berbicara dengan abinya, karna pria itu pasti akan memberikan solusi yang baik dan tidak gegabah dalam memberi nasehat dan solusi.

Hai!!!

Aku kembali!!!!

Selamat membaca♥️♥️

Janga lupa votemen ya🌝💃🏻


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mereka Gus?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang